Panjikendari.com – Menjadi petarung pada ajang One Pride MMA Indonesia bukanlah hal mudah. Meski begitu seorang anak nelayan asal Desa Lengora Pantai, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Alfiandi nekat adu peruntungan di Jakarta demi membesarkan nama baik keluarga, tanah kelahiran, kampung halaman, serta daerahnya.
Pemuda yang akrab disapa Cinci ini mampu memenangkan lima pertandingan secara beruntun. Dia juga ingin ditonton langsung oleh bupati Bombana, H. Tafdil dan Gubernur Sultra H. Ali Mazi saat melakoni pertandingan.
Alfiandi memulai kariernya di ajang One Pride MMA Indonesia tahun 2018 lalu. Sebelumnya, ia hobi menonton acara One Pride MMA yang disiarkan langsung TVOne. Karena keseringan nonton acara ini, dia akhirnya tertarik untuk menjadi petarung MMA seperti Paul Lumihi, Aep Saepudin, Jeka Saragih, serta sejumlah petarung MMA Indonesia lainnya.
Untuk memuluskan cita-citanya menjadi petarung, ia kemudian bekerja disebuah perusahaan pertambangan nikel yang terletak di Desa Tedubara Kecamatan Kabaena Utara. Dengan gaji dua jutaan perbulan, Cinci bekerja selama setahun penuh untuk mendapatkan biaya ke Jakarta.
Selama bekerja, pria kelahiran Batuatas, 15 Maret 1996 silam ini mampu mengumpul uang sebanyak 10 juta rupiah. Uang ini ia gunakan berangkat ke Jakarta pada pertengahan 2017 lalu. Tekat ini tergolong heroik sebab belum pernah sekalipun ia melihat ibukota. Ia juga tidak memiliki sanak keluarga di sana.
Tekat ingin membesarkan nama keluarga, kampung halamannya desa Lengora Pantai Kabaena Tengah, tanah kelahirannya desa Batu Atas Buton Selatan, daerahnya kabupaten Bombana, ia kemudian berangkat ke Jakarta.
Berbagai kendala yang ia temui di sana, mulai dari rumitnya mencari teman atau keluarga, mencari Camp Latihan, serta kendala keuangan yang tidak mencukupi biaya masuk Camp. Kendati menuai banyak kendala, namun anak dari pasangan La Adenci dan Rosnia tak putus asa, hingga dirinya bergabung di Han Akademy Solo tahun itu juga.
Di Camp ini, ia menjalani latihan dengan disiplin beladiri “Yusshika” selama delapan bulan penuh sebelum akhirnya ia menjalani debut perdanya melawan petarung asal Solo, Billy Perkasa dikelas Fly Weight (kelas terbang) pada 2018 dengan hasil kemenangan TKO.
Kemenangan TKO pada debut perdana akhirnya membuat banyak petarung nasional One Pride MMA yang tertarik melawan dirinya. Dilaga kedua, Cinci berhadapan dengan fighter asal Kalimantan, Muhammad Hari Nugroho, selanjutnya melawan fighter asal Sumatera, Junaris Sianturi.
Pada laga keempat dan kelima, dia berhadapan dengan Aditya Ginting fighter yang juga berasal dari Sumatera, dan petarung asal Minahasa, Armando Tambariki. Keempat lawan ini juga berhasil diselesaikan dengan kemenangan TKO. Satu laga tak mampu ia tuntaskan dengan kemenangan yakni saat melawan fighter tangguh Agus Setiabudi. Dia harus mengakui keunggulan lawan keenamnya tersebut yang menang angka atas dirinya.
“Semua fighter yang pernah saya lawan itu hebat-hebat semua, namun Agus Setiabudi lebih hebat, dia maunya main bawah saja. Meski kalah angka dari dia, namun saya berharap suatu saat kami bisa bertarung lagi. Kalau lawan-lawan saya itu selalu ditonton oleh bupatinya saat melakoni laga dan mungkin karena hal itu mereka semangat. Makanya saya juga berharap suatu saat pak Bupati Bombana, atau pak gubernur Sultra juga bisa menyaksikan langsung saat saya bertarung di ajang One Pride MMA Indonesia,” kata Cinci yang dihubungi panjikendari.com, Minggu 23 Agustus 2020.
Keberhasilan Cinci memenangkan lima dari enam laga ternyata membawa berkah bagi dirinya, termasuk keluarganya. Setidaknya, ia sudah berhasil menabung sejak dari laga pertama hingga laga keenam.
“Kalau menang hadiahnya lumayan, tapi pertandingan keenam kemarin kalah, jadi hadiahnya cuma setengah dari pemenang. Lebih sedikit dari hadiah sebelumnya,” katanya.
Uang hadiah ini digunakan untuk biaya kuliah di Universitas Pembangunan Solo Jurusan Kepelatihan Olahraga. Selain untuk biaya kuliah, dia juga kerap mengirim untuk kedua orang tuanya di Desa Lengora Pantai, Kabaena Tengah.
Cita-cita lain Cinci adalah, rencana mulia yang akan memberangkatkan kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji ke tanah suci jika kelak kariernya di One Pride MMA Indonesia sukses hingga kelas perebutan sabuk seperti petarung MMA lainnya.
“Rencana juga, ingin berangkatkan bapak sama mama ke tanah suci kalau di sini sukses nanti. Insya Allah kalau sudah sampai kelas perebutan sabuk seperti Jeka Saragih,” ujar Cinci.
Anak ketiga dari delapan bersaudara ini berharap, dirinya mampu memenangi laga-laga berikutnya demi mengharumkan nama baik Desa Lengora Pantai Kabupaten Bombana, tanah kelahirannya Batu Atas Kabupaten Buton Selatan, serta keluarganya.
Keberhasilan Cinci di pentas nasional ini mendapat tanggapan dari Kepala Desa Lengora Pantai Kecamatan Kabaena Tengah, Arfan. Dia mengapresiasi keberhasilan warganya yang berhasil tembus menjadi petarung di ajang One Pride MMA Indonesia. Kata Arfan, menjadi petarung di ajang ini bukan hal mudah.
“Selaku pemerintah desa saya patut mengapresiasi keberhasilan warga saya di ajang One Pride MMA ini. Saya juga bangga karena dia (Alfiandi,red) sudah membesarkan nama desa kami,” ungkap Arfan.
Arfan berjanji akan terus mendukung penuh cita-cita Alfiandi, agar terus memenangkan setiap pertandingan hingga tembus ke level tertinggi ajang One Pride MMA Indonesia. Dirinya juga berjanji akan berupaya hadir menyaksikan langsung laga yang dilakoni warganya tersebut.
“Biar jauh itu Jakarta, saya akan berusaha agar bisa hadir menyaksikan langsung pertandingan Alfiandi selanjutnya. Insya Allah saya akan hadir nonton dia sebab yang saya tau, warga Bombana yang tembus jadi petarung MMA baru Alfiandi, warga desa Lengora Pantai,” tukas Arfan (ari)