Oleh: Surachman
(Kordinator Media Center Pembangunan Kabupaten Muna Barat)
Dalam lintasan sejarah, peran pers selalu memainkan peranan penting bagi perkembangan bangsa ini. Sejak zaman sebelum kemerdekaan, pers telah mengambil peran mengawal perjuangan kemerdekaan bangsa, proklamasi kemerdekaan bahkan sampai saat ini dalam mengisi kemerdekaan. Tak ada momen penting bangsa ini yang luput dari liputan pers.
Zaman sebelum kemerdekaan, kita mungkin pernah mendengar pada 25 Januari 1855, di Surakarta terbit surat kabar pertama dalam bahasa Jawa krama inggil, bernama Bromartani. Surat kabar berbahasa Melayu terbit pertama kali pada 1856 bernama Selompret Melajoe yang diterbitkan oleh E Fuhri.
Kemudian pada 1885 terbitlah surat kabar Retno Dhoemillah yang dipimpin oleh dr Wahidin Soedirohusodo. Sejak saat itu, Pers telah digunakan para pendiri bangsa sebagai alat perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Sampai pada akhirnya Adam Malik, Soemanang, AM Sipahoetar, dan Pandoe Kartawagoena mendirikan kantor berita Antara pada 13 Desember 1937 sebagai cikal bakal surat kabar nasional yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
Selain surat kabar, juga berdiri Radio Republik Indonesia (RRI) yang didirikan oleh delapan orang bekas penyiar radio yang sebelumnya pernah bekerja di radio pada masa penjajahan Jepang. Kedelapan orang tersebut mengadakan pertemuan bersama pemerintah RI di Jakarta pada tanggal 11 September 1945, dan hasil pertemuan tersebut menyepakati berdirinya RRI dengan Abdulrahman Saleh sebagai ketua pertamanya.
Sejarah pula banyak mencatat bahwa insan pers dari masa ke masa senantiasa memainkan peran penting dalam lintasan sejarah bangsa ini. Kita pernah mendengar tokoh sekelas Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Tan Malaka, Tjipto Mangunkusomo, Tirto Adhi Soerjo, Buya Hamka yang merupakan aktivis kemerdekaan yang juga berprofesi sebagai jurnalis.
Mereka menulis sambil melakukan perlawanan demi kemerdekaan. Bahkan karena tulisan-tulisan mereka, pihak Belanda memenjarakan meraka dalam kurun waktu yang cukup lama.
Masih banyak insan-insan pers lainnya yang tak cukup untuk kita tuliskan karena begitu besarannya kontribusi mereka bagi bangsa ini.
Pers bagi pemerintah sesungguhnya adalah “cermin diri” bagi langkah dan gerak pelaksanaan fungsi kemasyarakatan, fungsi pemerintahan, dan fungsi pembangunan. Sejatinya pers adalah mitra yang menggerakan kesadaran intelektualitas bagi fungsi individu maupun kolektif di tengah-tengah kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara.
Pers sewaktu-waktu dapat hadir sebagai mitra sejajar pemerintah yang dapat menjadi media informasi keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kemasyarakatan, namun di sisi lain juga dapat menjadi “watch dog” atas kekurangtepatan dalam pelaksanaan tanggung jawab bernegara.
Oleh karena itu pers seyogyanya didekati dengan mengedepankan dialektika, proses intelektual, dan semangat pembaharu sehingga pers dapat menjadi mitra stategis dalam membangun daerah termasuk masyarakatnya.
Dengan demikian masyarakat akan menjadikan pers sebagai alat untuk melihat, mengukur bahkan menilai kinerja pemerintah. Namun disisi yang lain pemerintah juga akan menjadikan pers sebagai alat bantu untuk menyerap, menilai aspirasi dan kehendak masyarakat. Pada titik ini pers akan bertindak sebagai fasilitator bahkan katalisator yang akan mempertemukan kepentingan pemerintah dan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan aspek aspek yang menjadi kebutuhan publik dan yang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memenuhinya.
