Panjikendari.com – Hasil survei Barometer Suara Indonesia (BSI) untuk Pilkada Muna menempatkan pasangan calon nomor urut 2 (dua) dalam hal ini La Ode M Rajiun Tumada dan H La Pili sebagai paslon yang memiliki elektabilitas tinggi dibanding paslon LM Rusman Emba dan Bachrun.
Berdasarkan data BSI, paslon Rajiun-La Pili (RAPI) memuncaki peringkat dengan elektabilitas 42,50%, sedangkan LM. Rusman Emba – Bachrun Labuta dengan elektabilitas 36,36%. Dari 440 responden, sebanyak 21,14% belum menentukan pilihan atau swing voters.
Ketua tim pemenangan paslon Rajiun-La Pili, Aksah menyampaikan, hasil survei tersebut membuat kubu Rusman-Bachrun panik, sehingga bisa jadi mereka akan menggunakan jurus mabuk dan menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan.
Karena itu, Aksah berharap kepada seluruh tim, relawan, simpatisan dan pendukung Paslon RAPI untuk merapatkan barisan, bahu-membahu mengantisipasi kecurangan.
“Saya mengimbau kepada seluruh relawan, pendukung, dan seluruh lapisan tim RAPI agar menjaga dengan sungguh-sungguh peluang kemenangan kita. Mari kita jaga bersama kecapean (kecapaian) kita semua selama ini,” kata Aksah, Jumat, 27 November 2020.
Mantan Kepala Perwakilan Ombudsman ini menyampaikan, seluruh tim, pendukung, dan relawan harus bahu-membahu melawan money politic dari pihak lawan karena berdasarkan laporan simpatisan RAPI dari berbagai desa bahwa saat ini ada oknum-oknum tertentu yang sudah bergerak membagi uang ke masyarakat agar memilih Paslon Rusman-Bachrun.
“Info bagi-bagi uang ini disampaikan langsung oleh simpatisan RAPI di Liangkabori. Mereka dihargai Rp200 ribu per kepala. Simpatisan RAPI ini dapat Rp600 ribu karena di rumah mereka ada 3 (tiga) suara,” tutur Aksah.
Mantan aktivis HMI cabang Kendari ini meyakini, gerakan bagi-bagi uang untuk beli suara ini massif dilakukan pada semua desa dan kelurahan di Muna.
“Karena itu, diharapkan kepada semua tim, satgas, pendukung dan simpatisan RAPI, intai mereka dan tangkap untuk kita serahkan ke pihak berwajib,” ujarnya.
Lebih lanjut Aksah mengatakan, selama ini pendukung paslon Rusman-Bachrun selalu menyebar isu dan informasi hoax bahwa paslon RAPI akan melakukan money politic.
“Trik yang mereka gunakan masih lagu lama. Mereka menuduh pihak lain, tapi sesungguhnya mereka sendiri yang punya niat untuk melakukannya. Sudah kebiasaan mereka selalu lempar batu sembunyi tangan. Mereka lupa, kalau trik mereka sebetulnya sudah kuno, sudah kedaluwarsa, sehingga mudah terbaca dan terdeteksi.”
“Makanya, kalau masih ada yang menggunakan trik-trik kedaluwarsa seperti yang mereka gunakan, itu hanya lahir dari pikiran orang-orang yang dangkal cara berpikirnya,” tutupnya. (jie)