Kendari, panjikendari.com – Puluhan mahasiswa Program Studi Agronomi Pascasarjana (PPs) bersama mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sabtu, 2 Desember 2017, mengikuti praktik lapangan di kawasan hutan pinus Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
Kegiatan tersebut bertujuan mengidentifikasi keberadaan fungi Mikoriza pada vegetasi hutan pinus di kawasan kantor Gubernur Sultra. Praktik lapangan ini didampingi dosen pembina mata kuliah, Prof Dr Ir Hj Husna Faad Maonde MP dan Dr Faisal Danu Teheteru SHut MSi.
Prof Husna menjelaskan, praktik lapang tersebut merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa PPs Agronomi UHO Kendari yang memprogramkan mata kuliah Interaksi Mikroba dengan Tanaman.
Selain itu, tenaga pengajar pada FHIL UHO Kendari ini mengatakan, melalui praktik lapangan, mahasiswa diharapkan dapat melihat langsung bentuk dari fungi Mikoriza.
“Selama ini mahasiswa hanya melihat bentuk Mikoriza melalui gambar yang ditampilkan di dalam kelas. Dengan praktik lapang seperti ini, mereka bisa melihat secara langsung jenis fungi mikoriza hidup dalam vegetasi hutan pinus,” ungkapnya.
Menurut Prof Husna, mikoriza merupakan bentuk simbiosis antara cendawan (fungi) dengan tumbuhan tingkat tinggi ataupun tanaman budidaya, khususnya pada sistem perakaran. Bentuk simbiosis ini terutama adalah simbiosis mutualisme.
Artinya, terang Prof Husna, di satu sisi, cendawan mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melangsungkan siklus hidupnya. Sebaliknya, keberadaan mikoriza dapat membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara dan air serta melindungi tanaman dari serangan patogen akar.
“Sebenarnya fungi Mikoriza digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Endomikoriza dan Ektomikoriza. Jenis yang diamati oleh mahasiswa di lapangan yaitu jenis fungi Ektomikoriza. Jadi, fungi Ektomikoriza ini merupakan jenis fungi mikoriza yang dapat dilihat dengan kasat mata. Sedangkan Endomikoriza merupakan fungi mikoriza yang hanya bisa dilihat menggunakan alat bantu mikroskop karena wujudnya yang amat kecil,” ujar Guru Besar yang pernah menjabat Dekan Fakultas Pertanian UHO Kendari ini.
Cendawan Ektomikoriza sendiri, terang dia, hanya bisa diamati atau ditemukan pada saat tertentu saja, yaitu, saat kelembaban tinggi atau saat musim hujan seperti saat ini.
Dari kegiatan praktikum lapangan yang dilakukan tersebut, para praktikan menemukan beberapa cendawan Mikoriza yang masuk dalam kelompok Ektomikoriza. Jenisnya pun bermacam-macam yang ditandai melalui bentuk, warna, dan ciri khas yang dimiliki.
Bahkan ada ditemukan jenis cendawan beracun yang salah satu cirinya memiliki serbuk di bagian permukaan payung dan mempunyai cincin di bagian batang. Mikoriza jenis ini dapat membahayakan jika bersentuhan langsung dengan kulit manusia.
Menurut Prof Husna, dari praktikum lapangan tersebut, mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis Mikoriza yang hidup di bawah tegakan vegetasi pinus. Lalu dituangkan dalam bentuk laporan hasil praktikum. (Jumaddin Arif)