Kendari – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriyah diperingati sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Banyak umat muslim yang memperingatinya sebagai wujud rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW, salah satunya keluarga besar Pondok Pesantren Al Ihsan Baron Kendari.
Pihak Ponpes Al Ihsan Baron Kendari mengadakan kegiatan Maulid Nabi pada Ahad 13 Oktober 2024, di Masjid lingkungan pondok pesantren. Kegiatan ini sengaja agak mulur, yakni, dilaksanakan pada tanggal 10 Rabiul Akhir karena dirangkaikan dengan agenda bulanan penjengukkan santri oleh wali santri.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini bertajuk “Bersama Menyiapkan Generasi Terbaik, Menuju Perubahan Hakiki” diikuti sejumlah orangtua santri, pengasuh/pembina, ustadz dan ustadzah, serta para santri Ponpes Al Ihsan Baron Kendari. Dimeriahkan dengan shalawatan atas Baginda Nabi yang diiringi oleh kesenian Badroh.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Ihsan Baron Kendari, KH Amrin Amrullah, saat membawakan hikmah Maulid Nabi, menyampaikan terimakasih kepada para wali santri serta kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan donasi sehingga pondok pesantren Al Ihsan Baron Kendari masih terus eksis dalam membina, membimbing, serta mempersiapkan generasi terbaik.
“Sebagaimana tema yang tertulis di backdrop, yang disiapkan oleh panitia; Bersama Menyiapkan Generasi Terbaik, Menuju Perubahan Hakiki.”
“Kenapa kami mengambil tema ini? Mungkin bapak ibu sudah mendengar dan sudah mengetahui tentang informasi, bagaimana kondisi generasi kita saat ini, khususnya usia remaja atau generasi usia SMP. Berdasarkan data yang ada, angka kriminal remaja atau anak usia SMP tahun 2023 mencapai 2000 lebih,” sebut Amrin Amrullah.
Yang terbaru, lanjut dia, ada kasus kriminal yang dilakukan sekelompok anak SMP laki-laki terlibat tindakan asusila kepada lawan jenis seusia mereka, bahkan sampai menghilangkan nyawanya. “Nauzubillah. Belum lagi adanya kejadian-kejadian viral di media sosial yang melibatkan anak-anak remaja. Sungguh memilukan,” ujarnya.
Tentunya, kata dia, hal ini sangat mengkhawatirkan. Amrin Amrullah mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi generasi kita kedepan jika hal-hal seperti ini terus dibiarkan.
Oleh karena itu, Amrin Amrullah mengajak untuk merefleksi apa yang pernah dikatakan perkataan Imam Malik Rahimahullah dalam sebuah kitabnya, “Laa yushlihu aakhira haadzihil ummati illaa maa ashluha awwaluhaa. Tidak akan bisa memperbaiki generasi terakhir ummat ini kecuali apa yang diperbaiki pada generasi awalnya.”
“Dari perkataan Imam Malik ini tersirat bahwa generasi terakhir ummat ini akan rusak kalau kemudian kita biarkan begitu saja. Dan, itu mulai kelihatan, mulai nampak di depan mata kita. Bukan hanya kondisi generasi kita, bahkan juga termasuk tatanan kehidupan kita,” terang Amrin Amrullah panjang lebar.
Oleh karena itu melalui momentum Maulid Nabi Muhammad Saw, pesan Amrin Amrullah, kita harus melakukan muhasabah diri, jangan sampai kemudian peringatan Maulid Nabi yang silih berganti dilakukan hanya sekadar seremoni belaka.
“Tidak memberikan bekas. Tidak ngefek terhadap junjungan kita. Olehnya itu, momentum ini harus menjadi semangat kita bersama dalam mempersiapkan generasi terbaik menuju perubahan hakiki,” harapnya.
Ia mengatakan, Pondok Pesantren Al Ihsan Baron Kendari memiliki misi tidak hanya melahirkan generasi penghafal Al-Qur’an, tidak hanya menghasilkan generasi pemenang dalam setiap lomba, tidak hanya menciptakan generasi ulama, melainkan juga melahirkan generasi yang bisa mengetahui dan memahami bagaimana rusaknya kehidupan di luar sana sehingga mereka bisa memperbaiki.
“Memperbaikinya dengan apa? Memperbaikinya dengan Islam. Jadi, pembinaan kita di sini terhadap mereka adalah pembinaan khusus agar paham bahwa kerusakan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini akibat jauh dari Islam,” katanya.
Makanya, Amrin Amrullah mengharapkan kerjasama antara para wali santri dengan pengurus pondok pesantren agar apa yang diharapkan bisa terwujud. “Kita harus bekerja sama mewujudkan itu. Kerjasama yang betul-betul nyata agar anak-anak kita tetap istiqamah dan terus mendapatkan khasanah ilmu yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bisa merusak aqidah Islam.”
“Sehingga nanti ketika mereka tiba waktunya meninggalkan pondok ini, mereka punya bekal. Bekal yang paling penting kita harapkan adalah mereka betul-betul memiliki yang namanya syakhsiyah Islamiyah. Kepribadian Islam. Semua pola pikirnya, pola sikapnya, distandarkan dengan Islam tidak mencampur-adukkan. Kita harus menguatkan aqidahnya bahwa Islam itu Rahmatan Lil ‘Aalamin,” kata Amrin Amrullah. (**)