Panjikendari. com- Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) Sulawesi Tenggara terus meningkatkan eksistensinya. Demi mengembangkan diri, lembaga tersebut siap untuk melaksanakan sejumlah program sesuai visi misi yang telah ditetapkan. Hal itu terungkap dalam musyawarah Komisariat Hiski Sultra yang dihelat pada Senin, 9 Januari 2021
Kegiatan tersebut dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom dalam rangka memasuki masa akhir kepengurusan Hiski Periode 2016-2020. Ketua panitia, Rasiah, mengatakan, musyawarah yang akan berlangsung selama dua hari ini diselenggarakan dengan beberapa agenda. Agenda hari pertama yakni pembahasan agenda acara, pembahasan tata tertib, laporan dan pembahasan pertanggungjawaban pengurus.
“Proses pembukaan musyawarah berlangsung khidmat. Adapun agenda pembukaan yang dilaksanakan adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa, laporan ketua panitia, sambutan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, dan sambutan Ketua Hiski Pusat sekaligus membuka acara musyawarah komisariat Sultra yang diwakili oleh Sekjen Hiski Pusat, Muslimin, ” terang Rasiah.
Kepala Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara, Herawati, ketika memberi sambutan mengatakan, pihaknya siap bermitra dengan kepengurusan Hiski Sultra yang baru. Ia menjelaskan, Hiski senantiasa menggairahkan para sarjana kesusastraan untuk terus berkarya dan melestarikan kekayaan sastra. Ia berharap agar eksistensi Hiski di Sultra dapat dipertahankan, termasuk kualitas karya para anggotanya yang memiliki potensi luar biasa.
“Kesusastraan dengan segala aspeknya mempunyai fungsi dan peran penting dalam pengembangan manusia yang bermartabat, yang berwawasan kebudayaan, dan berkemampuan menghidupi nilai-nilai kemanusiaan. Hiski juga dapat mengembangkan diri dengan cara membentuk komisariat baru,” kata Herawati.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal yang mewakili Ketua Hiski Pusat, Muslimin mengatakan, salah satu tantangan Hiski ke depan adalah bagaimana dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya sekelompok orang saja. Katanya, Hiski perlu mencontoh PGRI sebagai wadah guru yang dikenal di mana-mana. Salah satu kiat yang disampaikannya adalah rekrutmen anggota baru perlu digalakkan. Dijelaskannya bahwa sebenarnya anggota Hiski itu tidak hanya sarjana sastra Indonesia saja. Akan tetapi, bagi siapa saja yang sudah sarjana sastra, dapat bergabung dengan Hiski, yang penting memiliki perhatian pada sastra.
“Masyarakat yang memiliki kontribusi dan keinginan mengembangkan sastra dapat diajak untuk menjadi anggota dengan Hiski walaupun bukan sarjana. Sastra sebagai seni keindahan yang tidak dibatasi khusus bagi para sarjana, tetapi juga masyarakat secara umum, ” terangnya.
Meskipun demikian, lanjutnya, setiap orang yang ingin menjadi anggota Hiski memiliki mekanisme tersendiri, antara lain mendaftar menjadi anggota, membayar kontribusi tertentu, dan mendapatkan kartu anggota Hiski.
Ia juga mengingatkan agar ke depan Hiski harus bermitra. “Patut disyukuri karena Hiski sudah bermitra dengan kantor/balai bahasa se-Indonesia, termasuk Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Jakarta. Mitra lain adalah Direktorat Kebudayaan Kemendikbud serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di seluruh wilayah Indonesia, ” tambahnya.
Ketua Hiski Sultra Periode 2016-2020, Sumiman Udu mengatakan, bahwa Hiski Sultra dalam masa kepengurusannya telah menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain Seminar Nasional yang merupakan rangkaian dari pengukuhan pengurus Hiski. Ia juga menyampaikan bahwa perkumpulan pemikir kesusastraan itu sudah menerbitkan prosiding yang berisi makalah para narasumber seminar yang sudah dibagi ke berbagai pihak. Artinya, sudah ada jejak karya yang ditinggalkannya untuk kemudian menjadi landasan kerja bagi pengurus berikutnya.
Bedah buku dan diskusi sastra juga menjadi warna tersendiri dalam kepengurusan Hiski yang dipimpinnya. Ia juga menjelaskan bahwa Hiski Sultra telah bermitra dengan para pihak, misalnya Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara dan Universitas Halu Oleo.
“Saya mendukung sepenuhnya dikembangkannya Hiski dengan cara membentuk komisariat di instansi tertentu. Saya juga berharap, ke depan, Hiski terus melahirkan gagasan baru agar membawa sastra lebih dekat ke masyarakat, misalnya menjadikan sastra sebagai salah satu wahana ekonomi kreatif, ” harapnya.
Jalannya musyawarah komsariat Hiski Sultra cukup dinamis. Berbagai pertanyaan disampaikan peserta dan dijawab kembali oleh Ketua Hiski Sultra, Sekjen Hiski Pusat, maupun sesama pengurus. Ini merupakan tanda bahwa musyawarah sebagai pilar demokrasi, dijalankan dengan baik dalam lembaga yang memiliki slogan “Salam Hiski Jaya Berkarya, Salam Sastra Indah Bermakna,” ini.
Pada hari Minggu, 10 Januari 2021 adalah hari kedua kegiatan. Masih ada agenda yang akan dilaksanakan yakni pembahasan garis besar program kerja, pencalonan ketua dan pernyataan kesediaan kandidat, pemilihan ketua dan pengurus Hiaki Sultra, dan pengesahan ketua/pengurus inti. (fya)