panjikendari.com – Potensi penyebaran virus Corona menghantui negeri kita, tak terkecuali Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya, di Sultra berdiri smelter tambang. Tidak sedikit tenaga kerja asal China bekerja di sana. Sultra juga menjadi gerbang keluar masuknya pekerja-pekerja tambang dari China, baik yang bekerja di Sultra maupun di sekitarnya.
Oleh karena itu, bukan hal mustahil Sultra dapat menjadi daerah sebaran virus Corona. Bukan untuk menakut-nakuti, namun alangkah baiknya kita semua, terutama pemerintah mengantisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sehubungan dengan adanya informasi penyebaran virus Corona ini, permintaan masker di Kota Kendari cukup meningkat. Masyarakat memilih berjaga-jaga dengan memakai masker.
Hasil telusuran panjikendari.com di beberapa apotek di Kota Kendari, penjualan masker dalam beberapa hari terakhir ini laris manis.
Di Apotek Desi Farma Anduonohu misalnya, penjualan masker lebih tinggi dari hari-hari biasanya. “Biasanya sampai dua dus per hari. Tapi kemarin sampai lima dus,” ujar petugas Apotek Desi Farma, Cris.
Cris mengakui, peningkatan penjualan masker akibat berkembangnya informasi tentang bahaya virus Corona. Apalagi kata dia setelah beredarnya pesan berantai bahwa ada pasien yang dirawat di RS Bahteramas.
Meskipun pada akhirnya dibantah oleh pihak RS Bahteramas namun masyarakat tetap saja waspada akan bahaya virus tersebut.
Pantauan jurnalis media ini, sejumlah warga Kota Kendari tampak mengenakan masker saat berkendara. Bukan hanya itu, beberapa pegawai di instansi tertentu terlihat memakai masker.
Selain di Apotek Desi Farma, di Apotek Kimia Farma Bulog, juga terjadi permintaan masker tidak seperti biasanya. Bahkan, di apotek samping gedung DPRD Sultra ini menerima pesanan langsung dari perusahaan tambang di Morosi.
“Barusan saja ada orang tambang dari Morosi datang pesan masker. Dia pesan 500 lembar, tapi masker yang tebal, yang warnah putih, harga Rp 25 ribu per lembar,” kata Indra, petugas apotek.
Menurut Indra, untuk memenuhi permintaan 500 lembar tersebut, pihaknya harus memesan terlebih dahulu dari Makassar karena stok di Kendari sedang kosong.
Indra mengakui, 500 lembar pesanan masker tersebut akan dipakai pekerja tambang di Morosi sebagai bentuk perhatian perusahaan dalam melindungi karyawannya dari ancaman penyakit, termasuk salah satunya virus Corona yang saat ini sedang heboh.
Selain ada pesanan dari tambang, Indra juga mengaku ada masyarakat biasa yang membeli masker namun jumlahnya tidak signifikan. (jie)