panjikendari.com – Hari lebaran Idulfitri biasanya menjadi momentum bagi setiap muslim untuk saling bersilaturahmi dengan keluarga, sahabat, dan kerabat dekat.
Tak heran, semua orang yang merayakan Idulfitri saling mengunjungi satu sama lain dari rumah ke rumah, berjabat tangan saling maaf memaafkan. Di Sulawesi Tenggara (Sultra) tradisi ini dikenal dengan istilah Masiara.
Disaat nuansa Masiara sedang ramai-ramainya, di salah satu belahan Bumi Anoa (sebutan lain daerah Sultra), Kabaena Selatan, Bombana, khususnya di Desa Pongkalaero dan Puununu, sibuk dengan kegiatan lain.
Masyarakat di dua desa yang terkenal dengan aktivitas tambangnya itu, menyelenggarakan lomba olahraga dan seni yang dikemas dalam pekan olahraga dan seni (Porseni) antar-dusun.
Kegiatan ini ternyata sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya saat Idulfitri tiba. “Kegiatannya berlangsung selama sepekan. Mulai tanggal 16 (Juni 2018), pas sehari setelah lebaran, sampai tanggal 23 (Juni 2018),” terang ketua panitia kegiatan, Muhammad Alimin, Sabtu, 16 Juni 2018.
Menurut Alimin, dalam Porseni kali ini ada beberapa kegiatan yang dilombakan, yaitu, mulai dari sepakbola, voli, kasidah rabana, lomba salawat, vokal grup, hingga lomba busana muslim dan muslimah.
Pesertanya, kata dia, terdiri dari 10 klub atau perkumpulan, meliputi, Dusun Puuwatu Klub, Dusun Pongkalaero Klub, Wonua I Klub, Wonua II Klub, SMK I Klub, SMK II Klub, Puununu Klub, Rihanna Klub, Watalara Klub, dan Panther Klub.
“Selain memupuk tali persaudaraan dan mempererat hubungan silaturahmi, kegiatan ini juga diharapkan dapat mengasah bakat dan minat generasi muda di bidang olahraga dan seni. Kita berharap, kegiatan ini bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.
Tak lupa, Alimin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak terkhusus pemerintah kedua desa yang mendukung kegiatan seni dan olahraga ini.
Sementara itu, mewakili pemerintah desa, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Pongkalaero, Ramsul Hasan, mengungkapkan, kegiatan perayaan yang memperlombakan seni dan olahraga ini adalah warisan generasi terdahulu.
Dia berharap agar filosofi dari kegiatan ini, dengan menyatukan rasa persaudaraan yang kokoh tidak dirusakkan dengan hal ketidaksportifan dalam bertanding.
“Kemudian saya berharap agar kegiatan ini lebih ditingkatkan tahun-tahun mendatang,” harapnya. (jbr/jie)