panjikendari.com – Sejumlah calon anggota DPRD Kabupaten Muna peserta Pemilu 2019 sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi untuk menarik simpati masyarakat, tak terkecuali Yusri.
Tampil sebagai wajah baru di panggung Pilcaleg, Yusri yang mengisi kuota keterwakilan perempuan di daerah pemilihan (dapil) 6 Muna, tetap percaya diri bisa melenggang ke parlemen Muna, mewakili masyarakat Watopute, Kontunaga, Duruka, dan Lohia.
Bermodalkan dukungan dan dorongan keluarga, kerabat, dan sahabatnya, Yusri yang selama ini aktif mengelola travel haji dan umrah di daerahnya, mengaku sudah siap secara materi dan moril untuk ikut kontestasi Pilcaleg 2019 di Muna.
“Saya sudah siapkan diri dari jauh hari sebelumnya. Disamping aktif membantu memfasilitasi keluarga, sahabat, dan para kerabat untuk berangkat umrah dan haji ke Tanah Suci, saya juga membangun hubungan sosial kemasyarakatan dengan mereka dan yang lainnya,” terang Yusri kepada panjikendari.com, Kamis, 31 Oktober 2018.
Awalnya, pengelola Nur Madinah Hidayah Tour & Umrah ini tidak terbayang untuk terlibat dalam kegiatan politik hingga akhirnya memilih maju bertarung pada Pilcaleg nanti.
Namun di tengah aktivitas dalam membantu melayani masyarakat berkaitan dengan urusan haji dan umrah, Yusri tidak ada pilihan lain ketika kelompok dan teman-temannya memotivasi dan mendorongnya untuk mempersiapkan diri menghadapi pesta rakyat lima tahunan itu.
“Sejak saat itu, dengan ucapan Bismillah, saya mulai mengatur dan menata hubungan dengan sesama karena bagaimana pun juga, untuk terjun ke dalam politik seperti ini, tidak cukup hanya dengan modal finansial, tapi investasi sosial juga sangat penting. Itu yang saya bangun,” kata dia.
Alhasil, dengan modal dukungan 332 jemaah umrah dan haji yang dia berangkatkan melalui travel yang dikelolanya, serta berkat dorongan kaum perempuan di luar jemaahnya, Yusri makin mantap diri menatap kursi DPRD Muna.
Maju melalui Partai Perindo, Ketua Kartini Perindo Muna ini memiliki cita-cita ingin memperjuangkan kepentingan dan aspirasi kaum perempuan yang selama ini tidak mendapatkan ruang yang cukup dalam berkontribusi dalam pembangunan di Muna.
“Selama ini perempuan hanya dianggap sebagai bagian yang cukup mengurus urusan dapur. Padahal mereka juga memiliki potensi dan kemampuan untuk membantu bagaimana daerah ini bisa maju.”
“Contohnya, kaum perempuan atau ibu-ibu tidak boleh didiskriminasi ketika misalnya ada program-program pemerintah dalam pengembangan UMKM. Kalau ada program bantuan modal usaha dari pemerintah, yah, mereka yang memiliki kemampuan di bidang itu harus dibantu juga,” katanya.
Disamping itu, Yusri juga menginginkan agar kaum perempuan bisa menjadi bagian dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di Muna. Menurut dia, ada beberapa sektor yang seyogyanya layak dipimpin oleh seorang perempuan.
Apalagi, kata dia, banyak perempuan di jajaran birokrasi yang memiliki potensi menduduki jabatan itu. Namun, Yusri melihat, hal itu belum menjadi perhatian serius pemerintah saat ini, terutama bagaimana kaum perempuan diberdayakan dalam mendukung perekonomian daerah.
Olehnya itu, Yusri hadir dalam kotestasi Pilcaleg ini untuk memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi kaum perempuan serta untuk kepentingan masyarakat secara umum.
“Alhamdulillah sejauh ini, kaum perempuan terutama ibu-ibu di beberapa mejelis taklim terus memberikan dukungan dan semangat, agar apa yang menjadi cita-cita bersama ini bisa terwujud,” pintanya.
Selain menyasar kaum perempuan, Yusri bersama caleg muda lainya di Partai Perindo, juga merangkul pemilih milenial yang diyakini merupakan pemilih-pemilih cerdas yang mengetahui siapa yang harus dipilih dan layak mewakili kepentingan masyarakat di DPRD Muna.
Penulis: Ali Zahal
Editor : Jumaddin Arif