Kendari – Di tengah hiruk-pikuk persiapan Ramadan, di sebuah tempat yang ramai dengan sorakan riuh mahasiswa, Wakil Bupati Buton, Syafruddin Saafa, ST, tak sekadar hadir untuk memenuhi undangan. Malam itu, di Jalan HEA Mokodompit, Kendari, 3 Maret 2025, ia datang dengan misi lebih besar—membangun semangat dan motivasi di kalangan generasi muda. Bukan sekadar berbuka puasa bersama (bukber), pertemuan ini punya makna lebih mendalam, yakni menghidupkan kembali visi besar bagi kemajuan Buton dan mempererat silaturahmi antara pemerintah dengan mahasiswa.
Syafruddin Saafa, yang juga seorang politisi muda dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tak hanya memberi sambutan formal. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan pesan penting kepada para mahasiswa Buton yang kini mengenyam pendidikan di Kota Kendari. “Mahasiswa Buton harus memiliki pola pikir yang maju. Jangan hanya berpikir menjadi pegawai negeri sipil (PNS), tetapi juga harus berpikir untuk menjadi pengusaha, inovator, dan pelopor pembangunan di daerah,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Kata-kata itu menggema, seakan memberi dorongan bagi mahasiswa untuk tidak sekadar meniti jalan yang biasa, tetapi merintis jalan baru yang bisa membawa perubahan nyata bagi tanah kelahiran mereka. Sebuah pesan yang begitu penting di tengah dunia yang terus berkembang ini—terutama dalam menghadapi tantangan masa depan.
Saat duduk berdampingan dengan mahasiswa, Syafruddin tak hanya berbicara tentang cita-cita besar, tetapi juga menunjukkan langkah konkret yang telah dilakukannya untuk mewujudkan perubahan di Kabupaten Buton. Di tengah keramaian, ia menyebutkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya generasi muda yang memiliki potensi luar biasa. “Peran kalian sangat penting dalam merancang masa depan Buton. Mari bersama-sama kita bangun daerah ini dengan inovasi dan semangat kerja keras,” tuturnya.
Perbincangan antara Wakil Bupati Buton dan mahasiswa itu bukan hanya tentang politik dan pemerintahan. Lebih dari itu, mereka berbicara tentang peran pendidikan dalam membentuk karakter anak bangsa, tentang bagaimana memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan solusi bagi permasalahan daerah. Tidak ada yang lebih penting daripada memberi gambaran kepada mereka tentang tanggung jawab yang harus diemban jika ingin menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan.
Ada satu hal yang menggetarkan hati di malam itu. Syafruddin menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang meraih gelar dan bekerja di sektor formal. “Mahasiswa Buton harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan hanya menjadi pencari kerja. Kalian punya potensi besar untuk itu,” katanya dengan semangat.
Wakil Bupati Buton ini menuturkan bahwa di masa depan, Kabupaten Buton harus menjadi daerah yang tidak hanya bergantung pada sektor formal, tetapi juga pada sektor kreatif dan usaha mandiri yang dapat mendorong perekonomian lokal. Ia menegaskan bahwa kebijakan pemerintah daerah yang akan datang akan lebih memfokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan dan penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi generasi muda.
Tentu, bukan hal yang mudah. Namun, dengan semangat yang ditunjukkan oleh Syafruddin, para mahasiswa mulai percaya bahwa mereka bukan hanya sekadar penerus, tetapi juga agen perubahan yang bisa merubah masa depan daerah ini. Ini adalah momen penting yang mengingatkan mereka bahwa pendidikan harus membekali mereka dengan lebih dari sekadar ilmu—tetapi juga dengan pemikiran kritis, kemampuan beradaptasi, dan semangat berinovasi.
Saat acara berbuka puasa berlanjut, suasana semakin hangat. Tidak hanya karena buka puasa yang menggugah selera, tetapi juga karena percakapan yang semakin mengalir dengan penuh harapan. Dalam setiap kata yang diucapkan, ada keyakinan bahwa masa depan Buton berada di tangan mereka, mahasiswa yang kini berada di luar daerah tetapi tetap memiliki ikatan kuat dengan tanah kelahiran mereka.
Setelah acara, Syafruddin mengakhiri pertemuan dengan harapan yang optimis. “Dengan semangat seperti ini, saya yakin Buton akan semakin berkembang. Dan, kalian, para mahasiswa, akan menjadi bagian dari perubahan besar itu. Kita tidak hanya bisa bermimpi, tapi kita harus bergerak mewujudkan mimpi itu bersama,” katanya.
Senyum para mahasiswa pun tak terelakkan. Mereka merasa diberdayakan, merasa bahwa peran mereka lebih dari sekadar sebagai pelajar, tetapi juga sebagai pemimpin masa depan daerah mereka. Dan dengan semangat yang menggebu-gebu itu, mereka akan melanjutkan perjalanan mereka untuk menuntut ilmu, dengan harapan untuk membawa kemajuan bagi Buton, tanah yang mereka cintai.
Tidak sekadar kata-kata, acara ini menjadi titik balik bagi mereka untuk memulai langkah besar, menggenggam masa depan, dan menjadikan Buton sebagai daerah yang akan terus berkembang di masa depan. (*)