panjikendari.com – Pengembangan dan peningkatan investasi suatu daerah akan menjadi salah satu stimulan dalam memicu dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga setiap kepala daerah berupaya menggaet investor sebanyak mungkin untuk berinvestasi di daerahnya.
Seperti itu pula yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi. Ia terus berusaha membuka peluang investasi daerah guna mewujudkan Sultra maju dan berdaya saing tinggi sebagaimana visi misinya.
Untuk mendorong percepatan ivestasi di Sultra, Ali Mazi tidak hanya menjual ‘kecap”. Orang nomor satu Sultra itu menemui langsung Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada 25 Januari 2020 untuk meminta petunjuk cara jitu dalam menarik investor berinvestasi di daerah penghasil tambang nikel tersebut.
Gayung bersambut, pemuda asal Papua berdarah Buton tersebut dengan senang hati menyambut semangat Gubernur Sultra tersebut kemudian menyediakan waktu khusus untuk membahas tentang potensi investasi di Sultra tahun 2020.
Ada satu entry point yang menjadi penekanan Bahlil Lahadalia kepada Ali Mazi dalam pertemuan tersebut, agar Sultra harus gesit dalam menangani investor yang berkunjung ke daerah itu.
“Kita harus jemput bola setiap Investasi yang akan menuju Sultra, kita sediakan Karpet Merah bagi Investasi apapun selama menguntungkan daerah dan telah memenuhi mekanisme aturan BKPM,” kata Bahlil saat itu.
Sehingga jangan terkesan pemerintah daerah Sultra memperlambat Investasi masuk ke daerah hanya karena regulasi yang bertele-tele atau berbelit-belit sehingga tidak memberikan kenyamanan investasi para pemodal.
Sementara itu, Ali Mazi dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa sejak dilantik menjadi Gubernur Sultra 5 September 2018, setiap pertemuan, diskusi dan ketika memberikan sambutan dimana pun, selalu mengungkapkan bahwa kalau Sultra mau Maju dan berdaya saing antara provinsi lainnya, maka jangan hanya melangkah tetapi kita harus melompat.
Caranya kata dia, Sultra harus cepat siapkan sarana prasarana infrastruktur daerah dan SDM serta Regulasi yang simpel-simpel saja, tapi sesuai peraturan dan perundang-undangan sehingga ketika siapa pun dan dari manapun Investor pasti dengan senang hati dan mudah akan berinvestasi di Bumi Anoa yang banyak memiliki Sumber Daya Alam.
“Jangan kita hanya bercerita kelebihan daerah lain sehingga kita hanya sebagai penonton dan merugi,” kata Ali Mazi.
Ali Mazi juga menjelaskan bahwa, gerakan yang telah dibuat sebagai pendukung Investasi di Sultra walau pun baru menjabat satu tahun empat bulan sesuai visi misi Aman Ali Mazi – Lukman Abunawas, seperti Jembatan Bahteramas tetap menganggarkan sampai tuntas.
“Kemudian mengawasi Bendungan Pelosika, pertambangan, Bandara Haluoleo, Pelabuhan dan lainnya serta membuat Perpustakaan Modern, Rumah Sakit Jantung bertaraf Internasional dan Pembangunan Jalan Pariwisata Toronipa, ketiga monumental ini tahap awal pembangunan,” katanya.
Nilai Investasi Alami Lompatan
Gebrakan yang dilakukan pemerintah Sultra dibawah kepemimpinan Ali mazi dan Lukman Abunawas dalam mendorong pertumbuhan investasi sangat luar biasa, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra, menyebutkan nilai realisasi investasi sepanjang tahun 2019 melampaui target.
Dari target nilai investasi Rp15 triliun yang diberikan nasional, namun berbagai upaya dan kebijakan serta motivasi yang dilakukan Gubernur Sutra sehingga nilai investasi Sultra mampu mencapai Rp17,1 triliun sepanjang 2019, sedangkan sektor pertambangan masih menjadi pilihan utama bagi investor untuk menanamkan modalnya di bumi Anoa tersebut.
Investasi terbesar tersebut terutama berada di daerah tambang seperti Konawe Utara, Konawe Selatan, Bombana, Konawe Selatan, Kolaka, dan Kolaka Utara. Realisasi capaian investasi tersebut menggambarkan bahwa pergerakan investasi yang cukup menggembirakan di Sultra yang tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan diharapkan ikut mendorong kesejahteraan masyarakat.
Kalau dilihat dari presentasi untuk jenis modal dari investasi tersebut maka Penanaman Modal Asing (PMA) yang tertinggi mencapai 65 persen berasal dari Tiongkok, India, Singapura, dan Rusia, sedangkan 35 persen adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Meskipun nilai investasi tambang menjadi primadona bagi para investor, tetapi pemerintah Sultra juga tidak menafikkan beberapa sektor lain yang ikut andil dalam realisasi investasi ini adalah sektor jasa, pertanian, perkebunan dan pariwisata.
Permudah Izin Investasi
Pemerintah Provinsi Sultra, mengeluarkan kebijakan mempermudah izin investasi di daerah itu guna menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di daerah itu, bahkan Pemerintah daerah sultra juga telah mencabut lebih dari 100 perda yang tidak sejalan dengan kemudahan investasi tersebut,
Hal itu penting untuk memberikan kenyamanan berinvestasi di daerah dengan berbagai kekayaan sumber daya alam tersebut, baik tambang, pertanian, perkebunan, perikanan, dan pariwisata.
Kemajuan investasi ditopang optimalisasi pelayanan perizinan terpadu satu pintu (PTSP) melalui aplikasi sistem Pelayanan Terpadu (Sispadu).
Sistem itu menciptakan iklim investasi yang kondusif. “Aplikasi Sispadu” mengedepankan prinsip mudah, murah, akurat, dan transparan dalam mendukung penerapan online single submission (OSS) dari BKPM. (adv)