Oleh: La Ode Muhammad Ramadan
(Pegawai Dinas Perikanan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara)
Kahitela merupakan bahasa daerah Suku Muna yang dalam bahasa Indonesia berarti jagung.
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat selain padi, ubi-ubian, dan gandum.
Bagi masyarakat Suku Muna (zaman dulu, dan untuk zaman sekarang kemungkinan tinggal sebagian saja), jagung (kahitela) merupakan salah satu jenis makanan pokok. Tapi anehnya, hingga kini, jagung belum mampu membuat kaya dan maju daerah ini.
Berbeda dengan Gorontalo yang daerahnya maju dan kaya karena produksi jagungnya yang luar biasa (jagung salah satu produk unggulan Gorontalo). Padahal jagung bukan merupakan salah satu makanan pokok masyarakat di daerah tersebut.
Jika dipikir-pikir, semestinya Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, ‘punya hak’ untuk maju dan kaya karena jagung. Selain masyarakatnya mengkonsumsi jagung, kondisi wilayah juga mendukung bagi pengembangan tanaman jagung.
Lahan pertanian di Kabupaten Muna cukup luas dan memadai bagi usaha budidaya jagung. Selain itu, tanaman jagung juga dapat tumbuh subur di tanah Muna.
Seiring perkembangan dan kemajuan zaman, prospek jagung juga kian berkembang dan menjanjikan.
Selain menjadi bahan pangan, pada masa kini jagung sudah menjadi komponen penting pakan ternak, sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena.
Selain itu, berbagai produk turunan hasil jagung juga menjadi bahan baku berbagai produk industri.
Beberapa produk turunan dari jagung antara lain pati jagung, sirup jagung, gula jagung, minyak jagung, dan dextrin.
Selain itu, berkembangnya industri destilasi dan fermentasi jagung juga sangat mempengaruhi laju peningkatan permintaan komoditas jagung.
Produk industri-industri tersebut diantaranya aseton, asam laktat, etik alkohol, gliserol, asam sitrat, dan lain-lain.
Saatnya kita berfikir agar jagung di tanah Muna tidak hanya dikonsumsi, tapi juga dapat memberi nilai tambah bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat Suku Muna. (**)