Kendari, Panjikendari.com – Di tengah riuhnya perayaan Idulfitri 1446 H, di balik senyum para pemudik yang berhasil tiba di kampung halaman, ada barisan petugas yang tetap siaga—mengawasi, bergerak, dan menyelamatkan. Mereka adalah personel Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di seluruh Indonesia, termasuk para penyelamat dari KPP Kendari.
Siaga SAR Khusus Lebaran 2025 resmi ditutup pada Jumat, 11 April 2025, dengan apresiasi langsung dari Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syaugi. Dalam sambutan virtual yang disampaikan dari Basarnas Command Center (BCC), Syaugi memuji kerja keras seluruh personel SAR, termasuk potensi dan instansi pendukung lainnya.
“Terima kasih kepada semua pihak—TNI, Polri, relawan, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, hingga masyarakat. Dalam masa siaga yang penuh tantangan ini, kalian telah menunjukkan semangat kemanusiaan yang luar biasa,” ungkap Syaugi.
Di penghujung masa siaga, Kabasarnas menyampaikan harapan agar koordinasi yang baik ini terus ditingkatkan. “Mari kita rawat sinergi ini demi penyelamatan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih manusiawi ke depan,” tutup Syaugi.
Tahun ini, pelaksanaan Siaga SAR berlangsung bersamaan dengan musim pancaroba—masa transisi yang rawan banjir, longsor, dan kecelakaan air. Bagi tim SAR, ini berarti kesiapsiagaan ganda. Data nasional menunjukkan peningkatan kejadian sebesar 81 persen dibandingkan tahun lalu—dari 102 kejadian di Lebaran 2024 menjadi 185 tahun ini.
Sebanyak 18 kejadian menjadi perhatian Posko Nasional Terpadu Kemenhub, meliputi 9 kecelakaan kapal, 4 kondisi membahayakan manusia, 3 bencana, dan 2 kasus dengan penanganan khusus.
Namun di balik angka itu, ada kisah perjuangan yang tak tercatat dalam grafik.
Di Sulawesi Tenggara, empat operasi penyelamatan dilakukan KPP Kendari selama masa siaga. Salah satunya terjadi di Desa Manuru, Kecamatan Siotapina, Buton, pada 24 Maret. Seorang anak dilaporkan hilang di dalam hutan. Tim SAR menyusuri medan yang licin, bergelut dengan waktu dan cuaca. Setelah berjam-jam pencarian, sang anak akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.
“Momen seperti ini yang membuat kami merasa pekerjaan kami berarti,” ujar Amiruddin A.S., Kepala KPP Kendari, mengenang detik-detik evakuasi.
Namun, tak semua misi berakhir bahagia. Pada 6 April, tim SAR menemukan jenazah seorang warga yang diterkam buaya di Sungai Roraya, Tinanggea. Dua hari kemudian, seorang anak yang tenggelam di Pantai Wisata Nambo juga ditemukan tak bernyawa. Pada 9 April, korban hilang di hutan Desa Kulidawa, Muna, juga ditemukan dalam keadaan meninggal.
Bagi para penyelamat ini, Lebaran bukan saat berkumpul di meja makan bersama keluarga. Tapi justru saat di mana mereka harus siap digerakkan kapan saja. Amiruddin menegaskan, seluruh personel KPP Kendari dalam masa siaga tetap bersiap 24 jam penuh, mengutamakan keselamatan warga.
“Kami paham, masyarakat sedang mudik, liburan, atau rekreasi. Justru saat itulah kami harus hadir untuk memastikan semua berjalan aman,” katanya.
Meski terjadi sejumlah kejadian, secara umum arus mudik dan balik di wilayah kerja KPP Kendari terpantau aman dan lancar. Baik pengguna moda darat, laut, maupun udara dapat menjalani perjalanan tanpa gangguan besar. (*)