panjikendari.com – Peristiwa ular piton menelan seorang warga bernama Wa Tiba (54) di Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, menyisahkan cerita mengerikan.
Lokasi kejadian yang berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman warga dikenal sebagai sarang ular.
Camat Lohia, Hajar Sosi, mengatakan lokasi tempat Wa Tiba ditemukan tewas merupakan sarang ular. Sejak dahulu, ular-ular ini sudah menempati wilayah itu.
“Sejak dari dulu memang, banyak ular di sana. Makanya warga pindah karena memang dianggap angker,” katanya, seperti dilansir Liputan6.com
Sementara itu, Kepala Desa Lawela, Faris, menceritakan, dahulu lokasi tempat Wa Tiba ditemukan tewas ditelan ular merupakan perkampungan warga. Pernah dijadikan tempat berkebun jagung dan ubi kayu, namun kemudian ditinggalkan.
Faris mengatakan, pernah ada kejadian korban selamat dari lilitan ular piton. Saat itu, korban yang merupakan rekan kantornya digigit pada bagian kaki saat sedang melintas.
Menurut warga sekitar, kata Faris, ular-ular tersebut disembunyikan dengan kekuatan mantra-mantra para orang tua, sehingga masyarakat bebas berkebun.
Faris melanjutkan, kemungkinan karena ‘orang pintar’ yang menjadi pawang sudah meninggal dunia, maka segel mantranya terbuka. Sehingga, ular bisa kembali bebas berkeliaran.
“Ada goa-goa kecil karena memang lokasi desa berbatu. Kalau ada yang mau datang lihat, kami bisa pancing keluar ularnya pakai tali,” katanya.
Seperti diketahui, Wa Tiba (54) seorang ibu rumah tangga (IRT), tewas ditelan ular piton sepanjang 7 meter, Jumat 15 Juni 2018.
Peristiwa naas itu terjadi saat ibu dua anak itu hendak mengecek kebunnya. Diketahui, pada Kamis 14 Juni 2018, sekitar pukul 19.00 WITA, Wa Tiba pamit pada anak-anaknya untuk ke kebun.
Namun, hingga Jumat pagi 15 Juni 2018, disaat orang-orang kampung sedang bersiap menjalankan salat Idulfitri, Wa Tiba tak kunjung pulang.
Ternyata, setelah dilakukan pencarian, Wa Tiba ditemukan tak bernyawa lagi di dalam perut ular piton. Ular dipergoki melintang tak bisa bergerak di dalam semak belukar sekitar kampung, dengan kondisi perut tengah mengembung. (lp6/jie)