Langit Kendari masih semburat jingga ketika pesawat dari Jakarta mendarat di Bandara Haluoleo pada Sabtu, 1 Maret 2025. Di dalamnya, dua sosok yang telah dinanti ribuan warga: Siska Karina Imran dan Sudirman, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari yang baru saja menyelesaikan retret kepemimpinan di Magelang. Mereka pulang ke kotanya sebagai pemimpin baru, membawa harapan dan misi untuk menyatukan Kendari.
Mungkin saja, dari balik jendela pesawat, Siska melihat hamparan hijau Kendari. Kota ini akan menjadi tempatnya berjuang selama lima tahun ke depan. Bukan tugas yang ringan, tetapi ia sudah siap.
Saat pintu pesawat terbuka, riuh sorak warga yang telah menunggu sejak pagi menyambut mereka. Ribuan orang berkumpul, mulai dari ASN Kota Kendari, pimpinan OPD, Forkopimda, hingga pendukung dan masyarakat biasa. Tidak ada yang ingin ketinggalan momen bersejarah ini.
Penyambutan yang Meriah
Setibanya di Bandara Haluoleo, Siska dan Sudirman disambut langsung oleh sejumlah pejabat dan warga yang antusias. Dalam kerumunan, terlihat banyak tangan terulur untuk bersalaman, sementara beberapa warga mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel mereka. Beberapa petugas keamanan dan ajudan tampak mengawal ketat sang wali kota agar tetap bisa berinteraksi dengan warga tanpa hambatan.
Saat tiba, Siska Karina Imran tampil anggun dengan balutan tunik bernuansa merah muda dengan motif etnik yang dipadukan dengan kerudung berwarna senada. Ia juga mengenakan jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Sudirman tampil berwibawa dengan mengenakan kemeja biru satin dengan aksen abu-abu di bagian dada, dipadukan dengan kopiah hitam yang menambah kesan formal dan berkarisma.
Perjalanan dari bandara menuju Balai Kota Kendari berlangsung penuh kemeriahan. Rombongan diiringi konvoi kendaraan, termasuk mobil tronton yang menjemput mereka di perempatan Ambaipua dan gerbang Ranomeeto. Di sepanjang jalan, warga berdiri, melambaikan tangan, dan meneriakkan dukungan.
Setibanya di Balai Kota, pasangan pemimpin ini kembali disambut oleh ribuan ASN yang telah menunggu sejak pagi. Tarian Mondotambe, tarian khas Tolaki, mengiringi langkah mereka saat memasuki kantor pemerintahan. Musik tradisional menggema, memperkuat nuansa sakral penyambutan ini.
Di tengah suasana penuh semangat itu, Siska berdiri di podium dan menyampaikan pesannya.
“Hari ini, kita semua sama. Tidak ada lagi sekat, tidak ada lagi kubu-kubu. Kita adalah satu. Kita adalah Kendari,” katanya dengan suara tegas.
Tepuk tangan menggema. Sebagian warga tersenyum bangga, ada yang terharu, sementara lainnya mengangguk pelan tanda setuju.
Pelajaran dari Magelang
Siska dan Sudirman tidak langsung bisa pulang setelah dilantik di Jakarta. Mereka terlebih dahulu mengikuti retret kepemimpinan yang digelar Kementerian Dalam Negeri.
Selama delapan hari di Magelang, Siska mendapatkan berbagai pelatihan, mulai dari strategi pembangunan daerah hingga arahan langsung dari Presiden mengenai Astacita, program prioritas nasional yang harus diterapkan di setiap daerah.
“Kita semua dibekali ilmu tentang bagaimana memimpin daerah agar lebih maju, bagaimana bersinergi dengan pemerintah pusat, dan bagaimana menjalankan Astacita yang menjadi program utama,” jelasnya.
Namun, baginya, pelajaran terpenting dari retret itu bukan hanya soal teknis pemerintahan, melainkan soal mental dan kesiapan menghadapi tantangan sebagai pemimpin.
“Pemimpin tidak boleh mudah lelah, tidak boleh mudah goyah. Saya dan Pak Sudirman akan bekerja untuk rakyat. Itu janji kami,” katanya.
Sudirman yang berdiri di sampingnya mengangguk. “Kami siap bekerja. Kami siap melayani,” tambahnya.
Langkah Pertama: Evaluasi
Memulai tugasnya sebagai Wali Kota Kendari, Siska menegaskan bahwa langkah pertamanya adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintahan.
“Kami akan menilai kinerja OPD, camat, dan lurah. Yang bekerja dengan baik akan didukung, sementara yang kurang optimal akan dibenahi. Ini bukan soal suka atau tidak suka, tapi soal bagaimana memastikan semua bergerak demi kepentingan rakyat,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa seluruh ASN harus tegak lurus mengikuti visi-misi wali kota dan wakil wali kota, memastikan pembangunan berjalan sesuai arahan pusat dan kebutuhan masyarakat Kendari.
Menyatukan Kendari
Pilkada selalu meninggalkan jejak, ada yang menang, ada yang kalah. Namun bagi Siska, saat ini bukan lagi waktunya berbicara soal perbedaan.
“Kita semua harus bersinergi untuk membangun Kota Kendari yang lebih maju. Mari kita tinggalkan perbedaan dan bersama-sama mewujudkan visi-misi pembangunan daerah ini,” ajaknya.
Hari itu, Kota Kendari menyambut pemimpin barunya dengan penuh semangat. Dan di bawah langit yang semakin cerah, babak baru kepemimpinan pun dimulai. (*)