panjikendari.com – “Dengan mengajar, kamu bisa belajar, dengan belajar kamu bisa paham”. Pepatah latin itu tampaknya tidak meleset jika disandingkan dengan prinsip hidup yang ada dalam diri Herwin Hamid, guru SMPN 6 Kendari, Sulawesi Tenggara.
Saat memutuskan untuk menjadi seorang guru, ia berusaha memahami bahwa seorang guru tak hanya sekedar mendidik siswa, tapi dalam proses pendidikan itu, ia juga harus belajar bagaimana memunculkan ide-ide kreatif yang dapat menunjang pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Apa yang dipahami pria kelahiran Kendari 30 April 1982 ini tak hanya bercokol dalam memorinya, melainkan dia aplikasikan dalam proses pembelajaran di ruang kelas setiap hari.
Bermula dari keinginannya untuk menjadikan anak didiknya bisa belajar Ilmu Fisika dengan mudah, ia kemudian mencari berbagai literatur termasuk melalui internet untuk menemukan metode yang tepat untuk membuat siswa bisa dengan mudah memahami mata pelajaran yang ia ajarkan.
Bagi suami Anna Fadliyah itu, seorang guru tak hanya wajib menuntaskan jam mengajar yang diberikan. Lebih dari itu, mesti ada upaya menggali potensi diri untuk lebih memaksimalkan tugas mendidik dengan ragam gagasan yang kreatif.
Usaha Herwin tak sia-sia. Ia akhirnya menemukan ide dalam pembuatan multi media pembelajaran interaktif. Dari sinilah kemudian inovasinya terus berkembang dalam pembelajaran.
Banyak ide yang lahir dari pemikirannya, termasuk cara-cara memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekelilingnya menjadi alat praktik yang bisa dimanfaatkan anak didiknya untuk belajar.
“Ide itu lahir dari keinginan untuk berinovasi. Jadi kalau kita memang ingin menciptakan hal-hal baru dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, kita juga harus lebih banyak belajar dan tentu saja dengan memahami IT,” kata Herwin.
Atas kreativitas yang dimilikinya, sejak tahun 2013, alumni Universitas Negeri Surabaya ini sudah mendapat berbagai undangan mengikuti kegiatan, seminar serta lokakarya. Tak hanya skala lokal dan nasional, ayah Muhammad Afif Al Jazari Hamid dan Aisyah Almahyra Hamid ini juga sudah merambah hingga level internasional.
Dimulai dari Customised Course for Indonesian Secondary Science Teacher:
“21st Century Skils in Secondary Science: Enhancing Higher Order Thinking Skills and Integrated Values Education pada Oktober 2013, Educational Toy Workshop, International Conference Of Science and Mathematic Education, Cradle International Confrence, Seminar Pembelajaran di Era Digital, dan masih banyak lagi seminar nasional dan internasional yang diikutinya.
Dari seabrek pengalaman dan wawasan yang dimilikinya, Herwin juga kerap diundang menjadi pembicara maupun fasilitator dalam berbagai kegiatan. Lagi-lagi tak hanya berkutat di tingkatan lokal, guru muda yang hobi ngeband ini juga piawai membawakan materi seminar dalam even-even nasional hingga di forum internasional.
Herwin yang sudah 11 tahun menjalani profesi sebagai guru, tak hanya tertarik membagi ilmu dan pengalamannya kepada siswa, maupun rekannya sesama pendidik. Namun ia juga berupaya membuktikan diri, tertantang mempertanggung jawabkan pengetahuan yang ia peroleh melalui kompetisi dan lomba. Berhasil, dalam dua tahun berturut-turut, ia mampu menoreh prestasi gemilang bagi bangsa Indonesia yakni Princess Maha Chakri Award Tahun 2015, yang dihelat Kerajaan Thailand dan Nomenee of The Best Science Teacher In Southeast Asia, yang dilaksanakan oleh Seameilo Qitep For Science pada tahun 2016.
Sementara di level nasional, Herwin sudah mendulang berbagai penghargaan bergengsi bagi tenaga pendidik, diantaranya Juara 1 Lomba Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif Tahun 2012, Juara 1 Lomba Pembuatan Bahan Ajar Mobile Learning kategori umum tahun 2013, Juara 1 Lomba Pembuatan Bahan Ajar Mobile Learning kategori guru tahun 2014, Juara 1 Lomba Kreativitas Guru tahun 2014, Pemenang Karya Simposium Guru Nasional Tahun 2015, Juara 1 Simposium GTK, dan menjadi salah satu dari 72 Ikon Prestasi Indonesia.
Selain itu, ia juga meraih berbagai apresiasi dan penghargaan Anugerah Kihajar tiga tahun berturut sejak 2012-2014.
“Dalam mengikuti setiap kegiatan, saya selalu niatkan yang terbaik. Setidaknya, ilmu yang saya miliki, tidak hanya memperkaya wawasan saya pribadi, namun juga bermanfaat untuk orang banyak,” kata Herwin.
Sebagai anak yang patuh terhadap nasehat orang tua, Herwin selalu mengingat pesan sang ibu agar tak pernah patah semangat saat gagal, dan selalu mendekatkan diri kepada sang maha pencipta.
“Pesan itu selalu saya ingat, dan menjadi cambuk bagi saya untuk terus menebar ilmu dan kebaikan dimanapun dan kapanpun,” kata Herwin.
Penulis: Sarfiayanti