panjikendari.com – Gerhana bulan total akan menyambangi Indonesia pada Sabtu, 28 Juli 2018 mendatang.
Fenomena alam yang juga disebut dengan blood moon ini sangat istimewa. Pasalnya, ini akan menjadi gerhana bulan total terlama pada abad ini.
“Durasi gerhana secara keseluruhan adalah 6 jam 14 menit,” kata Marufin Sudibyo, serorang astronom amatir seperti dikutip dari kompas.com, Selasa 24 Juli 2018.
Gerhana ini menjadi yang terlama karena posisi bulan. Pada 28 Juli 2018 mendatang, bulan akan berada di titik apogee atau titik terjauh dari Bumi.
“Pada saat puncak gerhana, jarak Bumi dan Bulan diperhitungkan sebesar 406.100 kilometer,” kata Marufin.
“(Hal ini membuat) gerak relatif Bulan terhadap Bumi adalah yang terpelan dibandingkan purnama-purnama sebelumnya,” jelas Marufin.
Selain punya durasi yang lama, gerhana bulan total kali ini menjadi istimewa karena sapuan warna biru di paras bulan.
“Sapuan warna biru di paras Bulan akibat hamburan cahaya Matahari oleh molekul-molekul Ozon,” ujar Marufin.
“(Hal ini) menjadi lebih bisa diamati dengan baik,” sambungnya.
Marufin juga menjelaskan keistimewaan gerhana bulan nanti adalah karena faktir cuaca. “Gerhana ini terjadi pada musim kemarau. Sehingga langit relatif akan lebih bersih,” tambahnya.
Ini berarti blood moon akan lebih mudah diamati tanpa takut hujan seperti fenomena gerhana sebelumnya.
Menambah keistimewaannya, pada gerhana kali ini bulan akan berdampingan dengan planet Mars di langit Indonesia.
“Gerhana Bulan ini bertepatan dengan saat Mars berada pada posisi terdekat dengan Bumi dalam 15 tahun terakhir,” kata Marufin.
“Magnitudonya (Mars) diperkirakan -2,7 (normalnya hanya -0,5) sehingga jauh lebih mudah diamati,” pungkasnya. (kcm)