panjikendari.com – Setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pelabuhan Nusantara Kendari pada Sabtu, 9 Juni 2018 kemarin, Ombudsman Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) melanjutkan sidaknya di Pelabuhan Torobulu, Konawe Selatan, Minggu, 10 Juni 2018.
Di pelabuhan penyeberangan feri menuju Tampo, Kabupaten Muna itu, Kepala Perwakilan, Mastri Susilo, bersama asisten Ombudsman Sultra, Nazaruddin, kembali mengecek pelayanan di pelabuhan tersebut.
Di sana, selain memonitor proses pelayanan tiket, Mastri juga memastikan kelengkapan petugas di posko terpadu lebaran, mulai dari personel pengamanan hingga tenaga medis.
Di tengah inspeksinya, mantan Ketua HMI Cabang Kendari ini terlihat aktif berdialog dan berdiskusi dengan petugas posko. Harapannya, calon penumpang kapal feri mendapatkan pelayanan yang prima.
Mastri bahkan menunjukkan sikap tegasnya dengan menyuruh pulang tenaga medis yang diutus Pemda Konsel. Masalahnya memang serius.
Kronologinya begini, sesaat setelah tim sidak Ombudsman tiba di pelabuhan, Mastri mengecek satu per satu unsur-unsur yang bertugas di posko.
Semua lengkap, kecuali tim medis. Seorang pun tidak ada petugas kesehatan yang stand by di posko. Menurut keterangan petugas yang ada, sejak posko dibentuk, tenaga medis belum ada yang muncul.
Mendengar informasi itu, Mastri langsung mencak-mencak. Menurutnya, tenaga medis sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi jangan sampai ada calon penumpang yang membutuhkan pertolongan medis.
“Kalau tiba-tiba ada calon penumpang yang sakit, butuh pertolongan, bagaimana,” heran Mastri kepada para petugas di pos.
Rasa iri hati terhadap tenaga medis yang belum pernah muncul, mulai tergambar dari gestur para petugas yang sejak awal bertugas di sana.
Menyikapi hal itu, Mastri Susilo langsung menelpon Wakil Bupati Konawe Selatan, Arsalim. Kepada Arsalim melalui jaringan telepon, Mastri melaporkan masalah tersebut.
Selang beberapa lama kemudian, datanglah sebuah mobil ambulans yang dikendarai seorang perawat mengaku bernama Jumriadin, dari Puskesmas Amondo.
Kepada Mastri, Jumriadin mengaku diutus oleh atasannya dalam hal ini Kepala Puskesmas Amondo setelah mendapat perintah dari Kepala Dinas Kesehatan Konsel.
Namun sayangnya, kehadiran Jumriadin seorang diri hanya mengundang decak orang-orang di posko. Sebab, Jumriadin hanya membawa ambulans tanpa peralatan medis dan obat-obatan.
“Percuma bapak datang, kalau tidak bawa apa-apa. Ibaratnya, bapak mau berperang tapi tidak bawa senjata. Kalau ada yang sakit, bapak mau apakan. Pulang mi dulu,” kata Mastri kepada Jumriadin.
Jumriadin tidak bisa berkomentar banyak. Dia mengaku hanya menjalankan perintah atasannya. Namun demikian, menurut perawat Puskesmas Amondo itu, pihak Dinkes Konsel sedang mempersiapkan segalanya, termasuk surat tugas tenaga medis.
Kepada sejumlah awak media, Mastri menyayangkan Pemda setempat, khususnya instansi teknis terkait yang menganggap sepele hal-hal seperti ini.
“Nanti kita coba ingatkan Pemda-nya. Jangan sampai kebiasaan seperti itu terjadi di tempat-tempat pelayanan publik lainnya. Asal menggugurkan kewajiban saja, tanpa ada niatan baik untuk melayani masyarakat,” tegasnya. (jie)