panjikendari.com – Pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan sekaligus dengan pemilihan legislatif sudah di depan mata. KPU Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai mematangkan segala persiapan demi suksesnya hajatan pesta demokrasi itu.
Salah satunya mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara, Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara, dan Penetapan Calon Terpilih serta Penggunaan Aplikasi Situng dalam Pemilu 2019 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, di salah satu hotel di Kota Kendari.
Kegiatan tersebut berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 1 hingga 4 Maret 2019, diikuti anggota KPU kabupaten/kota Divisi Teknis dan Partispasi Masyarakat, Kasubag Teknis dan Operator Situng KPU kabupaten/kota. Hadir pula seluruh komisioner KPU Sultra, Sekretaris KPU Sultra, Kabag Keuangan, Umum, dan Logisitik KPU Sultra, serta Kasubag Teknis dan Parmas KPU Sultra.
Di hadapan peserta bimtek, Ketua KPU Sultra La Ode Abdul Natsir, lebih menekankan pentingnya membangun sinergitas sesama penyelenggara, baik sesama anggota KPU maupun dengan Bawaslu. Menurutnya, hal itu penting dilakukan demi suksesnya penyelenggaraan Pemilu April 2019 nanti.
“Harus ada sharing sesama kita, saling memberi respek, saling menghargai, jangan ada lagi konflik-konflik internal. Kepada KPU kabupaten/kota, penting membangun sinergitas, terutama dengan Bawaslu kabupaten/kota demi suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2019,” pesannya.
Berkaitan dengan tahapan di hari H Pemilu, Ojo –sapaan La Ode Abdul Natsir- mengatakan, divisi teknis harus mampu merancang dan mengendalikan kegiatan pungut hitung, rekapitulasi, dan penetapan. Semuanya tidak akan terlaksana kalau tidak direncanakan dengan baik.
Olehnya itu mulai saat ini harus mulai merancang hal-hal yang bisa membantu terlaksananya kegiatan tersebut.
Sejak awal kegiatan, kata dia, pada tahapan akhir ini harus sudah terkonsolidasi, mulai dari logistik, daftar calon yang menjadi kendala sampai saat ini dan harus segera diselesaikan mengingat akan masuk proses pencetakan untuk di tempel ke tiap TPS.
Selain itu juga seluruh divisi harus saling bersinergi dan berkolaborasi satu sama lain karena hari pemungutan tersebut merupakan akumulasi dari seluruh tahapan yang telah dilalui selama ini.
Khusus untuk divisi teknis, harus benar-benar mengawasi dan memastikan setiap kegiatan bimtek terkait perhitungn suara sampai ke tingkat bawah agar betul-betul dipelajari dan dijalankan dengan baik, sehingga hal-hal yang dapat menjadi kendala pada saat hari H dapat di minimalisasi.
“Yang tak kalah pentingnya adalah kita harus menguasai karakteristik wilayah dimana kita bertugas, ini penting agar setiap penyelenggara mengetahui setiap kondisi di daerah masing,” katanya.
Sementara itu, komisioner KPU Sultra lainnya, Iwan Rompo, menambahkan, jika dari awal pekerjaan yang dilakukan sesuai aturan yang ada maka nanti pada saat pemungutan dan penghitungan serta rekapitulasi hasilnya akan bagus. Begitupun sebaliknya.
Sedangkan Ade Suerani, meminta KPU kabupaten/kota mempersiapkan dan memastikan agar KPPS mengetahui dan memahami tugas-tugasnya terkait pemungutan dan penghitungan serta rekapitulasi Pemilu Tahun 2019.
Selain itu, lanjut dia, jajarannya harus menumpahkan seluruh energi, tenaga dan potensi di hari pelaksanaan pemungutan suara. Tidak boleh lagi ada yang bekerja setengah-setengah. Sebab, tahapan ini menjadi kunci suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2019.
“Lisan, ekspresi, dan tindakan harus kita jaga agar tidak menimbulkan kecurigaan dari Peserta Pemilu. Hindari postingan-postingan yang dapat menjadi senjata bagi peserta pemilu yang kalah untuk menjatuhkan pihak penyelenggara,” imbaunya.
Kemudian, Ade juga mewanti-wanti agar logistik surat suara harus diawasi sebaik-baiknya, terutama terkait pelipatan, supaya tidak ada cacat sedikitpun sebelum tiba di TPS.
“KPU kabupaten/kota harus benar-benar mensterilkan jajaran kita di tingkat bawah dari kepentingan-kepentingan peserta Pemilu demi menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.
Anggota KPU Sultra lainnya, Nato Alhaq, berpesan agar KPU melebarkan medan pengabdian dari mengurusi diri sendiri dan keluarga. “Sekarang kita mengabdi untuk bangsa dan negara. Tahapan ini akan menentukan kesuksesan hasil akhir proses Penyelenggaraan Pemilu 2019.
Olehnya itu, ia berharap tidak ada lagi yang bekerja setengah-setengah atau main-main terhadap setiap proses dari Tahapan Penyelenggaraan Pemilu 2019.
Sementara itu, Almunardin, mengatakan, tahapan pungut hitung dan rekap merupakan jantungnya proses penyelenggaraan pemilu 2019. Olehnya itu, kegiatan bimtek ini harus benar-benar dimaksimalkan dengan baik, karena akan memiliki konsekuensi baik itu terhadap logistik, data, hukum terlebih lagi teknis penyelenggaraan.
“KPU harus kerja enjoy, hindari kepentingan-kepentingan luar yang akan mengganggu proses tahapan pemilu 2019. Khususnya tahapan pemungutan dan penghitungan serta rekapitulasi,” tekannya. (jie)