panjikendari.com – Sikap skeptis terhadap kinerja Rusman Emba selama memimpin Kabupaten Muna kembali mencuat ke permukaan. Kali ini sorotan dilontarkan pentolan politik Partai Demokrat Muna, Cahwan.
Tim penjaringan Divisi Informasi dan Publikasi PD Muna itu menilai, gaya membangun Rusman Emba cenderung kurang tepat sasaran. Kondisi itu dipicu oleh proses perencanaan relatif kurang matang dan terukur.
“Pembangunan infrastruktur misalnya ya asal bangun saja. Membangun yang baik itu konsepnya harus mengakomodasi dua hal yaitu inovasi perencanaan dan kolaborasi. Nah, kalau kita kaji dari dua aspek itu. muaranya nyaris ndak jelas sama sekali,” ungkap Wakil Ketua DPRD Muna itu, Senin, 2 November 2020.
Dari sisi inovasi pembangunan, lanjut dia, Rusman Emba sama sekali tidak memiliki inovasi dalam membangun baik dari fisik maupun penganggaran. Pembangunan fisik daerah tidak merangsang kota untuk berubah, sedangkan dari aspek penganggaran juga kreativitasnya tumpul karena gagal mendorong tumbuhnya iklim investasi daerah.
Dicontohkan, pembangunan Jalan Warangga menuju Watopute dengan nilai anggaran Rp2,5 miliar dianggap hanya syahwat besar membangun tanpa kalkulasi yang lebih rasional sehingga hasilnya pun kelihatan amburadul.
“Pembangunan Jalan Warangga tidak memiliki konsep perencanaan, bayangkan saja sudut elevasi jalannya tinggi sebelah. Lalu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pola, itu sempat jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Nanti DPRD rekomendasikan baru dikerjakan,” terangnya.
Mega proyek lain adalah penimbunan laut Motewe. Proyek senilai Rp33 miliar itu malah mangkrak tanpa hasil. Padahal digagas sejak tahun 2017, tetapi perkara izin Amdal saja belum beres sehingga pembangunan terkatung-katung.
“Sayang uang miliaran habis percuma tanpa hasil. Coba kalau anggaran itu didorong pada percepatan infrastruktur di pedesaan mungkin jauh lebih positif dampak yang dirasakan masyarakat. Rezim pemerintahan periode ini kacau sekali,” katanya.
Dia menambahkan, dari aspek kolaborasi pembangunan juga belum tercipta selama ini. Kabupaten Muna jalan sendiri membangun tanpa melihat aspek kelebihan daerah lain yang bisa disimbiosis secara optimal.
“Kabupaten Muna itu kan ada beberapa kabupaten lain di sekeliling. Kalau koordinasi pembangunan dibangun dengan baik dengan daerah lain, saya pastikan Muna jauh lebih berbeda. Tetapi pola pikir tidak sampai ke situ, kita malah mengandalkan diri sendiri,” tuturnya.
Dasar itu, Partai Demokrat serta seluruh partai pengusung dan pendukung menyerukan akan mencabut mandat Bupati muna periode 2015-2020, dan kita menangkan La Ode M Rajiun Tumada dan La Pili periode 2021-2026 pada 9 Desember mendatang. (Hasmid)