panjikendari.com – Salah seorang guru besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof La Niampe, masuk sebagai salah satu tim perumus strategi kebudayaan Indonesia dan rencana induk pembangunan kebudayan Indonesia 20 tahun kedepan.
Tim ini bekerja merumuskan strategi kebudayaan dan rencana induk pembangunan kebudayan yang kemudian akan dibawa pada kongres kebudayaan Desember 2018 dan akan ditandatangani oleh presiden.
Prof La Niampe merupakan satu-satunya guru besar dari luar Jakarta yang dipilih oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy masuk dalam tim itu.
Pakar budaya Fakultas Ilmu Budaya UHO Kendari ini tidak tahu menahu hingga namanya masuk dalam tim.
Itu berawal saat dirinya mewakili Gubernur Sultra Ali Mazi membawa Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Sultra yang disusunnya sendiri ke Jakarta.
“Saya juga tidak mengerti tiba-tiba saat pra kongres, ketika pak menteri mengumumkan nama-nama tim, ternyata ada nama saya,” aku La Niampe, kepada panjikendari.com, melalui jaringan seluler, Rabu, 6 November 2018.
Menurut dia, saat pra-kongres itu juga, tim langsung menggali masalah-masalah kebudayaan dan rekomendasi dari peserta sebagai tambahan informasi bagi tim dalam menyusun strategi kebudayaan Indonesia.
“Pra-kongres melibatkan seluruh organisasi yang bergerak di bidang kebudayaan, baik dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
Lebih lauh La Niampe menjelaskan, strategi kebudayaan akan dijadikan acuan pemerintah selama 20 tahun kedepan dalam pengambilan kebijakan.
Dalam strategi kebudayaan itu, kata La Niampe, memuat rencana induk pembangunan kebudayan, mulai dari rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
Strategi kebudayaan, kata La Niampe, sangat penting sebagai mata tambang. Pasalnya, budaya semakin digali akan meningkatkan harga diri, harkat, dan martabat umat manusia.
“Berbeda dengan tambang pada umumnya, semakin digali semakin membahayakan umat manusia,” katanya.
Ia menjelaskan, pokok pikiran kebudayaan daerah akan menjadi deposit daerah. “Karena kehidupan terakhir kita bukan hidup dengan isi alam atau dengan teknologi yang begitu tinggi, tapi kita akan hidup dengan budaya. Makanya budaya harus diberi roh teknologi dalam mendukung pembangunan karakter bangsa,” tutupnya.
Masuknya salah seorang guru besar UHO Kendari ke dalam tim perumus strategi kebudayaan Indonesia mendapat apresiasi dari alumni.
“Saya sebagai alumni UHO Kendari merasa bangga dengan masuknya beliau dalam tim perumus strategi kebudayaan Indonesia,” kata alumni UHO Kendari, Muh Fajar Hasan.
Mantan Ketua MPM UHO Kendari ini melihat bahwa negara memberikan ruang sebesar-besarnya kepada siapapun yang memiliki ide dan gagasan untuk berkontribusi demi kemajuan negeri, tanpa melihat dari daerah mana berasal.
Olehnya itu, Ketua Forum Pascasarjana Sultra-Jakarta Raya ini berpendapat, masuknya La Niampe dalam tim tersebut dapat menjadi motivasi bagi pemikir-pemikir di daerah bagaimana berkontribusi dalam level nasional untuk sesuatu yang positif.
Penulis: Jumaddin Arif