Dalam konteks Muna Barat saat ini, peran pers tak dapat dinafikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pers lah yang memiliki kontribusi signifikan dalam sejarah pembangunan Muna Barat. Capaian Muna Barat dari waktu ke waktu senantiasa diamati secara seksama oleh para “pemburu” berita. Karena laporan atau berita berita mereka lah, prestasi Bupati Muna Barat La Ode M. Rajiun Tumada dalam membangun Muna Barat dapat diketahui oleh khalayak di seantero negeri ini bahkan masyarakat internasional sekalipun.
Tak heran misalnya media berita sekelas Kata Data menyematkan Muna Barat sebagai daerah dengan pengelolaan APBD terbaik, atau misalnya media Kendari Pos yang menganugerahkan gelar Sang Perintis Pembangunan Muna Barat bagi Bupati Muna Barat La Ode M. Rajiun Tumada atau yang terbaru media Sekilas Indonesia yang juga memberikan penghargaan kepada La Ode M. Rajiun Tumada sebagai Tokoh Percepatan Pembangunan Muna Barat.
Tentunya masih banyak prestasi lainnya yang telah dicuplik oleh beberapa media berita yang ada. Semua ini tak terlepas dari adanya hubungan yang baik antara pers dan Pemerintah Daerah Muna Barat.
Kisah keberhasilan Bupati Muna Barat La Ode M. Rajiun Tumada dalam membangun Muna Barat dapat diketahui oleh khalayak juga berkat jasa pers yang secara konsisten memberitakan capaian kinerja pemerintah dari waktu ke waktu sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Kegigihan insan pers dalam meliput dan menyajikan berita yang akurat, tajam dan terpercaya patut diapresiasi sehingga pers dapat menjadi alat kontrol bagi pelaksanaan pembangunan. Sebagai mitra strategis maka kehadiran pers dalam setiap aktivitas pemerintah daerah akan memberikan nilai tambah positif khususnya yang berkaitan dengan terlaksananya tanggung jawab pemerintah dalam hal keterbukaan informasi publik sesuai amanah UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Hak atas informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik, penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.
Menyadari peran pers dalam konteks pembangunan daerah maka Pemerintah Muna Barat tetap menjadikan pers sebagai mitra strategis guna percepatan pembangunan daerah khususnya di Kabupaten Muna Barat. Apalagi Bupati Muna Barat sangat dekat dengan insan pers, beliau dalam setiap kesempatan selalu menyempatkan diri untuk menyalami atau melayani setiap pertanyaan insan pers.
Bagi beliau Pers tak hanya menjadi “cermin diri” bagi Pemerintah namun juga berperan sebagai Jembatan yang menghubungkan antara keinginan masyarakat dan kehendak pemerintah. Dalam posisinya sebagai Jembatan maka harapannya pers dapat berdiri ditengah tengah secara proporsional sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat dapat sampai pada pemerintah secara cepat dan tepat serta valid.
Disisi lain juga pemerintah berharap pers dapat secara objektif memberitakan capaian positif pemerintah daerah sehingga masyarakat dapat memahami bahwa pemerintah tak pernah sedikit pun lalai dalam menjalankan tugas tanggung jawabnya memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat Muna Barat.
Namun juga disadari ada fakta lain bahwa kadang kala hubungan strategis antara dua pihak biasanya mengalami panas-dingin ataupun pasang surut akan tetapi sekalipun demikian semangat kekeluargaan harus tetap terjaga demi Muna Barat tercinta.
Sebagaimana firman Allah SWT bahwa “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan kerugian yang nyata kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran,” (QS Al-Ashr 1-3).
Pada akhirnya kami mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional 09 Februari 2020 kepada segenap insan pers di Kabupaten Muna Barat dan di seluruh Indonesia. Semoga kemitraan antara pers Muna Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat tetap terjalin demi kemaslahatan masyarakat dan Kabupaten Muna Barat yang kita cintai bersama. Jayalah Selalu. (**)