Panjikendari.com – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Muna, La Ode M Rajiun Tumada dan H La Pili, melakukan kampanye di Kecamatan Watopute, Senin, 19 Oktober 2020. Kehadiran pasangan berakronim RAPI ini disambut antusias ribuan simpatisan dan pendukung RAPI di wilayah itu.
Pasangan RAPI beserta rombongan dijemput dari tugu Watopute lalu diarak menuju titik kampanye dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Akibatnya, arus lalu lintas di jalur tersebut menjadi macet.
Memanfaatkan kehadiran RAPI, masyarakat mengeluhkan banyak hal yang dihadapi selama ini, salah satunya adalah masalah air bersih yang sampai saat ini belum tersedia di daerah itu. Selama ini, masyarakat membeli air yang dijual keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang tokoh masyarakat Watopute, La Rusia, menyampaikan bahwa selama ini masyarakat Watopute kesulitan mendapatkan air bersih. Pemerintah hanya menjanjikan tanpa ada realisasi.
Bahkan, kata dia, persoalan air bersih ini kadang hanya dijadikan komoditas politik bagi penguasa untuk kepentingan tertentu.
“Karena kami hanya dijanji-janji. Setiap mau pemilihan, kita dijanji. Pas terpilih, lupa mi. Bahkan pernah dekat-dekat pemilihan dikasih mengalir air, tes pipa. Habis pemilihan, tidak ada mi,” ketusnya.
Sebenarnya, lanjut dia, sudah pernah ada program air bersih yang masuk di Watopute yang konon kabarnya dengan anggaran miliara. Bahkan sudah banyak pipa yang tertanam dalam tanah. Hanya saja, pemerintah tidak maksimal dan tidak serius menuntaskan air bersih. “Pernah jalan (mengalir), tapi dikasih putus lagi,” katanya.
Oleh karena itu, ia berharap kepada pasangan RAPI untuk memperhatikan ketersediaan air bersih di Watopute jika terpilih nanti menjadi bupati dan wakil bupati Muna.
Hal yang sama juga disampaikan oleh tokoh pemuda Kecamatan Watopute, Muharam. Di sela-sela kampanye RAPI, saat berbincang-bincang dengan jurnalis panjikendari.com, Muharam mengatakan, air bersih merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat.
Kata dia, pemerintah sejatinya wajib memberikan pelayanan kepada masyarakatnya terutama dalam hal pemenuhan air bersih. “Karena itu adalah hak dasar rakyat,” katanya.
Muharam juga mengatakan, perjuangan untuk mendorong agar air bersih di Watopute dapat terwujud, telah dilakukan oleh kelompok-kelompok pemuda dan masyarakat. Ada yang murni berjuang untuk kepentingan masyarakat, ada yang menjadikannya sebagai alat bargaining untuk kepentingan kelompok atau pribadi.
Namun demikian, lanjut dia, ada juga yang sampai hari ini masih setia dan konsisten memperjuangkan ketersediaan air bersih untuk masyarakat Watopute. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, uji coba air bersih sudah mulai lagi dilakukan di wilayah Bangkali.
“Kita harus mensyukuri itu, kita patut mengapresiasi konsistensi saudara-saudara kita yang masih setia memperjuangkan air bersih untuk masyarakat Watopute. Mudah-mudahan apa yang mereka upayakan bisa berhasil, karena itu menjadi tujuan kita bersama,” katanya.
Muharam mengajak semua pihak untuk tidak percaya dengan istilah orang bahwa Kalo Air So Jalan, Itu Tandanya Pilkada So Dekat. “Jangan kita berpikir begitu. Kita harus hargai usaha mereka, karena itu untuk kemaslahatan,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, baru dua hari menandatangani MoU, Bupati Muna sudah melakukan langkah-langkah, seperti kelakar yang disampaikan dalam sebuah video viral. “Ini kan luar biasa,” puji Muharam tersenyum sambil menapuk dahi.
Muharam berharap, rencana pemerintah untuk segera mengalirkan air ke masyarakat benar-benar serius, tidak seperti pengalaman buruk pada pilkada-pilkada sebelumnya. “Nanti dekat-dekat Pilkada baru tes-tes pipa, setelah itu tidak ada lagi,” sindirnya.
Muharam mengatakan, untuk menuntaskan persoalan air bersih di Watopute butuh komitmen dan keseriusan pemerintah daerah. Ia melihat, sosok Rajiun-La Pili memiliki komitmen untuk menuntaskan air bersih tersebut.
