panjikendari.com – Rumor permintaan sejumlah uang dengan iming-iming akan diluluskan pada tes CPNS merebak saat seleksi CPNS di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sejumlah peserta tes dikabarkan dimintai uang antara Rp 100 juta hingga Rp 150 juta oleh oknum tertentu jika ingin lulus tes CPNS. Informasi permintaan sejumlah uang ini mencuat di kalangan tertentu.
Kepada panjikendari.com, salah seorang pejabat di lingkup pemerintah Kabupaten Muna membocorkan bahwa ada beberapa peserta tes yang grasah-grusuh mencari pinjam uang untuk memenuhi permintaan oknum dengan jaminan kelulusan.
Sumber tersebut mengaku dihubungi oleh keluarga maupun peserta tes yang dimintai uang. “Coba pastikan dulu tentang pak S (inisial), saya dapat info dia minta uang 100 juta untuk jaminkan lolos tes CPNS, itu orang TLP saya pinjam uang karena belum cukup uangnya mereka. Ini berbahaya gerakan seperti ini,” begitu pesan sumber, meneruskan pesan orang lain.
“Ada anggotaku tlp saya minta tolong agar dipinjamkan uang 30 juta karena uangnya mereka tdk cukup, saya tanya untuk apa uang itu? Katanya pak S (diinisialkan) minta uang 100 juta dengan jaminan akan diloloskan jd PNS , makanya saya bingung ini perintah atau kreatifitasnya pak S untuk kasih rusak pak bupati? Klau kabupaten lain yg ikut Pilkada kampanyenya tes PNS gratis intaidimu (kita, red) masuk PNS harus membayar, baru Khan anehnya kok bisa komputer bisa di lobi ya?” begitu bunyi pesan selanjutnya.
Menurut sumber tadi, permintaan uang ini hampir dipastikan benar adanya hanya sulit untuk dibuktikan. Ada salah seorang oknum berinisial M, kata dia, yang diduga bertindak sebagai peluncur mencari sasaran.
“Transaksinya dilakukan paling lambat sehari sebelum yang bersangkutan ikut tes. Setelah transaksi, peserta dibekali cara kerja yang harus dilakukan supaya lulus passing grade,” ungkapnya.
Jadi, kata dia, seperti informasi yang diperoleh media ini dari sumber lain bahwa peserta yang membayar tidak lagi mengerjakan soal ketika berhadapan dengan layar komputer, namun sudah ada semacam “hacker” yang menjawab soal dari jarak jauh.
Selain sumber yang merupakan pejabat di Pemda Muna tadi, jurnalis media ini juga mendapatkan informasi bahwa ada peserta yang dimintai uang namun tidak menyanggupi untuk membayar.
Meskipun peserta tersebut tidak membayar, akan tetapi hasil tesnya murni lulus passing grade. Hanya saja, peserta yang tidak membayar tersebut sempat menyaksikan peserta lain yang kelihatannya atau diduga tidak bekerja namun layar komputernya aktif menjawab.
“Sudah begitu mi itu caranya,” timpal pejabat Pemda Muna tadi menanggapi informasi yang diperoleh jurnalis media ini dari sumber lain.
Beberapa peserta lain mengaku mendengar adanya rumor permintaan sejumlah uang tersebut. “Banyak yang cerita begitu,” kata peserta lain yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Namun demikian, kata dia, banyak peserta yang lulus passing grade karena murni hasil kerja sendiri tanpa membayar, termasuk dirinya. “Alhamdulillah, saya lulus. Tinggal tunggu tahapan selanjutnya,” katanya.
Soal dugaan permintaan uang tersebut, ada juga peserta yang tidak mendengar rumor tersebut. “Saya tidak dengar yang begitu-begitu (bayar-membayar, red). Mungkin isu-isu saja,” pikirnya sambil mengaku dirinya juga lulus passing grade tanpa bayaran.
Dikonfirmasi mengenai rumor permintaan sejumlah uang dalam tes CPNS di Muna, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Muna, Sukarman Loke, mengatakan, penerimaan CPNSD diakukan dengan sistem online (CAT).
“Jadi tidak mungkin bisa ada bantu-membatu, dan kabupaten hanya fasilitator, BKN regulatornya. Bila ada masyarakat diiming-imingi untuk diluluskan dengan imbalan tertentu maka itu pembohongan,” singkat Sukarman melalui pesan WhatsApp-nya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Penerimaan, Pemberhentian, dan Informasi BKPSDM Muna, Andi Mappitumba, menyampaikan bahwa seleksi CPNS yang digelar secara mandiri di Muna, mulai tanggal 13 hingga 21 Februari, Pemda Muna hanya menyediakan fasilitas sarana prasarana.
“Kita hanya sebagai fasilitator, regulatornya adalah Menpan dan BKN,” kata Andi Mappitumba saat ditemui di sela-sela hari pertama tes CPNS.
Untuk Muna sendiri, kata dia, pendaftar seleksi CPNS mencapai 4.118 orang memperebutkan 236 kuota.
Menyinggung rumor permintaan sejumlah uang kepada para peserta tes, Andi Mappitumba enggan berkomentar lebih jauh. Hanya memang, ia mengaku mendengar adanya isu tersebut.
Kendati demikian, Andi mengaku bingung dengan adanya informasi tersebut. Pasalnya, tidak ada celah bagi siapa pun untuk bermain dalam seleksi CPNS ini karena dilaksanakan secara online dengan pengawasan yang super ketat.
“Ada inspektorat yang mengawasi, termasuk ada dari BKN (Regional IV Makassar),” sebutnya.
Sebagai fasilitator, kata Andi, Pemda Muna melalui BKPSDM hanya membantu proses registrasi yang dilakukan secara komputerisasi, lalu tahap isolasi, dan mengantar peserta sampai di depan pintu masuk ruang tes CAT. “Setelah itu BKN yang ambil alih,” katanya. (tim)