Kendari, panjikendari.com – Sebuah motor matic tiba-tiba terjebak dalam lubang jalanan yang tergenangi air. Kontan, si pengendara bersama boncengannya, murid SD, terjatuh dalam genangan.
Praktis, baju dan celana muslim yang dikenakan murid SD tersebut basah. Dia juga mengeluhkan rapornya yang dipegangnya ikut tercebur dalam air.
Sementara, pengendara berusaha membangunkan motornya, lalu meraih tangan murid SD tadi, tidak lain adalah adiknya.
Sang kakak rencananya hendak mengantar adiknya ke sekolah mengikuti pesantren kilat, tak jauh dari lokasi kejadian.
Begitu pemandangan singkat Rabu pagi tadi, 23 Mei 2018, di depan SMPN 20 Kendari, Jalan Ruruhi, Anggoeya, Poasia, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kondisi jalan rusak dan digenangi air di lokasi tersebut membuat para pengendara dan pejalan kaki terganggu atau tidak nyaman melintas.
Hampir bersamaan dengan motor jatuh, sekelompok pelajar SMPN 20 Kendari tampak berjalan kaki hendak menuju sekolah.
Mereka terlihat bersusah payah dan ekstra hati-hati melintasi jalan rusak dan genangan, yang panjangnya sekitar 20 meter itu. Salah pijak, sepatu tertanam di lumpur.
Beruntung genangannya sudah surut, sehingga anak-anak sekolah bisa lolos melewati rintangan alam yang tak diinginkan itu.
Jikat hujan turun, tak satu pun bisa lolos. Sebab, genangan mencapai kurang lebih 1 meter. Hanya kendaraan yang bisa selamat. Itupun harus hati-hati karena ada lubang dalam di tengah. Istilahnya; salah ser masuk lubang. Begitulah.
Kondisi ini sebenarnya sudah lama tersaji di depan mata. Hanya saja, belum ada respek dari pemerintah. Padahal tinggal dibuatkan saja deuker dan diperbaiki drainasenya. Selesai persoalan.
Menurut warga sekitar, Darto, sebenarnya ada deuker di titik itu. Tapi tersumbat oleh material tanah dari ketinggian di sisi seberang jalan depan SMP 20 Kendari. Di tambah lagi drainase sempit sehingga tidak bisa menampung air.
“Di perbatasan antara SKB dan SMP itu kan sebenarnya ada got. Kebetulan kita yang kerja. Lebarnya hanya 75 sentimeter. Di kintalnya SKB. Harapannya, pihak SMP juga tinggal menambah saja.”
“Kalau SMP menambah 75 senti lagi kan sudah luas mi. Tapi saya kurang tau juga, kayaknya pihak SMP tidak mau, karena sampe sekarang begitu-begitu saja lebarnya itu got,” terang Darto.
Akibatnya, kata Darto, setiap turun hujan, genangan tidak bisa dihindarkan. Bahkan jika hujan deras, air menggenangi halaman SMP dan SKB.
“Kadang-kadang anak sekolah tidak bisa lewat. Mau lewat bagaimana, tingginya air. Baru tidak ada mi tempat lewat yang lain. Biasanya, terpaksa anak sekolah buka sepatu, gulung celana atau angkat rok tinggi-tinggi supaya tidak basah,” terangnya.
Warga berharap, pemerintah bisa menaruh perhatian terhadap kondisi seperti itu. Bukan saja di depan SMP 20 Kendari, tetapi termasuk hampir sepanjang Jalan Ruruhi. Rusak. Terutama di jalan sekitar BTN Batumarupa dan TK Muzdalifah.
“Saya tidak mengerti dengan sepotong jalan di sana (Depan gudang cat Nippon). Pernah ada proyek pengaspalan di sana, tapi yang sepotongnya tidak diaspal, dibiarkan. Mungkin itu tanah berstatus sengketa, sampai-sampai dibiarkan rusak seperti itu sampai sekarang,” pikirnya. (panjikendari)