panjikendari.com – Hari Kartini yang jatuh pada setiap tanggal 21 April menjadi momen spesial bagi Agista Ariani Ali Mazi. Di hari lahir pahlawan wanita kebanggaan Indonesia itu, istri Gubernur Sulawesi Tenggara juga memperingati hari ulang tahunnya.
Meski tidak dirayakan meriah dengan pesta dan selebrasi, Agista mengenang hari lahirnya dengan penuh haru. Lebih-lebih di waktu tak terduga, ia diberi kejutan istimewa berupa kue ulang tahun yang dilengkapi lilin-lilin kecil yang cantik oleh rekan-rekannya.
Dengan tampilan dress tunik bermotif malige yang didesainnya sendiri, pada Senin 22 April 2019, Agista tampak begitu anggun. Meski hanya memoles wajahnya dengan make up minimalis, Ketua TP PKK Sultra tetap terlihat cantik dan fresh. Wanita kelahiran Gorontalo, 21 April 1976 itu tidak menduga, jika rekan-rekannya akan membuat surprise tepat di hari bahagianya.
“Alhamdulillah, masih diberi kesehatan. Semoga selalu mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam mendukung bapak gubernur menjalankan tugas-tugas pemerintahan,” kata Agista, di Rujab Gubernur Sultra.
Di Hari Kartini, wanita kebanggaan Sultra itu memiliki banyak harapan. Selain menginginkan kemajuan Sulawesi Tenggara, ia juga ingin melihat perempuan-perempuan Indonesia khususnya putri-putri Sultra, bisa maju dan tampil sejajar dengan laki-laki.
Tidak bisa dipungkiri kata Agista, pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan. Pendidikan menurutnya, telah mengubah cara pandang seseorang dalam perpektif masa depan.
“Beberapa tahun lalu, perempuan masih jauh tertinggal di belakang laki-laki. Budaya di Indonesia mengkondisikan perempuan menjadi kelas nomor dua, di belakang laki-laki,” tutur Agista.
Namun kini, kata Agista, perempuan telah setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang. Pendidikan di sekolah harus dibarengi dengan pendidikan dalam keluarga. Pendidikan karakter harus menjadi pola didik dan asuh yang utama.
Menurut Agista, Kartini juga mengajarkan untuk menuntut ilmu tetapi tidak lupa untuk mengamalkan ilmu tersebut. Semangat Kartini telah mendorong banyak perempuan berprestasi hingga sekarang perempuan yang bersekolah dan mencapai titik puncak dalam pendidikan dan karier, sudah tidak terhitung.
“Di banyak institusi pendidikan perempuan tidak lagi inferior, malah di sisi lain antuasisme belajar antara laki-laki dan perempuan lebih dominan perempuan. Rangking-rangking di sekolah saat ini didominasi perempuan. Prestasi-prestasi akademik, ketrampilan public speaking, kemampuan berbahasa dan keterampilan-keterampilan yang menuntut ketekunan banyak dipegang oleh perempuan. Kepemimpinan perempuan dalam berbagai aspek, tidak dapat diragukan lagi,” paparnya.
Meski demikian, kepemimpinan yang utama menurut istri Gubernur Sultra itu adalah pemimpin bagi diri sendiri. Untuk memimpin orang lain, diperlukan ilmu, keterampilan dan pengetahuan yang baik dan memadai.
“Seorang perempuan pemimpin, akan menjadi contoh bagi orang lain, bagi keluarga dan masyarakatnya. Kualitas perempuan dapat dilihat dari cara pandang positifnya dan memberi kebaikan bagi orang lain. Membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Perempuan adalah sumberdaya potensial, yang apabila diberi kesempatan akan maju dan meningkatkan kualitasnya secara mandiri dan menjadi penggerak dalam dimensi kehidupan dan pembangunan bangsa,” jelas Agista.
Agista juga mengakui, masih ada fakta kurang menggembirakan bagi perempuan saat ini, dimana masih tinggi tingkat kekerasan pada perempuan, kesenjangan pembangunan antara perempuan dan laki-laki, terbatasnya akses sebagian besar perempuan terhadap fasilitas kesehatan yang lebih baik, masih tingginya angka kematian ibu, tingginya angka kekurangan gizi, kurangnya peran perempuan dalam lembaga publik yang lebih luas (seperti partisipasi di bidang politik dan jabatan strategis di bidang pemerintah) serta akses dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan masih rendah.
“Tentunya dengan mendorong kepemimpinan perempuan, maka fakta yang kurang menyenangkan seperti itu dapat dikurangi secara perlahan. Saya sangat berharap dukungan seluruh masyarakat Sultra untuk bersama-sama membangun daerah, meningkatkan sumberdaya perempuan agar turut membawa perubahan yang positif bagi kemajuan daerah kita,” harap Agista. (jie)