Kendari, Panjikendari.com – Sabtu pagi, 12 April 2025, di Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, selalu punya cerita yang berbeda. Bukan soal pasar pagi atau antrean panjang di warung kopi, tapi soal gotong royong. Hari itu, sejak matahari baru saja naik, warga berduyun-duyun turun ke jalan, membawa sapu lidi, sekop, dan gerobak dorong. Wilayah Balai Kota Dua jadi titik utama pembersihan lingkungan kali ini.
Suasana riuh bukan karena kendaraan lalu lalang, tapi karena tawa dan obrolan ringan warga yang bahu-membahu membersihkan selokan, menyapu jalanan, dan mengangkat tumpukan sampah. Bagi mereka, Sabtu bukan hanya soal bersih-bersih—tapi juga memperkuat silaturahmi.
“Kegiatan ini sudah jadi budaya. Kita bukan hanya membersihkan lingkungan, tapi juga membersihkan hati. Saat warga saling menyapa, saling membantu, itulah makna sebenarnya dari kebersamaan,” ungkap H. Abdul Hamid Liambo, SE., tokoh masyarakat Pondambea yang hadir langsung memantau kegiatan.
[smartslider3 slider=”2″]
Galeri aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Kelurahan Pondambea Kecamatan Kadia, Sabtu, 12 April 2025.
Hal senada disampaikan Eris Kurniawan, Lurah Pondambea. Menurutnya, kegiatan ini telah menjadi agenda rutin yang diikuti antusias oleh warga. “Ini bukan cuma soal kebersihan, tapi soal interaksi sosial. Di sini, warga saling kenal dan saling peduli,” katanya.
Bagi Irayatin, Ketua RT 02, pembersihan lingkungan ini juga menjadi strategi mencegah banjir musiman. “Kita ini sering banjir karena saluran air tersumbat sampah. Kalau rutin dibersihkan begini, insya Allah bisa teratasi,” ujarnya sambil menunjuk drainase yang sedang dibersihkan warga.
Sementara itu, Nuryamin, BA, Ketua RW 01 Pondambea, menilai bahwa gerakan kolektif ini menunjukkan kesadaran warga yang makin tinggi. “Kita tidak bisa berharap semuanya pada pemerintah. Kesadaran warga inilah kunci keberhasilan menjaga lingkungan,” tegasnya.
Dari sisi teknis pelaksanaan, koordinasi di tingkat RT juga berjalan efektif. Edi Batulangi, Ketua RT 01, menyebut bahwa antusiasme warganya sangat tinggi. “Setiap kami ajak gotong royong, warga langsung siap. Ada yang bawa alat, ada yang bantu logistik, semuanya bergerak,” katanya.
Di tengah kegiatan, terlihat anak-anak muda, ibu rumah tangga, dan para orang tua terlibat aktif. Tidak ada batasan usia dalam aksi ini. Semua terlibat. Semua punya peran. Pemerintah kelurahan berharap semangat ini bisa menular ke wilayah lain, sebagai bentuk kesadaran kolektif menjaga kebersihan kota.
Karena di balik sapuan sapu lidi itu, ada semangat gotong royong yang menyala—membangun lingkungan, dan lebih dari itu, menyatukan hati warga Pondambea. (*)