Panjikendari.com – Pandemi Covid-19 membuat game online menjadi salah satu kegiatan favorit selama di rumah saja untuk memutus rantai penularan virus yang belum ada obatnya itu. Di sini lain, game online memiliki nilai positif walau dampak negatifnya adalah kecanduan yang tidak bisa dihindari.
Di Indonesia, data yang dipaparkan InMobi menunjukkan adanya peningkatan jumlah gamers yang cukup signifikan selama pandemi ini. Peningkatan gamer tercatat dimulai pada April 2020. Dalam survei tersebut, mereka melihat adanya peningkatan gamer mobile lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan Januari 2020.
Dalam data tersebut terungkap jika 46 persen gamer yang ada saat ini merupakan gamer baru di platform mobile. Alasan mereka mulai bermain gim mobile adalah untuk hiburan selama masa pandemi ini. Selain itu, 80 persen gamer Indonesia bermain sekali hingga beberapa kali sehari, dengan lebih dari setengah responden memiliki tujuh atau lebih gim yang diinstal.
Secara global, data yang dipaparkan State of Online Gaming berdasarkan survei terhadap 4.000 responden dari delapan negara menyebut jika rata-rata waktu yang dihabiskan oleh para gamer dalam bermain game adalah delapan jam 27 menit setiap minggunya. Angka ini meningkat 14 persen dibanding 2020.
Bahkan Limelight Network menemukan sekitar 44 persen gamers menghabiskan waktu tujuh jam per minggu, sedangkan 25 persen mengaku bermain game selama 12 jam per minggu.
Jika di-breakdown kembali, ada sebagian gamers yang memilih untuk tidak mau berhenti bermain game, kecuali dilanda lapar dan haus barulah mereka berhenti. Kondisi ini disebut WebMD sudah masuk dalam kategori kecanduan.
Setidaknya ada beberapa kriteria yang bisa dinilai untuk menentukan apakah seseorang kecanduan bermain game atau tidak, selain mampu bermain selama berjam-jam setiap hari.
Kriteria itu di antaranya adalah selalu memikirkan game setiap waktu, merasa bete jika tidak bisa bemain game, makin lama bermain game maka semakin merasa senang, tidak bisa menghentikan aktivitas bermain game, sampai memiliki sifat suka berbohong terutama saat ditanya ‘sudah berapa lama bermain game?’.
WebMD menyebut, jika sudah sampai dalam tahap semua kriteria tersebut muncul dalam diri seorang gamers, itu merupakan sinyal bagi orang tua atau orang terdekat untuk langsung berkonsultasi dengan pihak medis.
Menurut laman WebMD.com, yang dikutip melalui Uzone, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan ‘gaming disorder‘ ke dalam buku referensi medis yang ditulis pada 2018 bertajuk International Classification of Diseases. Namun beberapa komunitas medis lainnya, seperti Asosiasi Psikiatri Amerika tidak memasukkan kecanduan game dalam kategori penyakit.
Oleh karena itu, untuk mencegah kecanduan game, kita bisa memulai dengan menerapkan peraturan dan disiplin. Beberapa di antaranya adalah:
- Buatlah batasan waktu untuk bermain game. Itu harus dilakukan dengan tegas tanpa memberikan kelonggaran sedikit pun.
- Jika perlu, ikutlah bermain bersama sampai batas waktu yang ditentukan telah habis.
- Atur waktu kapan saatnya bisa bermain game. Siang hari, sore hari, atau pagi hari.
- Hindari bermain game di saat akan tidur untuk memberikan waktu istirahat pada tubuh dan mata tentunya.
- Jangan biarkan ada gadget di atas tempat tidur sehingga tak ada yang mencuri waktu bermain game di malam hari.
- Lakukan aktivitas pengganti bermain game. Misalnya olahraga. Olahraga juga akan mengikis resiko kesehatan yang ditimbulkan karena terlalu banyak duduk bermain game.
- Pilihlah game yang sesuai dengan rating untuk anak. Salah satunya bisa dilihat di platform game cloud,
Game berbasis cloud, seperti yang ada di GameQoo, banyak memberikan manfaat bagi pelanggan maupun perusahaan. Produsen game terbesar macam Nintendo, Microsoft dan Sony berlomba menyediakan konten yang menyenangkan dengan dukungan teknologi.
Platform cloud gaming membuat gamers tak perlu membawa konsol. Pengguna pun mendapat akses cepat ke beberapa game melalui laptop, ponsel pintar, desktop dan TV tanpa perlu mengunduh dan menginstal game pada device.
Cloud gaming juga memberi para gamer kesempatan untuk dapat memainkan beberapa jenis game dalam satu platform tanpa harus membeli lisensi game satu per satu. Sehingga gamer bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. (**)
Sumber: uzone.id