panjikendari.com – Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Konsorsium Pemuda Kecamatan Watopute Menggugat (KPWM), Selasa, 21 Januari 2020, melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Muna.
Mereka menagih janji Bupati Muna LM Rusman Emba soal realisasi air bersih di Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
Penanggung jawab aksi, Redi Agusnarto, dalam orasinya mengungkapkan, selama ini masyarakat Kecamatan Watopute memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli air dari penjual keliling.
Kebiasaan membeli air tersebut kata dia telah berlangsung sejak puluhan tahun lamanya. “Pemerintah Kabupaten Muna seakan tidak peduli dengan nasib masyarakatnya terkait pemenuhan kebutuhan air. Padahal air adalah kebutuhan vital bagi masyarakat,” katanya.
Redi Agusnarto mengungkapkan, persoalan air bersih di Kecamatan Watopute hanya menjadi komoditas politik untuk kepentingan elite-elite di Kabupaten Muna.
“Setiap momen pemilihan, baik Pilcaleg maupun Pilkada, mereka selalu menjanjikan air bersih kepada masyarakat, namun setelah terpilih, mereka pura-pura lupa dengan janji mereka,” tukas Redi.
Pada musim kampanye Pilkada Muna 2015 lalu, terang Redi, LM Rusman Emba berjanji akan mengalirkan air di Kecamatan Watopute, namun sampai hari ini janji itu tak terealisasi.
“Olehnya itu, kami datang untuk mengingatkan kembali janji beliau tentang persoalan air bersih ini,” katanya.
Sementara itu, koordinator lapangan, Jomo Takhir, mengatakan, persoalan air bersih di Kecamatan Watopute sudah menjadi problem yang turun temurun. Belum ada perhatian serius dari pemerintah.
“Pemerintah hanya datang menanam pipa, sudah banyak jaringan pipa dalam tanah yang ditanam, tapi tidak ada kelanjutannya,” ujar Jomo.
Menurut Jomo, sudah banyak proyek air bersih yang masuk di Kecamatan Watopute namun dibiarkan mangkrak. Padahal tidak sedikit uang rakyat yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut.
Jomo mencontohkan adanya proyek pekerjaan pemanfaatan mata air Jini yang saat ini tidak berfungsi. Begitu juga dengan pekerjaan di mata air Matampangi yang sudah lebih dari sekali tahapan penganggaran namun juga tidak berfungsi.
“Termasuk mata air Rawa yang rencananya akan melayani kebutuhan air di Kecamatan Watopute namun kenyataannya hanya sebagian saja yang merasakan,” papar Jomo.
Oleh karena itu, atas nama masyarakat Watopute, KPWM meminta kepada Bupati Muna LM Rusman Emba untuk bertanggungjawab atas polemik persoalan air bersih yang terjadi di Kecamatan Watopute.
Selain itu, KPWM juga meminta kepada anggota DPRD Kabupaten Muna untuk menunjukkan konsistensi dan komitmennya sebagai wakil rakyat yang memperjuangkan kepentingan rakyat yang diwakilinya.
Sekadar diketahui, aksi soal air bersih ini sudah berlangsung selama dua hari sejak Senin 20 Januari 2020. Pada hari kedua, KPWM mendatangi Kantor Bupati Muna.
Mereka rencananya ingin menyegel kantor bupati namun berhasil digagalkan oleh aparat Satpol PP yang dibantu oleh aparat kepolisian. Kekisruhan sempat terjadi lantaran massa memaksakan diri untuk mendekat ke pintu masuk kantor bupati.
Massa pada akhirnya bubar setelah mendapat perlawanan dari aparat. Mereka berjanji akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar jika apa yang menjadi tuntutan mereka tidak direspons serius oleh pemerintah. (has/jie)