Panjikendari.com, Raha – Kendati PKS mengusung petahana LM Rusman Emba di Pikada Muna 2020, namun salah satu kader terbaik PKS Muna, H La Pili, tetap kukuh dan konsisten berjuang bersama La Ode M Rajiun Tumada untuk maju bertarung di Pilkada Muna.
La Pili memaparkan, ada tiga alasan sehingga dirinya tetap bersama La Ode M Rajiun Tumada di Pilada Muna dan memilih tidak sejalan dengan kehendak partai. Pertama; Rajiun merupakan sosok pemimpin yang tegas, disiplin, dan berprestasi.
Menurut La Pili, Kabupaten Muna sebagai salah satu daerah tertua di Sulawesi Tenggara membutuhkan karakter pemimpin yang tegas dan disiplin agar Muna lebih maju dan sejajar dengan daerah lain.
“Semangat itu ada pada pak Rajiun. Tidak ada sama yang lainnya. Kita sudah lihat bagaimana pak Rajiun memimpin Muna Barat. Pembangunan infrastruktur dasar berkembang begitu pesat di sana, kelihatan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata La Pili, saat ditemui di kediamannya di Raha, Selasa, 7 Juli 2020.
Dikatakan, Muna membutuhkan sosok pemimpin yang tegas kalau ingin maju dan berkembang. Jika tidak, maka akan biasa-biasa saja alias stagnan.
Ketegasan seorang pemimpin kata dia, sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Muna. “Kita lihat bagaimana penyelesaian masalah pasar (Laino), berlarut-larut, padahal sebenarnya itu tidak bisa dianggap sepele karena merupakan roda perekonomian masyarakat Muna,” ujarnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Sultra ini menjelaskan, Pasar Laino merupakan pasar kabupaten yang merupakan pusat perputaran perekonomian masyarakat Muna. Kalau pengelolaannya tidak becus dan menimbulkan masalah maka masyarakat jadi korban.
“Bagaimana mau sehat ekonomi masyarakat kita kalau begitu pengelolaannya. Artinya ini karena tiada ketegasan dari seorang pimpinan, begitu. Kepemimpinan yang lemah, tanda kutipnya, begitu,” ucapnya.
Persoalan lain, lanjut dia, belum terlaksananya pemilihan kepala desa di seluruh Kabupaten Muna yang hingga saat ini masih dipimpin oleh seorang pelaksana tugas (Plt). “Ini jelas-jelas merugikan desa dan masyarakat di desa itu karena yang namanya pelaksana desa itu, dia tidak akan fokus pada program di desa itu, dia hanya fokus mempertahankan dirinya, jangan sampai diganti oleh pimpinan. Tapi kalau kepala desa devinitif, dia akan konsentrasi memikirkan bagaimana mengembangkan desa yang dipimpinnya,” katanya.
Belum lagi kata dia masalah pembangunan yang tidak terencana dan terkesan asal-asalan. Bagi La Pili, tidak ada yang bisa diceritakan di era pemerintahan saat ini.
“Kalau di era dokter (dr Baharuddin, red) dulu ada yang kita ceritakan, ada rumah sakit, ada pasar, sekarang apa yang mau diceritakan, makanya kita butuh supaya daerah kita itu lebih baik lagi ke depannya, dan kuncinya kita butuh kepemimpinan yang tegas,” tandasnya.
Kemudian, alasan kedua sehingga dirinya memilih tetap bersama La Ode M Rajiun Tumada adalah La Pili mengaku ingin menjaga psikologis mayoritas pemilih PKS di Muna yang menginginkan dirinya untuk maju di Pilkada Muna bersama Rajiun.
La Pili mengaku telah menjejaki psikologis mayoritas pemilih PKS di Kabupaten Muna, dan ternyata mereka mengharapkan La Pili untuk berpasangan dengan pak Rajiun.
“Kalau seandainya saya maju, begitu. Mereka tidak siap dengan selain itu, dengan berbagai pertimbangan. Saya berjalan di seluruh kecamatan, saya koordinasi dengan semua tokoh penggerak massa PKS di semua kecamatan, mereka siap kalau saya maju berpasangan dengan pak Rajiun. Jadi saya tidak ingin kecewakan mereka,” tuturnya.
Alasan ketiga, lanjut dia, La Pili mengaku berjalan atas amanah partai. Sejak awal, melalui Rakernas hingga Rakorwil, bahwa dari tujuh daerah yang akan Pilkada di Sultra, tiga daerah menargetkan kader untuk maju, salah satunya di Pilkada Muna.
“Di Pilkada Muna sepakat mendorong saya. Kosong satu atau kosong dua, tergantung dinamikanya di lapangan. Intinya prioritas kader. Dan mulai saat itu saya berjalan, saya diarahkan untuk membangun komunikasi, diarahkan untuk turun sosialisasi di masyarakat, dan itu saya jalani, semua yang menjadi arahan partai saya laksanakan. Tidak ada satu tahapan pun yang saya tidak ikuti dan itu terpenuhi semua,” kata La Pili.
Sampai pada akhirnya, sambung La Pili, La Ode M Rajiun Tumada mendaftar di PKS, lalu dipertemukan di penjaringan DPD maupun penjaringan di DPW. “Dan di penjaringan wilayah itu, terpenuhilah apa yang diharapkan oleh wilayah, bahwa pak Rajiun menyatakan kesungguhannya untuk mengambil saya sebagai pasangannya, sekaligus juga bersedia untuk mensukseskan pemenangan Rajiun – La Pili, berkontribusi pada PKS apakah itu berupa saksi atapun dan lain sebagainya.”
“Jadi, selesai. Dan itu disampaikan ke Korwil di DPP dan di sana diterima juga. Nah, itu kemudian menjadi alasan saya sehingga bersikukuh maju karena semua tahapan itu saya lalui. Final, begitu!” paparnya panjang lebar.
Karena itu, tiga alasan tersebut sehingga dirinya tetap berjuang bersama Rajiun di Pilkada Muna. “Kalau pun pak Rajiun tidak mengambil saya sebagai pasangannya, saya tetap mendukung Pak Rajiun, karena tiga alasan tadi itu,” tegasnya.
Mengenai imbauan DPW PKS Sultra untuk mendukung LM Rusman Emba pada Pilkada Muna, La Pili berkelakar, “Kalau imbauan pemerintah tentang virus Corona, kita harus ikuti. Tapi kalau imbauan untuk mendukung Rusman, kita bolehlah sedikit kapatuli,” ucapnya sambil tersenyum.
Dirinya siap menerima konsekuensi jika pilihannya tersebut dianggap bertentangan dengan keputusan partai, sepanjang konsekuensi yang diterimanya masih dalam batas-batas kewajaran.
“Jika itu di luar batas kewajaran maka saya mempunyai hak untuk melakukan pembelaan. Nantilah kita lihat bagaimana perkembangannya,” tutupnya. (has)