panjikendari.com, Laworo – Pemerintah Kabupaten Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara terus menggenjot pembangunan infrasruktur dasar di daerah itu. Bukan hanya jalan dan jembatan, melainkan termasuk sarana prasarana penting lainnya.
Kabag Humas Pemkab Muna Barat, Ali Abdin, menyampaikan, di usianya yang ke lima tahun, Muna Barat terus mengalami perubahan yang lebih baik di bawah kepemimpinan pasangan La Ode M Rajiun Tumada – Achmad Lamani.
“Wajah kota terus dipoles. Infrastruktur jalan dan jembatan terus digenjot pembangunannya. Ini adalah sebagai salah satu bentuk komitmen La Ode M Rajiun Tumada sebagai bupati dalam mensejajarkan Muna Barat dengan daerah lain,” kata Ali Abdin, Kamis, 09 Januari 2020.
Ali Abdin menyampaikan, khusus infrastruktur jalan, Pemkab Muna Barat tengah fokus menyelesaikan pengaspalan jalan-jalan desa setelah jalan lingkar Kota Laworo tuntas. Targetnya, tahun 2020 ini ruas jalan desa sudah diaspal semua.
“Kita berharap, dengan pembangunan infrastruktur jalan ini maka pertumbuhan ekonomi masyarakat makin maju. Jika selama ini masyarakat membutuhkan waktun tempuh yang cukup lama untuk menjangkau wilayah lain karena jalan rusak maka saat ini tidak lagi,” katanya.
Bukan hanya jalan yang menjadi perhatian, kata Ali Abdin, melainkan juga termasuk sektor-sektor lain yang bersentuhan langsung dengan kepentingan umum, baik pendidikan, sosial ekonomi, maupun peningkatan sumber daya aparatur.
“Semua itu dilakukan sejalan dengan visi misi bupati sebagaimana tertuang dalam RPJMD yakni mewujudkan Muna Barat yang maju, berdaya saing, sejahtera, dan religius,” katanya.
Hanya saja, Ali Abdin menyadari bahwa di tengah pemerintah berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, ada saja pihak yang merasa tidak puas dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Ali Abdin menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar dalam penyelenggaran pemerintahan. “Itulah dinamika. Pasti ada kelompok yang kontra terhadap pemerintah. Kita tidak bisa hindari itu. Dan kita tidak boleh panik menghadapi hal-hal seperti itu. Anggaplah sebagai autokritik yang memotivasi kita untuk bekerja lebih baik lagi,” katanya.
Kendati demikian, lanjut Ali Abdin, terkadang ada juga yang menyoroti kinerja pemerintah karena ketidaktahuannya terhadap aturan main yang ada. Misalnya, kata dia, saat ini pemerintah Mubar sedang menggenjot pembangunan jalan, namun dalam perjalanannya ada kerusakan yang terjadi dalam proses pekerjaan jalan itu.
“Keliru kalau kemudian yang disalahkan adalah pemerintah. Misalnya soal lubang kecil di jembatan yang dibesar-besarkan seolah-olah sudah parah. Itu kan masih tanggung jawab pihak ketiga, masih ada tahap pemeliharaan. Kalaupun pihak ketiga tidak bertanggung jawab, ada konsekuensinya,” ujar Ali Abdin. (has/fya)