“Komitmen itu kita bisa lihat bagaimana beliau (Rajiun) membangun Muna Barat selama memimpin di sana. Kita tidak bisa pungkiri, Muna Barat mengalami perkembangan yang luar biasa. Masyarakat bisa menilai itu,” terang Muharam.
Rajiun: Air Bersih Merupakan Kebutuhan Vital Masyarakat
Mengenai permintaan air bersih di Watopute, calon Bupati Muna La Ode M Rajiun Tumada tidak ingin menjanjikan yang muluk-muluk. Pastinya, kata dia, air bersih merupakan kebutuhan paling vital setiap manusia yang harus dipikirkan.
Ia menjelaskan, akses air minum yang aman dan akses sanitasi yang layak merupakan kebutuhan dasar masyarakat demi mencapai standar hidup dan penghidupan yang layak dan produktif.
Rajiun mengaku prihatin saat mengetahui bila masih ada kelompok masyarakat Muna yang belum mendapatkan pelayanan air bersih. Padahal, Muna merupakan salah satu daerah paling tua diantara daerah-daerah lainnya yang mestinya sudah berkembang pesat.
Rajiun yang telah mengundurkan diri sebagai Bupati Muna Barat sedikit merefleksi tentang pembangunan air bersih di Muna Barat. Menurutnya, sejak 2015 sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Muna Barat terus berupaya memenuhi akses layanan air bersih dan sanitasi khususnya pada daerah daerah yang berkategori rendah untuk rasio pelayanan air bersih dan sanitasinya.
Program tersebut, kata dia, didanai melalui DAU, DAK, dan Bantuan Langsung Masyarakat yang sumber dananya dari APBN murni maupun dana pinjaman luar negeri. Itu tidak terlepas dari usulan pemerintah daerah Muna Barat.
Dalam upaya pencapaian Akses Universal Air Minum dan Sanitasi tahun 2019, Pemkab Mubar kata dia memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai target tersebut dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan.
“Atas dasar kebutuhan tersebut, pada tahun anggaran 2016, saya mengusulkan Kabupaten Muna Barat sebagai salah satu penerima PAMSIMAS (Program Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, red) dan Alhamdulillah sejak tahun 2017 sampai dengan 2019 telah menjangkau 38 desa sasaran yang tersebar di wilayah Kabupaten Muna Barat,” paparnya.
Kemudian, lanjut dia, untuk sistem penyediaan air minum (SPAM) perkotaan Laworo juga selain dibiayai oleh APBN yang pipa distribusinya juga sudah dikerjakan sejak tahun 2017 memanfaatkan sumber air Barakati.
Dikatakan, untuk sambungan ke rumah-rumah sudah dikerjakan dan dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus sejak tahun 2017. Tahun depan, akan turun program dari Kementerian PUPR untuk peningkatan kapasitas SPAM Laworo, sesuai usulan Pemerintah Muna Barat.
“Jadi, kalau mau supaya air bersih di Muna ini lancar, mari mi, amaimo paada ini,” ujar Rajiun disambut teriakan “Rapi-kan Muna” oleh masyarakat yang hadir.
Lebih jauh Rajiun menyampaikan, untuk desa-desa di Mubar yang kesulitan air, seperti Desa Lagadi Kecamatan Lawa, saat ini sudah dilaksanakan kegiatan air bersih memanfaatkan mata air Lamaeo. Dan sudah berjalan dinikmati oleh masyarakat, apalagi pompa airnya digerakan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Begitu pula di pulau-pulau kecil sudah dilakukan program air bersih melalui DAK. “Tahun ini di Pulau Bangko, Pulau Gala. Di Santigi, Mandike, Santiri, juga sudah masuk program Pamsimas,” terangnya.
Oleh karena itu, Rajiun mengajak kepada seluruh masyarakat Watopute untuk bersabar dan memberikan kepercayaan kepada RAPI untuk mengatasi masalah air bersih di wilayah ini. “Jika ingin masalah air bersih tuntas, maka ini orangnya,” kata Rajiun.
Tentunya, kata dia, harapan itu akan terwujud jika masyarakat Watopute bersatu padu memenangkan pasangan RAPI pada Pilkada Muna 9 Desember nanti dengan mencoblos nomor urut 2. (has)
Top of Form
Bottom of Form