panjikendari.com – Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama.
Masalah stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.
Seorang anak menderita stunting pada umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Melihat pentingnya penanganan dan pencegahan stunting, pemerintah Desa Labaha, Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), menaruh perhatian serius terhadap masalah ini.
Dengan memanfaatkan dana desa, Pemdes Labaha menyelenggarakan kegiatan pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) terhadap kader Posyandu dalam pencegahan stunting.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu 21 hingga 22 September 2019 itu berlangsung di Kantor Desa Labaha, dibuka oleh Camat Watopute Ali Fakara Hara.
Hadir sebagai pemateri dari Seksi Gizi dan Kesjaor Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara, Hj Santi Suwardi S.GZ., RD. Pelatihan tersebut diikuti oleh seluruh kader Posyandu di Desa Labaha.
Camat Watopute, Ali Fakara Hara saat membuka kegiatan, mengapresiasi Pemdes Labaha yang telah menginisiasi pelaksanaan pelatihan peningkatan SDM kader Posyandu dalam rangka pencegahan stunting.
Menurutnya, kegiatan pencegahan stunting di tingkat desa sesungguhnya merupakan sesuatu yang wajib.
Hal itu kata dia telah diperintahkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 61/PMK.07/2019 tentang Pedoman Penggunaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pencegahan Stunting Terintegrasi.
Oleh karena itu, Ali Fakara berharap, kegiatan yang berkaitan pencegahan stunting dapat dilakukan secara berkesinambungan, tidak berhenti sampai pada pelatihan saja.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan berupaya mendorong desa-desa lain di wilayah pemerintahannya untuk tergerak melakukan kegiatan serupa.
“Memang outcome-nya kita tidak rasakan secara langsung saat ini tapi akan berdampak pada terwujudnya generasi yang sehat di masa yang akan datang,” terangnya.
Senada dengan Camat Watopute, pemateri dari Dinkes Sultra, Hj Santi Suwardi, di sela-sela pelatihan, juga mengapresiasi pemerintah Desa Labaha yang telah mengolkasikan sebagian dana desa untuk kegiatan pencegahan stunting.
Sepengetahuannya, baru Desa Labaha yang menganggarkan untuk kegiatan pencegahan stunting melalui dana desa. “Kita berharap desa-desa lain bisa melakukan kegiatan seperti ini,” harapnya.
Santi menyampaikan, stunting ini sudah menjadi masalah dunia, bahkan Indonesia berada di urutan kelima. Anak stunting tidak dapat lagi diobati untuk kembali normal. Stunting hanya bisa dicegah secara dini.
Ia menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan asupan gizi kronis atau sudah lama terjadi, yakni, sejak masih dalam kandungan.
Santi menyebutkan, ada tiga ciri stunting, yaitu, badannya pendek tidak sama dengan anak seumurannya, perkembangan otaknya terganggu, dan terjadi gangguan metabolisme tubuh.
“Biasanya, anak stunting berpotensi terkena penyakit diabetes, jantung, bahkan penyakit ginjal. Itu dirasakan mulai umur dua tahun, sampai dewasa. Jadi, dia berobat terus,” katanya.
Olehnya itu, pesan Santi, stunting harus dicegah sejak dini, terutama sejak masa kehamilan untuk perkembangan otaknya, dengan cara pemenuhan asupan gizi yang baik melalui ibunya.
“Sebab, 80 persen pencegahan stunting sebaiknya dilakukan pada masa kehamilan untuk kecerdasan otak, 20 persen dilakukan setelah lahir dengan pemberian IMD (Inisiasi Menyusui Dini), ASI eksklusif 0-6 bulan, dan diberikan makanan tambahan ketika umur 6 sampai 24 bulan,” terangnya.
Oleh karena itu, Santi menganggap, pelatihan seperti ini sangat penting bagi kader-kader Posyandu. “Sebab, merekalah yang menjadi tulang punggung, yang berhadapan dengan ibu-ibu hamil.”
“Termasuk bagaimana membangun kesadaran masyarakat terutama ibu-ibu hamil agar disiplin datang ke Posyandu,” tutupnya.
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Desa Labaha, Zulkarnain Imran, mengakui bahwa pelaksanaan pelatihan tersebut didanai melalui pos dana desa atas usulan pihak Puskesmas Kelurahan Wali Kecamatan Watopute.
Bahkan bukan saja untuk pencegahan namun termasuk untuk kegiatan penanganan stunting. Hal itu sejalan dengan visi misi Bupati Muna dalam membangun manusia yang cerdas dan sehat. (jie)