Panjikendari.com – Calon Bupati Muna, LM Rusman Emba, dalam beberapa kegiatan kampanyenya menyampaikan kepada masyarakat bahwa air bersih di Kecamatan Watopute sudah dituntaskan dalam masa kepemimpinannya.
“Selama ini di Muna itu, tidak ada yang namanya tol laut. Alhamdulillah, di zamannya kita juga, Alhamdulillah, tol laut, ada. Selanjutnya air bersih di Kecamatan Watopute, Loghia, dan Kontunaga selama ini tidak pernah ada. Alhamdulillah di zamannya kita hari ini, itu kemudian, eee, itu bisa terselesaikan,” kata LM Rusman dalam sebuah kegiatan kampanye seperti yang disiarkan langsung melalui akun Facebook Salianto di grup Facebook Wuna Forum, Minggu, 24 Oktober 2020.
Berbeda dengan itu, dalam kegiatan kampanye di tempat lain, sebagaimana dalam video yang beredar, Rusman Emba justru menyampaikan bahwa SPAM Watopute baru akan masuk ke rumah-rumah. “Persoalan Jini (sumber mata air di Desa Bangkali, red) kemarin ada, kebetulan mesinnya agak rusak tetapi sekarang dalam waktu dua tiga minggu ini mesinnya sudah kembali kita adakan di perubahan,” kata Rusman.
Rusman menambahkan, sambungan rumah (SR) sudah dianggarkan sebanyak 200 rumah dan sebentar lagi akan beroperasi. “Insya Allah sebelum 9 Desember sudah masuk ke rumah-rumah, meskipun belum semuanya. Itulah gunanya pembangunan yang berkelanjutan,” katanya.
Video-video tersebut kemudain viral di sejumlah media sosial seperti grup-grup WhatsApp, dan menjadi bahan perbincangan masyarakat, khususnya di Kecamatan Watopute.
Sejumlah pemuda di Kecamatan Watopute menganggap bahwa apa yang disampaikan tentang air bersih Watopute tersebut merupakan sebuah pembohongan dan pembodohan kepada masyarakat.
Menurut salah seorang pemuda Watopute, Imran Jaya, apa yang disampaikan oleh LM Rusman Emba tentang air bersih tidak sesuai dengan fakta yang ada. Kata dia, masyarakat Watopute sampai saat ini masih membeli air dari penjual air keliling.
“Ada memang air bersih di sana yang sudah dinikmati oleh beberapa warga, tapi itu program APBN yang dikerja sebelum Rusman jadi bupati, itu pun seminggu sekali jalan, makanya masyarakat lebih memilih membeli air ketimbang mengharapkan air APBN itu,” kata Imran.
Oleh karena itu, atas nama masyarakat Watopute, Imran meminta kepada LM Rusman Emba untuk berhenti memberikan informasi yang tidak benar kepada masyarakat hanya untuk kepentingan politik.
“Sudahlah, jangan lagi air bersih Watopute dijadikan alat politik untuk mengejar kekuasaan. Cukuplah lima tahun lalu saja kami dijanji dengan air bersih ini. Masyarakat sudah paham itu,” katanya.
Sementara itu, Ahlun Wahid, yang juga pemuda Watopute, sangat menyayangkan dengan materi kampanye calon petahana yang mengklaim bahwa air bersih di Kecamatan Watopute sudah mengalir.
“Ada memang yang sudah mengalir. Selain yang dikerja melalui APBN yang mengalir seminggu sekali itu, juga ada program dari ADD Desa Bangkali, tapi itu dikerja sebelum pak Rusman jadi bupati. Itu pun belum sampai ke rumah-rumah warga. Sekarang sudah dites-tes lagi kasih mengalir, mungkin karena sudah dekat-dekat lagi Pilkada,” ketusnya.
Selain itu, lanjut Ahlun, ada juga usaha air bersih yang dikelola oleh orang per orang, menggunakan mesin sendiri dengan memanfaatkan beberapa sumber mata air yang ada.
Namun, kata dia, jangkauannya masih terbatas kepada sebagian kecil masyarakat karena mungkin kendala sumber daya. “Alangkah bagusnya sebenarnya pemerintah daerah memberi dukungan dana kepada usaha air bersih yang dikelola oleh orang per orang ini supaya jangkauannya bisa semakin luas. Tinggal bikin MoU saja dengan pemerintah,” kata Ahlun sambil tersenyum.
Mengenai persoalan air bersih di Watopute, mantan Komandan KSR PMI Unit UHO Kendari ini melihat bahwa pemerintah daerah sebenarnya sudah berbuat. Salah satu buktinya dengan menggelontorkan anggaran kurang lebih Rp10 miliar untuk program air bersih di Kecamatan Watopute.
“Konon kabarnya begitu, ada anggaran yang turun, tapi kita tidak tau bagaimana kelanjutannya. Bukan saja itu, ada lagi program pemasangan sambungan rumah gratis, kalau tidak salah dana aspirasi dari salah seorang anggota dewan, saya kenal siapa tukang pasangnya, tapi ujung-ujungnya jadi temuan BPK. Ini juga mestinya jadi perhatian serius aparat penegak hukum, anggaran bermiliar-miliar digelontorkan ke sana, tapi tidak ada hasil yang kelihatan,” ucapnya.
Atas fakta-fakta tentang air bersih di Kecamatan Watopute tersebut, mahasiswa Teknik Sipil Unsultra ini menganggap lucu jika LM Rusman Emba kemudian mengklaim bahwa air bersih Watopute sudah tuntas.
“Kita berharap pak RE tidak lagi mempolitisasi air Watopute untuk kepentingannya. Jelas ini melukai hati masyarakat,” tutupnya. (jie)