panjikendari.com – Guna melestarikan budaya lokal Muna, pemerintah Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Mubar menggelar festival Modero.
Kepala Badan Kesbangpol Mubar, La Ode Andi Muna, kepada jurnalis panjikendari.com menyampaikan, kegiatan festival Modero merupakan agenda tahunan Pemda Mubar yang diselenggarakan setiap akhir tahun.
Menurut mantan pejabat pada Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Muna ini, festival tari tradisional etnik Muna ini akan diikuti sedikitnya 20 regu Modero dari sejumlah desa di Kabupaten Muna Barat.
“Pesertanya tahun ini sedikitnya sudah 20 yang terkonfirmasi. Mereka adalah peserta festival Modero tahun lalu. Dan tidak menutup kemungkinan, pesertanya akan berambah,” kata La Ode Andi Muna, Rabu, 26 Desember 2018.
Kata Andi Muna, festival Modero Kabupaten Muna Barat sejatinya akan dibuka Bupati Muna Barat LM Rajiun Rabu sore tadi, 26 Desember 2018, di Sarana Budaya, Desa Ndoke, yang baru saja dibangun.
Namun, berhubung Bupati Muna Barat sedang melakukan tugas dinas di luar daerah maka kegiatan Festival Modero akan dimulai Kamis besok 27 Desember 2018, dan akan berlangsung sampai 31 Desember 2018.
Sekadar diketahui, Modero merupakan salah satu seni tari tradisional masyarakat Muna yang mulai pudar terkikis oleh perkembangan zaman.
Tari modero sendiri mirip tari Lulo. Pesertanya melingkar berpegangan tangan dengan gerakan khas. Bedanya, tari Modero menampilkan pantun (kabhanti) berbahasa daerah Muna.
Pantun dilantunkan oleh dua regu tari yang saling berhadapan, antara regu pria dan regu wanita. Biasanya, pantun yang dilantunkan berisi sindiran.
Dalam festival kali ini, kata Andi Muna, Pemda Mubar menyiapkan hadiah bagi pemenang tari Modero. “Jadi, yang dinilai itu adalah pakaiannya, gerakannya, dan pantunnya,” katanya.
Andi Muna menjelaskan, selain untuk melestarikan budaya lokal Muna yang
mulai pudar, Festival Modero juga digelar untuk memberikan hiburan kepada masyarakat.
“Dan melalui kegiatan ini dapat menjalin silaturahmi antar sesama masyarakat Muna Barat, yang muaranya dapat mencegah konflik-konflik sosial serta memperat rasa persatuan dan kesatuan melalui pendekatan budaya,” pungkasnya.
Penulis: Jumaddin Arif