panjikendari.com – Dalam waktu beberapa hari ke depan, sejumlah anggota DPRD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan jaring aspirasi ke daerah pemilihan (Dapil) masing-masing.
Jaring aspirasi atau reses ini dilakukan untuk menyerap apa yang menjadi keluhan dan masukan masyarakat terkait dengan program-program pemerintah Kota Kendari.
Salah seorang anggota DPRD Kota Kendari dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), La Yuli, S.Pd., M.Pd., memanfaatkan jadwal reses ini dengan turun menemui konstituennya di Dapil III Kota Kendari; Poasia, Abeli, Nambo.
Pada Minggu petang, 4 Juli 2021, La Yuli, menemui warga RW O2 Kelurahan Anggoeya, Kecamatan Poasia. Dalam pertemuan terbatas ini, hanya dihadiri tokoh-tokoh masyarakat perwakilan dari beberapa lingkungan.
Pasalnya, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, pertemuan harus dibatasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pantauan panjikendari.com di lokasi reses, hanya sekitar 20 orang yang hadir dalam reses tersebut, merupakan tokoh-tokoh perwakilan setiap lingkungan atau RT di RW O2. Setiap orang mengenakan masker dan mengatur jarak.
Hadir Camat Poasia Yahya, Lurah Anggoeya Udin, dan Ketua RW O2 Jamaluddin. Hadir pula Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, Adi Jaya Purnama.
Dalam pemaparannya, La Yuli menyampaikan, reses yang dilakukan kali ini merupakan reses masa sidang ketiga yang telah diamanahkan dalam peraturan perundang-undangan untuk menjaring aspirasi masyarakat.
“Jadi, dalam undang-undang, kita diamanahkan setiap tiga bulan untuk turun mendengarkan aspirasi masyarakat,” kata La Yuli.
La Yuli mengakui, di masa pandemi Covid-19 ini menuntut kita untuk bersabar karena anggaran di-refocusing untuk kegiatan penanganan Covid-19 sehingga tidak sedikit anggaran terpangkas.
Namun demikian, kata La Yuli, masyarakat tidak perlu berkecil hati karena pemerintah kota tetap berupaya memikirkan agar program-program pembangunan infrastruktur tetap jalan.
“Tentu dengan memperhatikan skala prioritas. Olehnya itu, pada kesempatan ini saya berharap ada masukan dan informasi tentang program-program apa saja yang penting dan perlu diperjuangkan nanti,” ujar La Yuli.
Dalam forum reses tersebut, masyarakat dominan mengusulkan drainase di beberapa lorong di lingkungan RW O2. Pasalnya, masih ada beberapa lorong yang belum memiliki drainase sehingga kadang memicu genangan.
“Bahkan, ada warga yang kadang rumahnya tergenang air saat musim hujan karena belum adanya drainase,” ungkap Ketua RW O2 Kelurahan Anggoeya, Jamaluddin.
Oleh karena itu, Jamal -sapaan akrabnya- berharap kepada bapak La Yuli agar dapat memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan prioritas warga, khususnya di RW O2 Kelurahan Anggoeya.
Tidak hanya sampai di situ, Jamal juga mengusulkan pengaspalan di Jalan Wuaeha. “Memang kemarin sudah ada pengaspalan di Jalan Wuaeha, tapi hanya sepotong, di bagian atas, yang menghubungkan dengan Kantor Lurah Anggoeya, itu belum diaspal,” ungkap Jamal.
Senada dengan Jamal, tokoh masyarakat lainnya, La Badi, juga mengusulkan adanya pembangunan drainase di Lorong Sahabat. Menurutnya, di atas ketinggian di lorong tersebut telah dibangun kompleks perumahan.
Hanya sayangnya, kata dia, pihak pengembang tidak menyediakan fasilitas umum, seperti drainase, sehingga air dari perumahan turun bebas mencari jalannya sendiri.
“Akhirnya kalau hujan seperti saat ini, rumah-rumah warga di bawah jadi korban, termasuk salah satunya rumahku jadi korban. Jadi, kami mohon kepada bapak La Yuli untuk membantu menyuarakan ini, minimal agar para pengembang melaksanakan kewajibannya untuk membuat drainase, tidak hanya bangun rumah dan mengabaikan kewajibannya yang lain,” pinta La Badi.
Menanggapi beberapa aspirasi tersebut, La Yuli tidak muluk berjanji. Hanya saja, ia menyampaikan, apa yang menjadi aspirasi masyarakat akan diperjuangkan dan dikoordinasikan dengan pihak eksekutif dalam hal ini instansi teknis terkait.
“Seperti drainase dan aspal jalan tadi, ini sangat penting. Insya Allah saya akan tetap mendorong ini mudah-mudahan bisa dianggarkan. Mengenai pengembang yang tidak bikin drainase, saya kira ini menjadi masalah umum di Kota Kendari, dan ini akan menjadi bahan evaluasi nanti, supaya para pengembang betul-betul melaksanakan kewajibannya dengan membangun fasilitas umum. Jangan hanya bagus dilihat di atas kertas tapi ternyata di lapangan bukan main,” tegasnya.
Lagi-lagi, La Yuli mengatakan, dirinya akan berupaya sesuai kewenangannya memperjuangkan apa yang menjadi usulan masyarakat.
Diakhir, La Yuli mengajak masyarakat untuk tetap patuh terhadap imbauan pemerintah dalam rangka memerangi penyebaran Covid-19 dengan menjalankan pola hidup 3M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan.
Sementara itu, baik Camat Poasia, Yahya, maupun Lurah Anggoeya, Udin, menyampaikan bahwa nama La Yuli tidak asing lagi di telinga masyarakat Poasia, termasuk Abeli dan Nambo. Pasalnya, yang bersangkutan memiliki kontribusi dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Kehadiran beliau tidak asing lagi di tengah kita, beliau banyak berkontribusi di lingkungan kita. Sebelumnya, sudah ada program-program yang turun karena perjuangan beliau, seperti drainase. Mudah-mudahan kedepan ada lagi yang dibawa untuk lingkungan kita, khususnya di Kelurahan Anggoeya ini,” kata Lurah Anggoeya, Udin. (jie)