Panjikendari.com – Peristiwa kaburnya seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dari RSU Bahteramas Kendari mengundang tanggapan dari Wakil Ketua DPRD Sultra Muh Endang SA.
Endang mengatakan para tenaga medis patut mendapatkan apresiasi karena telah menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
Namun, kata politikus Partai Demokrat ini, dengan adanya kejadian larinya PDP Covid-19 dari RSU Bahteramas maka standar operasional prosedur (SOP) atau protokol penanganan pasien Covid-19 di RSU Bahteramas perlu dievaluasi atau ditinjau ulang.
Oleh karena itu, Endang meminta kepada pimpinan RSU Bahteramas Kendari untuk ulang protokol penanganan Covid-19 yang diterapkan di rumah sakit pelat merah itu.
“Bagaimana misalnya sekuritinya, keamanannya, penjagaannya. Kita harus garis bawahi bahwa pasien Covid-19 bukan biasa. Oleh karena itu perlu penanganan yang luar biasa,” katanya.
Jika pihak manajemen, kata Endang, tidak mampu menjamin keamanan atau tidak dapat menjaga pasien supaya tidak kabur maka ada pihak TNI atau Polri atau Satpol PP yang bisa membantu.
Lagi-lagi, Endang meminta kepada manajemen RSU Bahteramas Kendari untuk menjadikan peristiwa larinya pasien Covid-19 tersebut sebagai yang pertama dan terakhir.
“Mohon gugus tugas penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara dapat memberi atensi terkait hal ini supaya kejadian serupa tidak terulang lagi kedepannya,” tutup Endang.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah seorang PDP, inisial U, yang merupakan pekerja tambang Morosi asal Konawe Utara melarikan diri dari RSU Bahteramas Kendari, Senin, 27 April 2020.
Pasien tersebut masuk RSU Bahteramas, Minggu, 26 April 2020, melalui IGD Covid-19 setelah mengalami kecelakaan kerja di perusahaan tempatnya bekerja.
Dia sempat menjalani rapid test Covid-19, dan hasilnya positif. Pasien tersebut rencananya akan menjalani tahanan pemeriksaan swab tenggorok.
Namun, pada keesokan harinya, Senin 27 April 2020, yang bersangkutan tidak berada di tempat.
Pencarian pun dilakukan dengan melibatkan unsur-unsur terkait. Alhasil, berkat komunikasi yang dilakukan dengan pihak keluarga, yang bersangkutan diketahui mengamankan diri di kebunnya di Desa Tongauna Kecamatan Sawa Konawe Utara.
Pada Selasa pagi, 28 April 2020, dia dijemput oleh Bupati Konut Ruksamin sesuai permintaan pasien.
Ruksamin menuturkan, berdasarkan pengakuan pasien, dia melarikan diri karena akan digabungkan di ruang isolasi bersama pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19.
“Itulah yang ada dalam pemikirannya sehingga dia lari dan datang di kebunnya. Dan Alhamdulillah tadi setelah berkomunikasi, dia mau jalan (kembali pulang),” kata Ruksamin.
Alasan kaburnya pasien tersebut menjadi bahan perbincangan warganet. Pasalnya, bagaimana bisa pasien yang belum menjalani pemeriksaan swab tenggorok atau belum pasti positif Covid-19 digabungkan dengan pasien yang sudah menjalani pemeriksaan swab tenggorok dan positif Covid-19.
“Alasannya pak U (inisial) kabur karena takut digabungkan dengan pasien positif covid-19, karena dirinya belum positif covid-19 mungkin masuk akal, na biar juga Hulk pasti lari,” tulis pemilik akun Wawan di dinding Facebooknya. (jie)