Panjikendari.com – Nelayan di Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, mengeluh. Kegiatan utama mereka menangkap ikan di laut tidak berjalan mulus sepeti biasanya.
Pasalnya, daerah fishing ground ikan kini terbatas. Hal itu disebabkan adanya kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Daerah spawning dan nursery belum tertata dan dikelola dengan baik, sehingga ketersediaan stok ikan di habitatnya belum mencukupi kebutuhan nelayan dan pelaku usaha perikanan tradisional.
Peduli akan hal itu, dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat internal (PKM-I) mengembangkan rumpon ramah lingkungan.
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan fungsi rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan, memikat cumi dan kepiting rajungan untuk berkumpul di area rumpon.
“Kegiatan PKM ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produksi pangan ikan di masa pandemi Covid-19 di Desa Wawatu,” Ketua Tim PKM-I, La Ode Abdul Rajab Nadia, Selasa 24 November 2020.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan pelatihan partisipatif pada mitra dan aplikasi teknologi di lokasi demplot.
Pelaksanaan kegiatan PKM rumpon ramah lingkungan berbasis masyarakat telah dilaksanakan sesuai perencanaan awal kegiatan. Kegiatan ini telah mengintroduksikan teknologi rumpon ramah lingkungan ke mitra, mencakup rumpon cumi dan rumpon rajungan. “Jumlah rumpon yang telah dihasilkan adalah dua unit rumpon cumi dan dua unit rumpon rajungan,” sebutnya.
Ia menjelaskan, tahapan pelaksanaan teknis kegiatan terdiri atas 5 tahap, yaitu sosialisasi program, pelatihan penguatan kapasitas masyarakat dan bimbingan teknis pembuatan rumpon, pelaksanaan pembuatan rumpon, pelaksanaan pemasangan rumpon di perairan.
“Dalam pelaksanaan PKM ini, masyarakat langsung dapat mengadopsi teknologi karena adanya pemahaman teknologi yang diperoleh melalui kegiatan pelatihan partisipatif dan demplot teknologi yang melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung. Pembuatan dan pemasangan rumpon ramah lingkungan dapat terealisasi sesuai dengan perencanaan, ” tambah Abdul Rajab.
PKM ini, lanjut Rajab, telah mampu meningkatkan sumber daya manusia dan aspek teknis operasional teknologi. Dengan pelatihan tersebut, mitra PKM mempunyai pengetahuan untuk mengoperasikan dan mengelola rumpon untuk peningkatan produksi pangan ikan. (fya)