Pagi itu, suasana di Lapangan Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara terasa berbeda. Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah berbaris rapi, mengenakan seragam dinas, berdiri tegak di bawah langit cerah Kota Kendari. Mereka menanti sosok pemimpin baru yang akan membawa arah perubahan bagi provinsi ini.
Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka (ASR), berjalan tegap menuju podium. Sosoknya yang dikenal tegas dan disiplin tampak penuh wibawa. Hari itu, Senin, 3 Maret 2025, adalah momen penting baginya. Untuk pertama kalinya setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari lalu, ia berdiri di hadapan jajaran ASN yang akan menjadi mitra utamanya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dalam sambutannya, Andi Sumangerukka langsung menekankan pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab bagi seluruh ASN. Suaranya lantang, penuh ketegasan.
“Apel pagi ini bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi bukti nyata kepatuhan dan tanggung jawab kita sebagai abdi negara. Saya tidak ingin melihat ada ASN yang lalai dalam tugasnya. Mulai hari ini, kita semua harus bekerja dengan komitmen penuh,” ujarnya.
Pernyataan itu seakan menjadi sinyal awal bagi semua pegawai bahwa gubernur baru ini tidak main-main dalam menjalankan amanahnya.
Di barisan depan, Wakil Gubernur Ir. Hugua, Sekretaris Daerah Asrun Lio, serta para pejabat pimpinan tinggi pratama dan kepala OPD mendengarkan dengan saksama. Pesan yang disampaikan hari itu jelas: tidak ada toleransi bagi pegawai yang malas dan tidak disiplin. Evaluasi kinerja akan dilakukan secara berkala, dan sanksi tegas menanti bagi mereka yang tidak menunjukkan komitmen.
Lebih dari sekadar teguran, apel perdana ini juga menjadi panggung bagi Gubernur Andi Sumangerukka untuk memperkenalkan Program Quick Win 100 Hari Kerja ASR-Hugua. Program ini diharapkan menjadi langkah cepat dalam merealisasikan janji kampanye dan membawa perubahan bagi Sulawesi Tenggara.
“Saya ingin melihat perubahan nyata dalam 100 hari pertama ini. ASN harus aktif, inovatif, dan siap bekerja keras demi pelayanan terbaik bagi masyarakat,” katanya dengan nada serius.
Program ini mencakup berbagai inisiatif, mulai dari peningkatan pelayanan publik hingga reformasi birokrasi, yang semuanya bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih transparan dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.
Namun, di balik ketegasannya, Andi Sumangerukka juga menunjukkan sisi kepeduliannya. Di akhir apel, ia bersama Wakil Gubernur menyerahkan bingkisan sembako kepada 556 PNS golongan I dan II.
“Ini bentuk apresiasi kami kepada pegawai yang telah bekerja dengan penuh dedikasi. Semoga bermanfaat dan menjadi motivasi untuk terus berkarya,” ucapnya.
Bagi ASN yang hadir, apel pagi itu bukan sekadar agenda rutin. Itu adalah pesan perubahan, panggilan untuk bekerja lebih baik, dan awal dari babak baru kepemimpinan di Sulawesi Tenggara. Andi Sumangerukka telah menetapkan standar tinggi, dan kini, semua mata tertuju pada langkah-langkah berikutnya. Apakah birokrasi di Sultra siap mengikuti irama kepemimpinannya? Waktu yang akan menjawab. (*)