Oleh: Muh. Fajar Hasan
Ketua Harian Jaringan Indonesia (JARI) Sulawesi Tenggara
Terompet pergantian tahun tak terasa akan menyemarak sebentar lagi. Tahun 2020 akan menjadi lampau, 2021 akan menjemput. Setahun ini Pandemi Covid-19 telah melesukan semuanya, membawa turbulensi perekonomian. Seperti diprediksi sebelumnya oleh Bank Indonesia perwakilan Sultra, ekonomi tumbuh melambat yakni berada pada kisaran 3,9-4,3%.
Pada dasarnya, terdapat dua komponen yang dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi di suatu teritori. Kedua komponen tersebut adalah Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Nasional Bruto atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 mencapai Rp3.687,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun.
Sedangkan perekonomian Sulawesi Tenggara triwulan II-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 31,55 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 22,73 triliun.
Struktur PDRB Sulawesi Tenggara menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2020 tidak menunjukkan perubahan. Struktur PDRB Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (25,02 persen), Pertambangan dan Penggalian (20,36 persen), Konstruksi (12,89 persen), dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (12,48 persen). Lapangan usaha lainnya, masing-masing memiliki kontribusi kurang dari 10 persen.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020, komponen ekspor barang dan jasa merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 3,01 persen.
Pertumbuhan pada komponen ekspor barang dan jasa seiring dengan peningkatan nilai ekspor besi dan baja (fero nikel) yang mempunyai sumbangsih terbesar dalam ekspor di Sulawesi Tenggara yang naik sebesar 18,39 persen. Untuk sumber pertumbuhan tertinggi kedua yaitu komponen impor barang dan jasa sebesar 1,62 persen.
Dominasi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (25,02 persen) pada struktur PDRB Sulawesi Tenggara menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2020 setidaknya menunjukan peluang tersebut harus dimaksimalkan.
Sultra adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kakao/coklat, jambu mete, penangkapan ikan tuna/cakalang, industri kayu olahan dan masih banyak lagi.
Ada gejala yang baik diperlihatkan oleh komponen Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (25,02 persen), Pertambangan dan Penggalian (20,36 persen). Keduanya menjadi tameng sekaligus pembangun dalam pertumbuhan ekonomi di Sultra.
Melihat kondisi demikian, kedepannya, dapat diprediksi faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sultra, di antaranya kinerja industri pengolahan yang diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh kapasitas produksi smelter dan industri olahan logam yang masih cukup tinggi.
Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah potensi pertanian dan perikanan yang tinggi. Hal ini adalah menjawab kebutuhan pasar dunia untuk mengantisipasi ancaman kelangkaan pangan sebagaimana perkiraan Food and Argiculture Organization (FAO).
Jika dilihat dari kedua jenis komponen tersebut, setidaknya terdapat kolaborasi yang baik antara sumber daya yang sustainable dan tidak. Sektor Pertambangan dan Penggalian memang tidak sustainable, namun mengingat cadangan sumber daya kita masih sangat tinggi, hendaknya terus dimaksimalkan. Sultra merupakan sentral industri nikel yang saat ini disorot bukan hanya di asia, bahkan dunia. Terbukti Pandemi Covid-19 tidak begitu menggoyahkan komponen ini.
Sebagai sumber daya yang sustainable, komponen Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Sultra adalah peluang besar. Pangsa pasar semakin terbuka dengan serangkaian kebijakan pemerintah yang sangat mendukung iklim ekonomi. Peluang terbesar Sultra hari ini adalah bagaimana menjawab kebutuhan pangan dunia melalui komponen Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Prediksi FAO terhadap ketahanan dunia adalah ancaman bagi teritori lain, namun menjadi peluang besar bagi Sultra, sebagai sentra pertanian yang kompleks.
Menapak optimisme ini menumbuhkan kerjasama antara seluruh pihak. Hari ini Sultra bisa memainkan peran yang baik dikancah perekonomian domestik. Tak menutup kemungkinan, jika memaksimalkan kedua komponen diatas yakni komponen Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, serta komponen Pertambangan dan Penggalian, maka bukan tidak mungkin, optimisme kita akan terwujudkan. Kita harus buktikan itu di tahun 2021. (**)