Panjikendari.com – Perempuan dari berbagai penjuru Asia berkumpul di Filipina membawa satu semangat: perdamaian. Mereka datang bukan sekadar berkunjung, tapi membawa misi besar dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Perempuan Dunia ke-6.
International Women’s Peace Group (IWPG) Global Region 1, yang dipimpin Jeon Na-hyung, menggelar serangkaian kegiatan dari tanggal 22 hingga 27 April di Kota Tagaytay dan Kapalong, Davao del Norte. Acara ini menjadi wadah diskusi, pelatihan, dan kolaborasi lintas negara untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun dunia yang lebih damai.
Dalam kunjungan itu, Delegasi Perdamaian IWPG bertemu dengan sejumlah tokoh perempuan penting di Filipina. Di antaranya Ketua Komisi Perempuan Filipina Ermelita Valdeavilla dan pejabat Women, Peace and Security (WPS) Susana Marcaida. Mereka membahas langkah-langkah konkret, termasuk pelaksanaan Pendidikan Pelatihan Pengajar Perdamaian (PLTE) dan peluang kerja sama strategis.
Tidak hanya itu, IWPG juga menjalin komunikasi erat dengan Olivia Tiu, Wakil Presiden Dewan Nasional Perempuan Filipina, serta Ruby John Taclob, mantan legislator Kota Pasig. Fokus mereka? Bagaimana Komite Perdamaian Filipina bisa bergerak lebih aktif untuk mendorong agenda damai dari akar rumput.
“Lokakarya ini adalah tonggak penting bagi sinergi cabang luar negeri IWPG,” kata Jeon Na-hyung. “Kami yakin, keterlibatan aktif Asia akan menjadi pendorong utama inisiatif perdamaian ke depan.”
Lokakarya diikuti oleh perwakilan dari Korea, Indonesia, Filipina, dan negara Asia lainnya. Sebagian hadir secara langsung, sebagian lainnya bergabung secara virtual. Mereka membahas misi IWPG, Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW), serta arah organisasi ke depan.
Puncak kegiatan terjadi pada 26 April, dengan peringatan Hari Perdamaian Perempuan Dunia di depan Monumen Perdamaian IWPG di Green Paradise Park, Kapalong. Upacara ini dipandu langsung oleh Wali Kota Kapalong Maria Theresa Timbol yang juga dikenal sebagai salah satu pendukung awal pendirian monumen perdamaian di kota tersebut.
“Pemberdayaan perempuan yang terdampak perang dan konflik adalah hal yang mendesak. Perubahan harus dimulai dari komunitas terkecil: keluarga dan lingkungan sekitar,” pesan Walikota Timbol.
Delegasi IWPG juga mengadakan pelatihan penyegaran untuk alumni PLTE serta orientasi untuk calon peserta baru di Kapalong dan Balai Kota Silang. Responsnya luar biasa. Antusiasme para pemimpin perempuan lokal menandakan gerakan ini tak berhenti di tataran wacana.
Sebagai informasi, IWPG adalah organisasi perempuan internasional yang berkantor pusat di Korea Selatan dan telah terdaftar di ECOSOC dan DGC PBB. Saat ini, IWPG memiliki 115 cabang aktif dan jaringan di 122 negara dengan lebih dari 800 organisasi mitra. (*)
Editor: Jumaddin