Panjikendari.com – Bocornya percakapan di grup WhatsApp Terbaik R1 yang diduga merupakan grup WA tim paslon Terbaik mengundang reaksi yang beragam di kalangan masyarakat khususnya di media sosial.
Yang menjadi sorotan dalam percakapan di WAG Terbaik R1 tersebut adalah membahas soal perang opini di media sosial menggunakan akun palsu untuk menyudutkan pihak Rajiun-La Pili (RaPi) terkait beberapa kasus kerusuhan belakangan ini.
Dalam percakapan itu juga disebutkan bahwa kerusuhan yang terjadi merupakan desain dari pihak mereka sendiri, tetapi opini di media sosial tetap digiring seolah kerusuhan itu disebabkan oleh simpatisan RaPi.
Menanggapi hal itu, juru bicara paslon RaPi, Wahidin Kusuma Putra, meminta kepada pihak kepolisian untuk mengungkap dalang kerusuhan yang selama ini terjadi dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terlibat dalam percakapan tersebut.
“Kami bahkan berharap pihak kepolisian juga memeriksa Rusman Emba yang seharusnya paling bertanggung jawab jika benar kerusuhan yang terjadi beberapa minggu ini adalah by design pihak mereka,” katanya.
Terkait bocornya percakapan WAG Terbaik R1 tersebut, Wahidin juga terus mengimbau agar tim, relawan, dan simpatisan RaPi agar tetap konsisten membantu pihak kepolisian dalam menjaga kondusivitas Pilkada Muna.
Menurutnya, jika Grup WA Terbaik R1 benar-benar milik tim Terbaik, maka bocornya percakapan itu tentu akan melukai hati masyarakat Muna khususnya para pendukung kandidat nomor urut 1.
“Jika grup itu memang milik mereka, maka itu akan melukai hati pendukungnya sendiri. Saya yakin, tidak semua pendukung Rusman sepakat dengan desain kerusuhan itu. Sebab kerusuhan hanya akan memecah belah masyarakat Muna juga akan mengorbankan simpatisan mereka yang tidak tahu menahu dengan desain itu. Risiko terbesar dari desain kerusuhan di Pilkada ini adalah hilangnya nyawa. Jika benar ini desain pihak Terbaik, maka saya menganggap ini sangat kejam sampai tega mengorbankan rakyat demi ambisi kekuasaan,” tandasnya.
Wahidin mengaku bahwa pihak RaPi sudah menyampaikan kepada seluruh tim, relawan, dan simpatisan RaPi agar tidak berlebihan dalam menanggapi bocornya percakapan dalam Grup WA Terbaik R1 yang diduga kuat milik Tim Rusman Emba tersebut.
Meskipun kerusuhan yang terjadi beberapa minggu ini sudah banyak melahirkan korban dari Pihak RaPi, namun RaPi tetap berkomitmen untuk menahan diri, menjaga kondusifitas agar konflik dan kerusuhan tidak meluas.
“Tim, relawan, dan simpatisan RaPi sejak awal sudah menahan diri. Kami sudah menduga adanya aktor intelektual dalam lahirnya berbagai konflik dan kerusuhan di Pilkada Muna. Kami tau, muara dari desain kerusuhan adalah penundaan Pilkada. Jika Pilkada ditunda maka akan sangat merugikan Paslon RaPi. Atas dasar itu, kami terus bersabar dalam menghadapi berbagai upaya provokasi yang dilakukan pihak lawan, sebab kami tidak mau Pilkada Muna ini ditunda,” terangnya.
Wahidin menyampaikan, sejak pertengahan Oktober 2020, pihaknya sudah menerima hasil survey dari tiga lembaga yang diturunkan oleh RaPi. Hasilnya Paslon RaPi unggul dengan rata – rata presentasi kemenangan di atas 10%.
“Hasil survei ini juga sudah kami komparasi dengan hasil pendataan door to door yang dilakukan oleh tim yang hasilnya tidak jauh berbeda. Makanya, sejak pertengahan Oktober, sesungguhnya RaPi sudah mengunci kemenangan. Hanya saja, hasil itu tidak kami publikasi agar tim dan simpatisan terus termotivasi untuk bekerja keras menggalang dukungan suara untuk Paslon RaPi. Nah, keluarnya hasil survey ini momentumnya sangat pas dengan dimulainya aksi-aksi provokasi dari pihak lawan,” ungkapnya.
Kata dia, mengingat posisi RaPi yang sudah di atas angin maka baik La Ode M Rajiun Tumada maupun La Pili berkali – kali mengingatkan seluruh pendukung agar tidak terpancing dengan aksi provokasi dari pihak lawan.
“Mereka berdua selalu menakankan bahwa menjaga kondusivitas Pilkada Muna sama dengan menjaga kemenangan paslon RaPi,” tutupnya. (Erwino)