panjikendari.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari tahun 2019 mengembangkan teknologi budidaya aquaponik vertikultur berbasis pupuk organik cair ramah lingkungan.
Pengembangan teknologi untuk pengelolaan lingkungan dan budidaya pertanian lahan sempit ini dilakukan di kawasan kampus Pascasarjana UHO Kendari, tepatnya di Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Koordinator Kelurahan Mahasiswa KKN Tematik, Jefi Saputra, menjelaskan, teknik aquaponik vertikultur menggabungkan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Teknik ini memanfaatkan kotoran ikan yang dialirkan ke pipa paralon sebagai media tanam menggunakan pompa.
Namun sebelumnya, kata Jefi, air kolam tempat pemeliharaan ikan telah dicampur dengan pupuk organik gaksi. Selain akan menjadi nutrisi tanaman bersama kotoran ikan, pupuk gaksi juga berperan merangsang perkembangan organisme sebagai nutrisi ikan.
Air yang dipompa dari kolam ikan terlebih dahulu melewati wadah penyaring untuk menjernihkan, lalu mengalir melalui 12 batang pipa paralon media tanam yang digunakan.
Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman seledri, sawi, dan pakcoy (sawi sendok). “Bisa juga sebenarnya pakai tanaman kangkung atau tomat. Tapi kami di sini pakai seledri, sawi, dan pakcoy.”
“Untuk budidaya ikan, kami gunakan ikan nila. Jumlahnya ada 300 ekor dengan ukuran kolam 1 x 4 meter,” terang Jefi, saat ditemui di kampus Pascasarjana UHO Kendari, tempat pembudidayaan, Jumat, 16 Agustus 2019.
Jefi menjelaskan, teknik budidaya aquaponik vertikultur ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan bersama 25 mahasiswa KKN Tematik UHO Kendari di Kelurahan Lahundape, dibimbing 5 dosen pembimbing, yaitu, Dr Dewi Nurhayati STP MSc, Prof Dr Ir Marsuki Iswandi, Prof Dr Ir Muhidin MSi, Prof Dr Ir Gusti Ayu K Sutariati, dan Dr Fahyuddin SPd MSi.
Kata Jefi, melalui program KKN yang juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, ingin memberikan edukasi kepada masyarakat tentang berbudidaya tanaman sayur organik tanpa menggunakan bahan kimia atau pestisida dengan memanfaatkan lahan sempit serta mengkolaborasikan dengan budidaya ikan.
“Kita ketahui bahwa di permukiman perkotaan seperti di Kota Kendari ini, sudah jarang ada lahan luas di pekarangan rumah. Jadi salah satu pilihan dalam memanfaatkan pekarangan untuk membudidayakan tanaman dan ikan, dengan teknik budidaya seperti ini,” terang Jefi.
Membuat Pupuk Organik dari Serasah Tanaman
Selain mengembangkan teknologi budidaya aquaponik vertikultur, Jefi dkk juga membuat pupuk organik berbahan sampah organik dalam hal ini serasah tanaman atau dedaunan kering yang berserakan di lingkungan kampus ataupun halaman rumah warga.
Daun-daun kering yang dikumpul dicampurkan dengan dedak lalu dikomposkan dengan menggunakan bahan air, gula pasir, dan larutan EM4 (Effective Microorganisms-4) sebagai pengurai bahan organik.
Pupuk organik hasil buatan mahasiswa KKN Tematik UHO Kendari tersebut diaplikasikan pada budidaya tanaman sayur-sayuran di kebun dimana dikembangkan teknologi budidaya aquaponik vertikultur.
Menurut Jefi, pembuatan pupuk organik tersebut sengaja menggunakan bahan sampah organik berupa daun-daun kering dimaksudkan agar masyarakat dapat memanfaatkan sampah-sampah daun yang berserakan di halaman rumah menjadi sesuatu yang berguna.
Dalam artian, masyarakat tidak perlu lagi membakar sampah daunnya yang nantinya menimbulkan polusi. Akan tetapi dikumpul dan dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk.
“Pupuknya dipakai untuk budidaya tanaman sayur-mayur atau tanaman lainnya. Bagi rumah tangga yang menanam pohon pelindung di depan rumah, halamannya tetap bersih dari sampah, lingkungan pun tetap sehat,” tutup Jefi. (jie)