panjikendari.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Kendari, Jumat, 28 Februari 2020, menggelar rapat bersama pimpinan kecamatan (PK) dan pimpinan kelurahan (PL).
Dalam rapat yang bertema ‘Memperkokoh Soliditas Kader Parai Golkar’ tersebut membahas beberapa hal, salah satunya mengenai arah dukungan Partai Golkar pada pemilihan wakil wali kota (Pilwawali) Kendari yang rencananya akan digelar 5 Maret 2020.
Rapat yang dipimpin oleh Ketua DPD II Partai Golkar Kota Kendari Muhammad Hikman Ballagi itu dihadiri empat dari lima anggota DPRD Kota Kendari dari Partai Golkar, yakni, La Ode Muhammad Inarto, Sahabuddin, La Ode Azhar, dan La Ode Muhammad Rajab Jinik. Sedangkan Rusiahwati, absen dalam rapat itu.
Selain itu, hadir pula para pengurus DPD II Partai Golkar Kota Kendari serta pengurus kecamatan dan pengurus kelurahan se-Kota Kendari.
Melalui rapat tersebut, Muhammad Hikman Ballagi kembali mempertegas sikap Partai Golkar dalam Pilwawali nanti.
Menurutnya, Golkar tegas dan jelas mendukung Adi Jaya Putra (AJP) ketimbang Siska Karina Imran. Hal itu tertuang melalui surat DPD I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara yang ditandatangani Ridwan Bae sebagai ketua dan Hasan Basri sebagai sekretaris.
Surat tersebut berisi persetujuan dan dukungan terhadap AJP sebagai calon wakil wali kota Kendari.
Disamping itu, dukungan terhadap AJP juga datang dari PK dan PL. “Dukungan terhadap AJP juga merupakan aspirasi PK dan PL yang lahir melalui rapat pleno diperluas yang diselenggarakan tanggal 26 Januari lalu,” katanya.
Aspirasi tersebut, kata dia tertuang dalam surat pernyataan yang ditandatangani para PK dan PL. Mereka meminta DPD II Partai Golkar Kota Kendari untuk memerintahkan fraksi Golkar di DPRD Kota Kendari untuk memilih AJP.
Mengenai pernyataan dukungan para PK dan PL tersebut, La Ode Muhammad Inarto menanggapinya dengan meminta perwakilan PK dan PL untuk menjelaskan alasan sehingga harus mendukung AJP.
“Coba jelaskan kepada kami komitmen apa yang telah dijanjikan oleh AJP kepada teman-teman PK dan PL sehingga kita harus dukung,” kata Inarto kepada dua perwakilan yang saat itu maju di depan forum rapat.
Keduanya menjawab bahwa belum ada komitmen yang dibangun antara AJP dan para PK dan PL. Dukungan murni diberikan karena pertimbangan sama-sama kader Golkar.
La Ode Azhar yang diberi kesempatan bicara, menyampaikan bahwa AJP harus membuat kesepakatan tertulis tentang komitmennya terhadap Partai Golkar khususnya kepada para PK dan PL jika terpilih nanti.
“Harus ada pernyataan secara tertulis, kontribusi apa yang akan diberikan AJP jika terpilih nanti. Jika itu tidak dilakukan maka saya tidak bisa memberikan garansi pada pemilihan nanti. Siapa yang mau tau saya pilih siapa di bilik suara nanti,” tegas Azhar.
Oleh karena itu, melalui forum tersebut, Azhar dengan tegas meminta agar AJP membuat pernyataan tertulis tentang komitmennya.
Paling tidak, kata dia, surat tersebut akan menjadi landasan untuk meminta pertanggungjawaban jika tidak dilaksanakan. “Dan saya siap berada di depan untuk mengawal komitmen itu,” katanya.
Muhammad Hikman Ballagi saat memimpin jalannya rapat kembali menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi Fraksi Golkar untuk tidak memilih AJP. Sebab, hal itu sudah menjadi keputusan partai yang wajib diikuti.
Hikman panjang lebar menjelaskan tentang AD/ART dan peraturan organisasi partai, terutama mengenai sanksi PAW jika ada anggota dewan yang tidak patuh pada keputusan partai. Mendengar penjelasan panjang Hikman Ballagi, La Ode Azhar terlihat geleng-geleng kepala.
Inarto dan Azhar Tinggalkan Ruang Rapat
Disaat rapat berlangsung, terlihat Inarto meninggalkan ruang rapat. Wakil Ketua DPRD Kota Kendari itu diketahui meninggalkan ruangan karena ada urusan keluarga yang tidak bisa dilewatkan. Namun, ia terlihat kembali hadir setelah rapat selesai.
Beberapa saat berselang, tampak pula La Ode Azhar menyusul meninggalkan ruang rapat. Kepada pimpinan sidang, Azhar meninggalkan ruangan karena ada keluarga yang sakit.
Saat dicegat, La Ode Azhar tetap bersikukuh tidak akan memilih AJP di Pilwawali Kendari nanti. “Prinsip saya untuk saat ini, saya tidak memilih AJP, bukan berarti saya memilih Siska. Bisa saja saya abstain,” tegasnya.
Alasannya, lagi-lagi, selain karena AJP tidak berani membuat pernyataan tertulis tentang komitmennya nanti jika terpilih, dirinya juga masih menunggu keputusan DPP Partai Golkar.
Sebab, menurut pemahaman Azhar, keputusan tertinggi yang harus diikuti dalam konteks pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah DPP.
“Jadi, saya masih menunggu putusan DPP. Kalau surat pernyataan yang saya maksud tadi, itu bagian dari komitmen,” katanya.
Azhar mengakui, baik DPD II maupun DPD I Partai Golkar sudah final ke AJP. Namun, ia berharap putusan tersebut dapat diteruskan ke DPP supaya turun rekomendasi DPP.
“Kami memang harus tunduk terhadap keputusan partai tetapi kami juga harus patuh terhadap aturan partai, terhadap mekanisme partai,” ujarnya.
AJP Tidak Bersedia Bikin Surat Pernyataan
Sementara itu, di dalam kantor DPD II Partai Golkar Kendari masih berlangsung rapat. Bahkan, di tengah-tengah forum dilakukan penandatanganan pernyataan dukungan kepada AJP oleh dua anggota dewan yang masih setia ikut rapat, yakni, LM Rajab dan Sahabuddin.
Sedangkan tiga lainnya; La Ode Muhammad Inarto, La Ode Azhar, dan Rusiahwati, belum bertandatangan.
Jalannya rapat sempat berlangsung panas saat membahas persoalan internal partai. Namun bagi Hikman Ballagi, itu adalah dinamika.
Dalam forum itu, Hikman menghadirkan AJP yang sejak tadi menunggu di ruangan ketua mendengarkan jalannya rapat. AJP dihadirkan untuk dimintai kesiapannya membuat dan menandatangani surat pernyataan sebagai bentuk komitmennya jika terpilih nanti.
Namun, AJP tidak bersedia membuat surat pernyataan dimaksud. Dia akan siap membuat surat pernyataan jika sudah terpilih nanti.
“Bukannya saya tidak mau, tapi bagaimana kita mau bikin pernyataan kalau saya belum terpilih. Jangan sampai saya sudah tanda tangan, ternyata saya sudah dipanggil Yang Maha Kuasa, kita tidak tau ajalnya orang,” ujarnya.
Pastinya, kata AJP, dirinya tetap akan memperhatikan dan membesarkan Partai Golkar jika terpilih nanti. Dia berjanji tetap berada di Golkar dan tidak akan pindah partai. (jie)