Kendari – Konsorsium Pemerhati Transportasi Indonesia (KPTI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mendesak kepolisian untuk menambah jumlah personel penjagaan di semua SPBU di Kota Kendari. Langkah ini dinilai penting untuk mencegah aksi premanisme dan menertibkan dugaan praktik percaloan yang masih marak terjadi di beberapa SPBU.
Koordinator KPTI Sultra, LM Asis, mengungkapkan bahwa kasus terbaru yang viral, di mana seorang mahasiswa diduga mengalami penganiayaan saat mempertanyakan kualitas BBM setelah mengisi bahan bakar di salah satu SPBU di Kendari, menunjukkan bahwa praktik premanisme masih tumbuh subur di lingkungan SPBU.
“Kami menerima banyak keluhan dari masyarakat yang merasa tidak nyaman saat mengisi BBM di beberapa SPBU di Kendari. Ada kelompok-kelompok tertentu yang mengatur distribusi BBM dan terkadang bertindak kasar terhadap pelanggan yang tidak mengikuti aturan mereka,” ujarnya.
KPTI Sultra meminta aparat kepolisian untuk segera mengambil langkah tegas dengan memperketat pengawasan dan menambah jumlah personel penjagaan guna memastikan SPBU beroperasi sesuai aturan serta bebas dari aksi premanisme dan percaloan. Selain itu, KPTI juga mendorong Pertamina dan instansi terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap operasional SPBU agar tidak ada praktik ilegal yang merugikan masyarakat.
“Kami berharap ada tindakan nyata dari kepolisian agar masyarakat bisa mendapatkan layanan BBM dengan aman dan nyaman tanpa tekanan dari pihak mana pun. Sebagai bentuk komitmen, kami akan terus mengawal dan mengawasi perkembangan situasi ini demi kepentingan masyarakat luas,” tutupnya. (*)