Kendari, panjikendari.com – Stasiun Geofisika Kendari mencatat tingginya intensitas sambaran petir di wilayah Kota Kendari sepanjang Maret 2025. Fenomena ini terjadi seiring masuknya masa peralihan musim (pancaroba) yang ditandai dengan cuaca tak menentu dan potensi kejadian ekstrem.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rudin, S.T., M.Geo., menjelaskan bahwa sambaran petir dengan kerapatan tinggi — lebih dari 8 sambaran per kilometer persegi — terpantau mendominasi sejumlah wilayah di Kota Kendari. “Kepadatan sambaran ini terpusat di Kecamatan Kendari, Kendari Barat, Mandonga, sebagian besar Baruga dan Nambo, serta sebagian wilayah Kadia dan Wua-wua,” ujarnya dalam rilis bulanan yang diterbitkan 9 April 2025.
Berdasarkan peta sebaran sambaran petir yang dianalisis melalui sistem pemantauan BMKG, wilayah dengan kerapatan petir menengah (5–8 sambaran/km²) dan rendah (1–4 sambaran/km²) tersebar di Baruga bagian timur, Kambu, Abeli, Poasia, dan sebagian kecil Nambo, Wuawua, dan Puuwatu.
Rudin menyebut, tingginya aktivitas petir ini patut diwaspadai karena berpotensi menimbulkan gangguan, baik terhadap aktivitas harian masyarakat maupun terhadap infrastruktur. “Petir tidak hanya berisiko terhadap keselamatan manusia, tapi juga bisa merusak peralatan elektronik dan instalasi listrik,” kata dia.
Stasiun Geofisika Kendari mengimbau warga untuk menghindari aktivitas luar ruangan saat cuaca mendung tebal dan terdengar bunyi guntur. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk mencabut peralatan listrik saat hujan deras disertai petir.
“Waspada di musim pancaroba ini sangat penting. Aktivitas atmosfer yang tidak stabil seperti sekarang memang meningkatkan potensi terjadinya petir,” pungkas Rudin. (*)