KENDARI, panjikendari.com – Ratusan warga memadati Masjid Alza Annuur, Kelurahan Abeli Dalam, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sabtu pagi, 14 Juni 2025, dalam kegiatan Tabligh Akbar Akhir Tahun 1446 H yang mengusung tema “Menjadi Muslim Kaffah Menuju Ummat Berdaya Saing“.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dai Transformatif Dompet Dhuafa Kelurahan Abeli Dalam dan menghadirkan Ustadz Awang Ridwan Suhaedy, Lc., MA, Pimpinan Pusat Corps Dai Dompet Dhuafa, sebagai penceramah utama.
Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 WITA ini juga dirangkaikan dengan pemeriksaan kesehatan gratis oleh Tim Kesehatan Dompet Dhuafa Cabang Sulawesi Tenggara. Peserta kegiatan ini mencapai sekitar seratus orang, terdiri dari unsur Majelis Taklim se-Kecamatan Puuwatu, warga Abeli Dalam, remaja masjid, perwakilan KUA, MUI, hingga aparat pemerintah setempat.
Mewakili Wakil Wali Kota Kendari, Asisten III Setda Kota Kendari, Imran Ismail, turut hadir dan memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan. Ia menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif Dompet Dhuafa yang konsisten menggelar kegiatan sosial dan keagamaan yang menyentuh langsung masyarakat.
“Pemkot Kendari sangat mendukung kegiatan sosial maupun keagamaan yang digagas oleh Dompet Dhuafa, khususnya di Kelurahan Abeli Dalam. Ini menjadi bagian penting dari upaya kita bersama membangun masyarakat yang kuat dari sisi spiritual maupun ekonomi,” ungkap Imran.
Sementara itu, Ustadz Muh. Ardiagung, S.Pd, selaku Dai Transformatif Dompet Dhuafa sekaligus penyelenggara kegiatan, memaparkan sejumlah program yang telah dan akan dilaksanakan di Kelurahan Abeli Dalam. Salah satu yang tengah digagas adalah branding Abeli Dalam sebagai Kampung Seledri.
“Kami ingin mendorong setiap rumah warga menanam dan menjual seledri dalam polybag. Ini bagian dari program pemberdayaan ekonomi warga. Selain itu, akan digelar pengajian rutin Majelis Taklim dan berbagai kegiatan lain yang menguatkan spiritualitas dan kemandirian warga,” jelas Ardiagung.
Dalam tablighnya, Ustadz Awang Ridwan Suhaedy menekankan pentingnya menjadi Muslim yang kaffah, yakni menjalankan ajaran Islam secara utuh di seluruh aspek kehidupan.
“Menjadi Muslim kaffah itu dimulai dari individu. Lalu, individu-individu ini bersatu seperti sapu lidi, kuat dan tidak mudah dipatahkan. Dari situlah lahir umat yang kokoh dan memiliki daya saing, bahkan di tingkat internasional,” tegasnya.
Program-program seperti Tebar Hewan Kurban juga telah lebih dulu dijalankan sebagai bagian dari rangkaian dakwah dan pemberdayaan masyarakat di kawasan ini. Dompet Dhuafa melalui jaringan dai transformatifnya tampak serius membangun fondasi keislaman dan kemandirian ekonomi di tingkat lokal.
Kegiatan ini menjadi penanda komitmen bersama antara elemen masyarakat, pemerintah, dan lembaga sosial dalam membentuk umat yang kuat, berilmu, dan berdaya saing. (*)
Editor: Redaksi