Panjikendari.com – Dua warga Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra), DL dan DZ, yang menjalani isolasi mandiri di kebun, akhirnya dibawa ke RSUD setempat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Petugas kesehatan Puskesmas Lambale, Kecamatan Kulisusu Barat, Jumat 17 Juli 2020, sekitar Pukul 14.00 Wita menjemput keduanya dengan menggunakan mobil ambulans.
Sebelumnya, dua lelaki bersaudara itu telah menjalani isolasi mandiri di kebun singkong milik orang tua mereka, di Desa Wacu Laea Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara selama tiga hari yang diawasi lansung oleh petugas kesehatan Puskesmas Lambale.
Diketahui, dua orang tersebut merupakan warga Butur yang baru pulang dari Papua. Mereka dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Papua, pada 08 Juli 2020.
Proses penjemputan dipimpin langsung Kepala Puskesmas Lambale, Sri Anjayati SKM, ditemani seorang tenaga medis dan sopir ambulans dengan mengunakan pakaian APD lengkap.
Berdasarkan pantauan media ini, proses penjemputan ini tidak mendapat pengawalan dari petugas kemanan. Gugus tugas kabupaten juga tidak terlihat dalam proses evakuasi ini.
Kapus Lambale Sri Anjayati yang dimintai keterangannya, di sela-sela proses penjemputan menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan satuan gugus tugas Covid-19 Butur untuk menjemput dua warga yang terpapar Covid-19 tersebut.
Sri Anjayati mengaku diberikan tanggung jawab untuk menjemput atau membawa dua pemuda yang belum lama pulang dari Papua tersebut ke RSUD Kabupaten Buton Utara. Saat evakuasi, kondisi keduanya sehat tanpa keluhan apapun.
Juru bicara Satgas Covid-19 Butur, dr. Muhammad Ali Badar yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya menjelaskan proses evakuasi kedua warga Buur positif Covid-19 sudah sesuai dengan prosedur protokol kesehatan penanganan Covid-19.
Menurutnya, proses penjemputan tersebut merupakan tugas pihak Puskesmas, terkecuali warga yang memiliki kasus dengan gejala sedang, itu menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit.
Dia menyampaikan, kasus seperti ini sebenarnya dibolehkan untuk melakukan karantina mandiri dibawah pengawasan tim medis, sepanjang tidak ada konflik sosial di masyarakat.
“Sebenarnya bisa dikarantina dirumah, tapi karena ada konflik di masyarakat sehingga kita lakukan karantina di rumah sakit,” katanya
Terkait mobil Ambulans Puskesmas Lambale yang digunakan dalam proses evakuasi, Ali Badar menjelaskan Ambulans yang disiapkan di rumah sakit semua keluar daerah dalam rangka merujuk pasien.
Ali Badar mengatakan, mobil Ambulans akan disterilisasi terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke Puskesmas Lambale.
“Masyarakat jangan panik, mobil Ambulans saya pastikan pulang dalam keadaan steril. Kita akan semprot dengan disinfektan dosis tinggi, kemudian kita akan jemur,” terangnya. (dat)