Kendari – Baru terhitung dua hari sejak launching, kavlingan syariah Lingkar Kampus yang berlokasi di dekat kampus Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) tepatnya di jalur dua Konda-Bandara, Desa Lamomea, Konda, Konawe Selatan, banjir peminat.
Hingga Ahad sore, 30 November 2024, calon-calon pembeli terus berdatangan mengecek lokasi kavlingan Lingkar Kampus yang berukuran 10 x 17 meter tersebut. Bahkan, ada beberapa user yang langsung akad mengambil harga promo yang berlaku. Sementara itu, beberapa user lainnya membooking titik kavlingan sesuai pilihan masing-masing.
Sejumlah pemburu atau peminat tanah kavling Lingkar Kampus mengungkapkan bahwa harga yang ditawarkan cukup murah. “Harganya murah. Terjangkau untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Apalagi kalau legalitasnya aman,” kata Tamrin, salah seorang peminat tanah kavling, saat ditemui di lokasi, Ahad, 30 November 2024.
Selain harganya terjangkau dan murah, kata pria kelahiran Waaleale Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara ini, lokasinya dekat dengan kampus baru Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), juga tidak jauh dari tempat rekreasi Pemancingan Wowanggu.
Oleh karena itu, saat survei lokasi, Tamrin langsung membooking satu kavling untuk investasi masa depan nanti. “Saya liat ini, prospeknya bagus kedepan, karena salah satu ciri-ciri daerah berkembang adalah adanya infrastruktur pendidikan. Sudah terbangun gedung Fakultas Kedokteran, jalan jalur dua sudah diaspal menuju bandara,” katanya.
CEO Petani Milenial Group sebagai pengelola Kavlingan Lingkar Kampus, Saharuddin, mengungkapkan, pihaknya membuka lahan kavlingan Lingkar Kampus sebagai jawaban atas tingginya minat masyarakat untuk memiliki lahan di sekitar kampus Fakultas Kedokteran UMK.
“Projek ini adalah tahap kedua untuk di daerah sekitar kampus ini. Projek pertama hanya dalam jangka waktu empat hari langsung habis. Itu pun masih ada yang tanya-tanya lagi. Tapi sudah habis, kita mau apa,” kata Mister Saha -sapaan akrab Saharuddin.
Makanya, Mister Saha yang juga pemilik Kampung Inggris Kendari (KIK), melihat antusias masyarakat begitu besar maka pihaknya kembali membuka lahan baru yang masih masuk dalam area lingkar kampus, dengan harga terjangkau bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yaitu harga cash Rp27 juta dan harga cash lunak Rp30 juta dibayar 3 kali selama 3 bulan. Ukuran 10 x 17. Lebar jalan kompleks 8 meter.
“Legalitasnya aman. Ada sertifikat hak milik. Kita sudah validasi. Itu orang dari BPN sedang mengukur,” kata Mister sambil menunjuk ke arah seseorang yang sedang melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur Theodolite.
Saat ditanyakan mengenai jarak antara lokasi kavlingan dengan kampus Fakultas Kedokteran UMK, Mister menyebutkan bahwa jarak dengan kampus Fakultas Kedokteran sekitar 800 meter. Sedangkan dengan lokasi kampus UIN (dahulu IAIN) sekitar 1.400 meter. “Sekarang mungkin terasa jauh, tapi coba liat nanti dua atau tiga tahun kedepan, kalau sudah mulai digunakan itu gedung Fakultas Kedokteran, yakin saja bakal ramai nanti di sini,” ujar Mister.
Lantas bagaimana dengan sertifikat, apakah harga sudah termasuk sertifikat pemecahan dan balik nama?, Mister Saha mengatakan, harga kavlingan belum termasuk biaya pengurusan pemecahan sertifikat dan balik nama.
“Kita fasilitasi dalam pengurusan AJB, sertifikat pemecahan dan balik nama melalui notaris. Biayanya ditanggung pembeli, dan bayarnya langsung sama notaris, tidak sama kita. Kecuali harga tanah, bayarnya sama kita (Petani Milenial Group). Kita buatkan kuitansi dan akad jual belinya, tandatangan dua belah pihak antara pembeli dan pihak Petani Milenial sebagai penjual, di atas kertas bermaterai,” terang Mister.
Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Sulawesi Tenggara ini lebih lanjut menjelaskan bahwa, kavlingan Lingkar Kampus yang merupakan projek kedelapan yang dikelola oleh komunitas Petani Milenial Group ini dengan konsep untuk hunian, dilengkapi dengan kolam pemancingan dan taman-taman.
“Bisa juga kita tanamkan dan kita rawatkan tanaman buah, tapi itu ada akad baru. Tergantung dari pembeli. Seperti di Agrowisata California kita tanamkan pepaya. Begitu,” tutup Misteri Saha. (**)