Panjikendari.com – Barometer Suara Indonesia (BSI) merilis hasil survei Pilkada Muna per November 2020. Dari hasil survei tersebut, elektabilitas pasangan La Ode M Rajiun Tumada dan H La Pili lebih unggul dibanding pasangan LM Rusman Emba – Bachrun.
Data BSI menyebutkan, paslon Rajiun-La Pili memuncaki peringkat dengan elektabilitas 42,50%, kemudian disusul LM. Rusman Emba – Bachrun Labuta dengan elektabilitas 36,36%. Dari 440 responden itu, sebanyak 21,14% belum menentukan pilihan atau swing voters.
Jika dilihat berdasarkan data BSI, rendahnya elektabilitas paslon Rusman Emba dan Bachrun Labuta bisa jadi salah satunya karena tingkat keterkenalan wakil dalam hal ini Bachrun Labuta masih rendah. Artinya, Bachrun belum dikenal luas oleh masyarakat Muna yang dipilih sebagai sample survei.
Berdasarkan data BSI pada tingkat pengenalan dan kesukaan calon, Bachrun hanya dikenal oleh 63,41 persen dan tidak kenal sebanyak 34,77 persen.
Sedangkan La Pili yang merupakan calon wakil dari La Ode M Rajiun Tumada, tingkat pengenalannya mencapai 90,23 persen kenal dan 7,73 persen tidak kenal.
Sementara itu, tingkat pengenalan terhadap LM Rusman Emba mencapai 97,05 persen kenal dan 2,05 persen tidak kenal. Sedangkan tingkat pengenalan La Ode M Rajiun Tumada mencapai 94,32 persen kenal dan 4,32 persen tidak kenal.
Direktur Eksekutif BSI, Baso Affandi, menyampaikan bahwa elektabilitas pasangan Rajiun-La Pili (RAPI) unggul mengalahkan petahana.
“Hal menarik karena sudah beberapa kali survei dilakukan sejak bulan Januari baik individu dan simulasi pasangan, nama LM. Rusman Emba memimpin mengalahkan nama lainnya. Namun keadaan berubah saat survei bulan Agustus dan November ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, dinamisasi peta dukungan mulai terjadi perubahan saat pasangan La Ode M. Rajiun Tumada dan La Pili disandingkan dan beredar kabar tak dapat kendaraan parpol untuk maju. Begitu resmi mendapatkan parpol pengusung dan pendukung inilah yang membuat sedikit terjadi turbulensi arus dukungan petahana.
“Survei dilakukan sejak bulan Januari, elektabilitas LM. Rusman Emba secara personal selalu memimpin, namun setelah resmi mendapatkan pintu partai dan sosialisasi bersama pasangan masing-masing, justru posisi puncak yang awalnya selalu bertengger di posisi paling atas kini digeser oleh pasangan LM. Rajiun Tumada – Lapili,” jelasnya.
Baso mengatakan, sebelum mengukur tingkat elektabilitas, tentunya didahului dengan mengukur tingkat keterkenalan dan kesukaan masing-masing pasangan. Pada tingkat keterkenalan bisa dipastikan kedua pasangan di Kabupaten Muna dikenal oleh masyarakat lebih dari 90%, artinya dalam hal memperkenalkan diri, gambar dan nama semua sudah menyelesaikan pekerjaan rumah.
“Jadi menjadi inti strategi dari masing-masing pasanganlah yang akan menentukan kedepan siapa yang bakal dipilih mayoritas warga Kabupaten Muna, utamanya persoalan track record, program yang akan dilakukan dan mau dikemanakan kabupaten Muna kedepannya jika mereka diamanahkan menjadi pemimpin,” katanya.
Kemudian Baso memaparkan, dari survei terbaru dilakukan collecting data di lapangan dari tanggal 18 November sampai tanggal 21 November 2020 dengan 440 responden, menggunakan cara wawancara dengan tatap muka langsung menggunakan kuisioner dengan tekhik multistage random sampling serta mempunyai nilai toleransi margin of error plus minus 4,8%, dengan mekanisme survey seperti ini bisa dipastikan semua populasi pemilih di Kabupaten Muna memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai responden atau tidak tersegmentasi.
“Dari data survei tersebut menunjukkan grafik warga Kabupaten Muna menyatakan, pasangan LM. Rajiun Tumada – La Pili memuncaki peringkat dengan elektabilitas 42,50%, kemudian disusul LM. Rusman Emba – Bachrun Labuta dengan elektabilitas 36,36%. Dari 440 responden itu, sebanyak 21,14% belum menentukan pilihan atau swing voters,” ungkapnya.
Karena Pilkada di Kabupaten Muna hanya diikuti oleh dua pasangan calon (head to Head), maka bisa dipastikan pemenang Pilkada nanti adalah pasangan calon yang memperoleh lebih dari 50% suara rakyat di Kabupaten Muna. Yang menarik menjadi rebutan adalah suara ngambang atau swing voters yang masih berada di angka 21,14% tersebut.
“Kemana kecenderungan suara mengambang tersebut akan melabuhkan pilihannya? Seperti lazimnya dan pengalaman kami di lapangan bahwa kecenderungan pemilih mengambang akan memberikan hak suaranya adalah dimana kekuatan yang terbesar yang punya potensi menang, biasanya suara mengambang itu lebih besar akan berpihak pada pasangan penantang. Hal ini didasari pada pengalaman kami di beberapa daerah yang pernah survei menjelang pemilihan,” paparnya.
“Berdasarkan temuan lapangan tersebut, jika dilakukan pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Muna hari ini, maka pihak kami bisa memastikan bahwa pasangan yang bakal memenangkan kontestasi di Kabupaten Muna adalah pasangan Rajiun Tumada–La Pili. Akhirnya kami ingin menyampaikan selamat berkompetisi yang sehat, kiranya pesta demokrasi kali ini menjadi ajang memilih pemimpin dengan jujur dan adil,” tutupnya.
Sekedar gambaran bahwa BSI adalah lembaga yang saat pilkada Kota Bau-bau 2012 survei dan quick countnya sama dengan hasil Pleno KPU (http://sultra-antaranews-com/berita/265762/bsi-tampil-mesra-menang-pilwali-kota-baubau).
Begitu pun jauh sebelum pemilihan gubernur, mampu memotret keinginan warga setahun sebelum pemilihan (http://sultraline.id/hasil-survei-bsi-4-nama-balon-gubernur-berpeluang-menangkan-pilgub-sultra).
Bahkan saat pemilihan wali kota Kendari, hampir semua lembaga berbeda hasil dengan hasil pleno KPU, namun BSI sanggup memberi yang terbaik dan presisi hasil sesuai dengan urutan hasil pleno KPU (http://zonasultra.com/elektabilitas-adp-sul-tak-terbendung-ini-peta-wilayah-kekuatan-3-paslon-walikota.html). (Erwino)