Panjikendari.com– Membuka Jurusan Kelistrikan sebagai salah satu konsentrasi pembelajaran di sekolah, pihak SMKN 2 Kendari berupaya maksimal agar peserta didik memiliki wawasan dan pemahaman mengenai instalasi kelistrikan.
Selain teori, para siswa juga diharap mempunyai pengetahuan praktik langsung menggunakan peralatan listrik. Nah, beruntung tahun ini, sekolah kejuruan itu memperoleh bantuan peralatan kelistrikan dari negara Perancis.
Dari empat SMK yang memiliki jurusan kelistrikan di Sulawesi Tenggara, SMKN 2 Kendari satu-satunya yang mendapat kucuran bantuan itu. Support serupa juga diperoleh 160 sekolah yang ada di Indonesia.
Technical Expert Electrical Engineering French Schneider Electric, Eric Dupont melalui penerjemahnya, Charles A Selan mengatakan, bantuan ini akan berlangsung selama lima tahun. Tahun pertama ada 40 sekolah yang mendapatkan alokasi peralatan kelistrikan, termasuk SMKN 2 Kendari.
Dua guru di sekolah itu sudah mengikuti training di Bandung. “Setiap provinsi ada satu sekolah kecuali Jawa Tengah dan Jakarta yang lebih dari satu sekolah,” terangnya.
Diharapkan nantinya dari satu sekolah dapat menjadi pusat belajar untuk membantu sekolah lain melakukan pembelajaran yang sama menggunakan peralatan yang telah diberikan.
“Tujuan bantuan ini membantu sekolah dan para guru dapat memberikan pembelajaran yang baik di kelas, sehingga siswanya lebih berkompeten,” katanya.
Kepala SMKN 2 Kendari, Muh. Syarif Gamoro mengaku sangat bersyukur memperoleh bantuan kelistrikan tersebut. Apalagi, pihak Perancis datang langsung melakukan pendampingan para guru yang melakukan training terhadap beberapa guru asal sekolah lain terkait keberadaan peralatan kelistrikan tersebut.
“Bantuan ini berasal dari pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Perancis melalui Direktorat SMK. Kami berharap melalui bantuan ini dapat meningkatkan kompetensi para siswa,” terangnya.
Di tempat yang sama, Instruktur Nasional Bidang Pembelajaran Kelistrikan Laode Urungkeu mengatakan, dengan hadirnya bantuan kelistrikan para guru akan semakin produktif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal itu tentu akan bermuara pada terciptanya siswa yang berkompeten di bidang kelistrikan.
“Kami sudah mengikuti pelatihan nasional terkait penggunaan peralatan ini. Ilmu yang kami peroleh ditransfer kepada guru-guru lain di Sultra dengan harapan sekolah lain juga memiliki kapasitas serupa untuk menggunakan peralatan listrik sesuai jurusan yang ada di SMK,” katanya. (fya)