Panjikendari.com – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muna La Ode M Rajiun Tumada dan H La Pili menggagas program peningkatan ekonomi masyarakat yang diakronimkan dengan Popiara sebagai salah satu solusi untuk Muna bangkit, maju, dan sejahtera.
Salah satu program unggulan paslon akronim RAPI ini akan menjadikan masyarakat semakin produktif dan berdaya saing sehingga angka kemiskinan dan pengangguran semakin berkurang.
Program ini sebelumnya sangat mengejutkan banyak pihak dan santer menjadi perbincangan publik. Betapa tidak, selain baru diungkap paslon RAPI dalam debat kandidat beberapa waktu lalu, istilah Popiara ini musababnya memiliki makna tersendiri dalam kehidupan sosial masyarakat Muna.
Pasalnya, Popiara dalam bahasa daerah Muna berarti saling memelihara. Lebih dari itu, Popiara juga berisi sebuah pesan moral dalam kearifan lokal nilai-nilai budaya kehidupan sosial peradaban masyarakat Muna, dimana setiap insan selalu diingatkan untuk saling menjaga dan mengayomi satu sama lain atau diingatkan selalu memanusiakan manusia lainnya.
Kendati dalam debat kandidat belum dipaparkan secara lugas ihwal konsep Popiara yang diusung paslon RAPI karena keterbatasan waktu. Namun, program ini diyakini menjadi titik dasar bagi segenap masyarakat Muna kembali merajut semangat gotong-royong dan saling menguatkan satu sama lain khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar hajat hidup orang banyak.
Lantas bagaimana konsep Popiara itu? La Ode M Rajiun Tumada ketika dikonfirmasi menjelaskan, Popiara adalah program yang sejak awal sudah dikonsepkan secara matang dalam rangka pemberdayaan masyarakat guna mengentaskan kemiskinan.
“Popiara ini adalah murni konsep yang kami rumuskan dengan melibatkan pendukung RAPI yang selama ini berkecimpung di dunia pemberdayaan masyarakat dengan terlebih dahulu mengkaji secara komprehensif kondisi masyarakat Muna khususnya yang berada di desa, kelurahan, atau kampung-kampung yang kami potret selama lebih dari 20 tahun terakhir ini,” kata Rajiun melalui keterangan tertulis, Senin, 9 November 2020.
Dirinya memastikan, jika nanti pasangan RAPI terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Muna maka Popiara ini akan dicanangkan dan diluncurkan sebagai salah satu program unggulan dimana yang akan menjadi obyek sasarannya adalah masyarakat yang berada di desa maupun kelurahan yang berbasis pada pengembangan usaha ekonomi kreatif.
Secara teknis, Rajiun memaparkan, program ini akan bermuara pada terbentuknya Perusahaan Daerah (Perusda) yang akan menjadi holding bagi seluruh unit-unit usaha masyarakat baik yang ada di kelurahan seperti UMKM, koperasi, usaha kreatif, industri skala rumah tangga, maupun yang berada di desa seperti BUMDES dan BUNDESMA yang nantinya akan bermitra dengan petani atau kelompok tani, peternak, nelayan, pengrajin, dan pelaku usaha ekonomi lainnya.
Kata dia, Pemda melalui Perusda akan menjamin stabilitas harga jual produk yang dihasilkan oleh unit-unit usaha masyarakat. “Dengan begitu masyarakat tidak perlu lagi bersusah payah mencari pembeli karena Perusda yang akan menampung, mempromosikan, dan memasarkannya. Pemda melalui Perusda akan bekerja sama atau membangun MoU dengan investor sehingga masyarakat terlindung dari tengkulak-tengkulak yang selalu mempermainkan harga,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, masyarakat akan tetap semangat dan terus meningkatkan hasil produksinya karena ada jaminan bahwa produk yang dihasilkan akan dibeli dengan harga yang layak.
Mantan Bupati Muna Barat ini menuturkan, melalui Popiara ini juga pemuda-pemuda yang menganggur atau kesulitan mendapatkan pekerjaan akan dibina dan ditingkatkan kapasitasnya menjadi pemuda-pemuda entrepreneur yang kreatif. Sehingga bisa menangkap setiap peluang bisnis. Bahkan dapat mengorganisasi masyarakat disekitarnya untuk sama-sama terus mencari dan menciptakan peluang-peluang bisnis baru, baik di sektor jasa maupun sektor produksi di bawah asuhan Pemda melalui Perusda selaku bapak angkat.
“Intinya adalah bagaimana mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dengan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat secara seignifikan sehingga nantinya masyarakat Muna tidak lagi harus pergi jauh-jauh merantau ke luar daerah demi memperbaiki taraf hidup dan ekonomi keluarganya,” harapnya.
Jika nanti ada yang bertanya apakah Popiara ini akan menguras banyak dana APBD? Rajiun bilang jawabannya adalah tidak. Pasalnya, banyak sumber dana legal di luar APBD yang bisa digunakan.
“Kami sudah memiliki solusi untuk itu. Pemda melalui Perusda juga dapat bermitra dengan lembaga keuangan atau Perbankan untuk dapat memberikan akses permodalan kepada unit-unit usaha yang menjadi mitra Perusda. Apa lagi saat ini kalangan Perbankan lebih tertarik berinvestasi pada sektor usaha ekonomi kreatif dibanding berinvestasi disektor infrastruktur,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Rajiun sangat yakin dan memastikan bahwa janjinya bersama La Pili untuk menuntaskan perbaikan jalan di Muna dalam kurun waktu 3 tahun akan bisa terwujud. Sebab, janji tersebut berangkat dari hasil analisa yang mendalam atas banyak pertimbangan dan bukanlah janji kosong belaka.
“Itu adalah janji yang realistis dan terukur karena untuk urusan peningkatan pendapatan masyarakat yang secara otomatis akan menaikan daya beli sehingga mendorong perputaran ekonomi yang pesat di Muna akan terjawab dengan program ini (Popiara) tanpa harus membebani APBD,” pungkas mantan Kasat Pol PP Provinsi Sulawesi Tenggara ini. (Erwino)